Jalan Panjang

58 10 0
                                    


Jangan khawatir.
Jalan mu masih panjang, jalan ku pun demikian.

~●~

Gue fikir gue bakalan mati malam itu, ternyata belum.

"Mah?" Gue manggil mamah yang duduk di samping ranjang sambil megang tangan gue.

Di sofa ada Papah sama Doni yang lagi duduk sambil ngeliat terus gue.

"Kenapa nak ?"

"Saka udah berapa hari di rumah sakit?" Gue nanya dengan suara serak

Jujur. Kepala gue masih sakit semenjak sadar.

"4 hari."

"4 hari? Bukannya Saka kecelakaan baru semalam?" Gue nanya lagi.

Mamah gue langsung nangis. Gue jadi bingung sendiri.

"Kenapa sih? Pah? Don? Mamah kenapa?" Gue memaksakan diri buat menoleh ke papah dan Doni tapi, mereka cuma diem.

Mamah mengusap air matanya.

"Kamu koma selama 3 hari." Katanya.

Koma?
3 hari? Apa luka gue separah itu ?


Tiba-tiba gue teringat sama Guba.

"Temen Saka, gimana?" Gue nanya lagi.

"Dia tidak apa-apa, lukanya tidak separah luka kamu."

Keadaan gue sekarang sangat buruk. Perban di kepala, luka di sekujur tubuh, plester di mana-mana dan tangan gue...

"Mah? Tangan Saka, patah?"

Mamah mengangguk pelan.

"Kepala kamu masih sakit?" Mamah nanya lagi.

"Iya, sakit."

"Sakit sekali?"

"Kayaknya saka kena geger otak." Gue ngomong

Duk.

Tiba-tiba polpen langsung kena muka gue.

"Jangan ngomong sembarangan, mati baru tau rasa lo." kata Doni

Gue menoleh lagi ke dia.

"Kayaknya gue yang duluan mati daripada lo Don." Gue ngomong ke dia

Doni mengangguk, "Iya, mati aja dengan tenang." kata dia

Gue menatap langit-langit ruangan yang putih bersih.

"Temen-temen Saka... mereka ke sini nggak?" Gue nanya.

"Iya, satu kelas kesini sama guru wali kelas kamu." kata Mamah

"Sidi sama Bintang juga datang?"

"Ada. Malahan mereka berdua datang pada malam saat kamu kecelakaan. Mereka berdua juga nginep bareng kita di rumah sakit, nungguin kamu sadar."

Gue senyum. Ternyata sidi nggak benci-benci amat ke gue, mungkin dia marah tapi dia masih perduli sama gue.

Pintu ruangan di buka, ternyata suster yang bawa makanan.

Mamah nerima nampan yang isinya makanan terus suster tadi senyum ke gue dan gue balas senyum.

Cantik susternya!

"Makan." kata Mamah sambil naruh meja di depan gue bersama dengan nampan yang isinya makanan.

Suster tadi sudah pergi.

"Suster-suster disini emang cantik-cantik ya mah?"

Mamah gue ketawa.

"Kenapa?" Mamah nanya.

Gue nyengir, "Nanya aja sih."

"Don?" Gue manggil Doni yang lagi main hp.

Dia menoleh "Apa?"

"Lo nggak mau?"

"Mau apa?"

"Suster-suster cantik."

"Nggak makasih."

Gue mengangguk.

"Mah? Doni pesen satu suster-suster cantiknya." Gue menoleh lagi ke Mamah.

Mamah cuma ketawa, Papah diem aja dan Doni masang muka kesel sambil ngeliat gue.

"Makan dulu." Mamah nyuruh gue makan.

Gue nurut. Setelah merubah posisi menjadi duduk. Gue mulai makan.

Pas gue sendok buburnya ke mulut... ternyata rasanya sama sekali nggak enak.

Gue fikir ini bubur ayam padahal bubur tanpa garam.

Gue fikir juga sup nya ada dagingnya padahal nggak ada rasanya. Bukan cuma itu, bahkan air putih yang disediakan juga nggak ada rasanya.

"Rasanya kok gini sih?" Gue protes

Mamah ngeliat gue sambil senyum.

"Kamu belum boleh makan sembarangan, jadi makanan itu sudah di tentukan sesuai dengan keadaan kamu sekarang." Kata Mamah.

Gue melet-melet. Ini bener-bener nggak enak. Gue pengen muntah.

"Don?" Gue manggil Doni lagi.

Doni ngeliat gue.

"Lo mau nggak?" Gue nawarin bubur sama sup tadi.

Doni berdiri, "Nggak, gue mau makan bakso aja di kantin rumah sakit." Kata dia sambil jalan keluar.

Bakso?!

"Gue nitip Don! Satu don!" Gue teriak dan kepala gue langsung nyut-nyutan lagi.

"Beli sendiri!" Doni balas teriak

"Don! Woi! Entar duit lo gue ga--mmph," lagi negoisasi sama Doni, eh Mamah malah masukin bubur ke mulut gue.

"Makan baksonya nanti kalau kamu sudah sembuh, sekarang makan ini dulu!" Kata Mamah

Dengan terpaksa gue ngambil air terus minum supaya bubur nya ikut ketelan sama air.

"Habisin, terus makan buahnya!" kata Mamah lagi

Gue menoleh ke Papah sambil ngasih kode minta tolong lewat mata tapi, bukannya bantuin anaknya, dia malah ngetawain anaknya.

~●~

^^SAKA

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang