Peter Parker

58 9 0
                                    

Gue dan Peter Parker punya banyak persamaan.
_SAKA

~○~

Gue turun dari motor terus jalan bareng Guba.

Guba jalan di depan gue.

Sektitar 5 menit berjalan, Guba berhenti di bawah pohon.

"Kok berhenti?" Gue nanya ke dia

Dari sini gue bisa lihat Bundanya Sato, Ayahnya Sato juga datang, Sidi tentunya, temen-temen sekelas gue juga ada di sana bahkan Mamah, Papah, Doni juga ada.

"Emang lo berani kesana?" Guba nanya lagi.

Gue langsung diem.

Gue sama sekali nggak punya keberanian buat mendekat ke sana.

Gue takut Sato bakal benci sama gue.

"Kalau gitu gue aja yang di sini, lo gabung aja sama yang lain di sana." Gue ngomong terus duduk di kursi panjang yang ada di belakang gue

Guba juga ikut duduk di samping gue, "Gue di sini aja." kata dia

"Gue nggak takut sama setan, lo gabung aja sama yang lain sana." gue ngomong lagi.

"Gue cuma nggak terbiasa dengan mereka."

Gue diem, Guba juga ikut diem.

Gue melihat proses pemakaman Sato dari jauh.

Rasanya sangat sakit ketika melihat mayat Sato hilang di balik tanah dan rasanya ada sebagian dari diri gue yang hilang, terkubur bersama mayat itu, sedangkan sebagian lagi diri gue, sedang mengolok-olok gue.

~●~

Setelah pemakaman Sato selesai, gue sama Guba pulang sama-sama.

"Makasih." kata Guba sambil turun dari motor gue.

Gue cuma mengangguk, setelah itu masuk ke halaman rumah gue.

Gue turun dari motor, lepas helm, terus masuk ke dalam rumah sambil nenteng helm, tas gue juga masih ada di punggung.

"Assalamualaikum." Gue ngucapin salam setelah melepas sepatu.

Mamah, Papah dan Doni duduk di sofa sambil ngeliat gue yang baru masuk ke dalam rumah.

Gue langsung masuk ke dalam kamar. Tanpa menyapa mereka padahal gue sempat liat tadi mereka bertiga ngeliat gue sambil masang muka sedih.

Samar-samar gue denger Mamah ngomong sama Doni supaya ngasih gue waktu buat sendiri.

Gue bersih-bersih badan, setelah itu gue duduk di kursi belajar sambil ngeliat foto yang isinya gue, Sato dan Sidi lagi senyum.

Gue senyum lagi, ketiga orang di foto itu terlihat sangat bahagia.

Mata gue panas, semakin lama pandangan gue semakin kabur dan setelahnya air itu jatuh lagi.

Jatuh terus, hingga pipi gue basah bahkan suara isak itu kian membesar bersama dengan luka yang terus melebar.

Pintu kamar gue terbuka.

"Saka." Panggil seseorang yang baru saja masuk.

Gue masih aja nangis. Gue ingin berhenti tapi nggak bisa, air mata ini terus jatuh.

Gue benar-benar jadi seorang yang lemah.

Apa gue masih cocok jadi Spider-Man kalau gue selemah ini?

Tapi, Peter Parker juga menangis saat di tinggal seseorang yang ia sayangi. Yaitu saat dia kehilangan Paman Ben nya.

Berarti, gue masih cocok jadi Spider-Man.

Yang masuk ke kamar gue adalah Bintang dan sekarang dia lagi duduk di pinggir kasur gue. Menatap gue dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue gagal Bin."

Bintang menggeleng terus senyum, "Enggak."

"Gue gagal nolong Sato."

"Enggak Saka, kamu sudah berus--."

"Jangan buat diri gue merasa kalau gue nggak salah Bintang!" Suara gue meninggi.

"Gue gagal nolong Sato! Dan sekarang Sidi benci sama gue! Semua orang pergi dari gue!"

"Enggak Saka! Kita semua ada di sini buat elo!" Bintang ikut teriak.

"Nggak! Lo juga bakal pergi! Lo juga pasti bakal ninggalin gue lagi kayak dulu! Gue nggak percaya sama lo! Gue nggak percaya sama semua orang!"

Gue teriak-teriak. Semua emosi gue luapkan malam ini.

Bintang berdiri terus meluk gue. Dia nangis, gue ikut nangis.

"Kita semua kehilangan Sato."

"Lo nggak ngerti apa-apa tentang kehilangan Bin." Pelukan Bintang langsung gue lepas.

"Aku punya alasan sendiri Saka, semua orang pasti punya alasan kenapa mereka memilih pergi!"

"Alasan?! Jadi, apa alasan lo? Dan apa alasan Sato?!"

Bintang diam.

"Apa bin?! Apa alasannya?! Jawab gue!!" Gue teriak lagi. Kali ini suara gue lebih besar.

Bintang terisak-isak.

"Kenapa diem? Lo nggak bisa jawab?! Hah?!"

Bintang masih aja nangis.

"Mungkin suatu saat nanti lo bakal ngasih tau apa alasan lo, tapi gimana dengan alasan Sato?" Gue nanya lagi.

"Apa kita harus ke kuburannya terus nanya ke dia apa alasan dia ninggalin gue?!"

~○~

^^SAKA

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang