Maaf Terakhir

69 4 0
                                    

Maaf.
~Saka

~●~


Karena udah bosan nonton youtube akhirnya gue iseng-iseng nulis nama gue di pencarian google.

Hehehe

Ketika tombol pencarian gue pencet, di sana langsung muncul informasi-informasi tentang gue. Bahkan, foto gue juga banyak beredar di google.

Perasaan, gue nggak pernah posting-posting foto di medsos. Terus, mereka dapat foto gue darimana?!!

Ngeri!

Pas gue lagi baca-baca artikel-artikel di kolom berita tentang gue, tiba-tiba gue nggak sengaja ngeliat artikel yang ada foto Guba.

Kok Guba juga masuk google?

Karena penasaran akhirnya gue buka artikelnya. Disana tertulis kalau Guba selalu di hujat oleh netizen-netizen karena ada rumor yang menyebut bahwa gue dan Guba pacaran.

Fitnah dajjal!

GUE SAMA GUBA NGGAK PACARAN WOI!!

Dan ternyata artikel lain tentang gue semuanya berkaitan dengan Guba.

Sebentar, mereka dapat info nggak bener kalau gue dan Guba pacaran, darimana?!

Gue nyari-nyari artikel lain sampai akhirnya gue dapat jawabannya.

Guba di hujat habis-habisan oleh netizen semenjak fotonya dan gue yang lagi boncengan beredar di internet. Banyak orang yang menyebut Guba sama sekali nggak pantas bersanding dengan gue.

Jadi, mulai malam itu?

Malam di mana gue dan Guba kecelakaan dan sebelum kecelakaan terjadi ternyata ada orang yang udah diam-diam mengambil foto gue.

Jadi.. Guba benci sama gue karena masalah ini ?

Dia menganggap gue sebagai pembawa masalah.

Dia kena hujat karena berteman sama gue. Pantas saja dia nggak mau lagi berteman dengan gue.

Masalah ini sudah 1 tahun yang lalu tapi, sampai sekarang Guba juga masih menerima ujaran kebencian dari netizen-netizen sinting.

Kenapa gue baru tau sekarang?!

Kenapa gue selalu terlambat buat menyadari hal-hal yang kayak gini?!

Oke. Kalau kayak gini berarti gue harus minta tolong ke papah supaya menyingkirkan semua rumor-rumor nggak jelas ini.

Dan yang pasti, gue juga harus minta maaf ke Guba.

~●~

Sekarang udah jam setengah 9 malam dan gue lagi duduk di depan gerbang rumah, nungguin Guba pulang.

Gue nggak yakin sih Guba udah pulang atau belum tapi gue tetap disini, nungguin dia.

Tapi gue sedikit yakin kalau Guba belum pulang, soalnya tadi dia berangkat sekitaran jam setengah 8.

Setelah hampir 1 jam menunggu, akhirnya yang di tunggu datang juga. Dari jauh gue bisa lihat Guba lagi jalan ke arah gue eh- maksudnya arah rumahnya, tapikan rumahnya di depan rumah gue, berarti dia jalan ke arah gue dan ke arah rumahnya.

Gue langsung berdiri terus nyamperin Guba pas dia sudah dekat dari rumahnya.

"Guba!" Gue manggil dia.

Guba menoleh ke gue, dia kayak sedikit kaget pas gue manggil namanya.

"Kenapa nggak ngomong?" Gue langsung nanya.

Guba masih diem sambil masang muka bingung.

"Kenapa nggak ngomong kalau lo dihujat gara-gara gue?" Gue nanya sekali lagi.

Kali ini raut wajah Guba berubah, gue nggak tau itu raut wajah apa. Tapi, dia masih juga diam.

"Maaf. Gara-gara gue lo kena hujat."

Guba masih saja tetap diam.

"Tapi tenang aja, entar gue bakal minta papah gue buat nyingkirin semua berita-berita jelek tentang lo."

"Jadi, ayo berteman lagi!"

~●~

Lagi-lagi gue nangis sambil ngomong sendiri di depan gundukan tanah -rumah baru Sato- .

Ya. Tadi pas pulang sekolah gue mampir ke sini karena, semalam gue udah meyakinkan diri gue untuk minta maaf kesekian kalinya ke Sato. Gue harap kali ini dia bener-bener mau maafin gue dan ngelepasin gue dari semua rasa bersalah yang udah nyiksa gue.

Gue tau, Sato yang ngebuat rasa bersalah itu semakin menjadi-jadi. Sato marah ke gue, jadi dia ngasih gue rasa itu.

Semoga maaf kali ini, Sato beneran mau maafin gue dengan tulus dan mau ngelepas rasa itu dari gue.

"Sato." Gue manggil namanya

"Gue salah, Sat. Gue minta maaf sebesar-besarnya."

Air mata gue nggak bisa berhenti daritadi. Gue kelihatan lemah banget sekarang.

"Maafin gue Sat. Gue minta maaf."

"Setelah lulus, gue bakal pindah ke luar negeri. Maaf, gue nggak bisa nemuin lo untuk beberapa tahun ke depan."

"Sebenarnya gue nggak mau pergi tapi.. ya mau gimana lagi, ini keputusan Papah dan Mamah."

"Nggak usah lagi marah ke gue ya Sat. Gue bener-bener udah tersiksa sama rasa bersalah yang lo kasih buat gue."

"Sekali lagi gue minta maaf."

Jeda beberapa saat.

Satu tetes air jatuh ke pipi gue. Gue udah berhenti nangis kok, terus ini air apa?

Hujan kah?

Gue menengadah, menatap lagit yang berwana abu-abu.

Air yang jatuh semakin banyak dan juga deras, badan gue basah kuyup bersamaan dengan rasa bersalah yang perlahan luntur.

Rasa itu perlahan seperti melepaskan diri dari gue. Dia menghilang, tersapu dengan air hujan yang terus jatuh membasahi badan gue.

"Tenang Sat. Nggak usah nangis, gue nggak bakal ninggalin lo, gue pasti selalu disisi lo, gue pasti selalu ngirim doa buat lo. Jangan merasa kesepian kalau gue udah pindah. Disini masih ada Sidi dan Bintang,"

Sama sekali tidak ingin beranjak meski badan gue mulai menggigil kedinginan.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya! Selamat istirahat Sato!"

Setelah merapalkan doa untuk Sato, gue akhirnya beranjak dari sana dengan perasaan yang lebih ringan.

~●~
^^SAKA

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang