Sato itu Malaikat Pelindung Sandra

73 11 0
                                    


Entah kenapa gue ngerasa kalau waktu tuh cepet banget berlalu. Perasaan semalem gue masih di taman ngetawain laki-laki yang ditampar pacarnya. Dan tiba-tiba aja sekarang gue udah di kelas lagi, mendengarkan guru yang berbicara tentang ujian semester ganjil.

"Sak?" Sato manggil gue


"Apa?"

"Remedial lo, udah?"

"Udah sih, tapi belum gue antar ke guru nya."


"Kapan lo antar?" Sato nanya lagi.

"Entar"

"Gue temenin ya." kata Sato.

Gue menoleh ke dia sambil ngomong, "Nggak usah, gue nggak lebay." gue nolak.

"Biarpun lo bilang enggak, gue bakal tetep temenin lo my bro!" Kata Sato sambil mukul pundak gue.

Gue diem aja, terserah dia mau ngomong apa.

Guru tadi sudah keluar, gue juga ikut keluar sambil bawa setumpuk buku, dan itu semua punya gue.

Sidi pamit ke kantin duluan, katanya laper banget soalnya semalaman nggak makan.

"Sini gue pegangin." Sato tiba-tiba ngambil buku gue.

Gue biarin aja, dalam hati mengucap syukur dalam-dalam.

Sampai di depan ruang guru, Sato nahan gue buat masuk ke dalam, katanya dia aja yang nganterin ke guru-guru.

Gue semakin curiga sama Sato. Tadi pagi nih anak senyum-senyum sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas. Terus sekarang, dia baik banget sama gue.

Ni anak kesambet apaan? Apa perlu gue bawa ke tempat rukyah?

Tidak perlu waktu lama, Sato sudah keluar lagi. Gue sama dia jalan mau nyusul Sidi di kantin.

Oh iya! Gue jadi inget sesuatu!


"Lo masih berurusan sama Sandra?" Gue nanya ke Sato.

Sandra adalah sahabat kecil Sato. Tapi gue yakin Sato menganggap Sandra lebih dari itu.

"Ya masih lah!" Kata Sato.

"Jangan bilang-bilang ke Sidi ya, entar gue diomelin lagi sama dia, panas telinga gue kalau denger dia ngomel." kata Sato lagi.

"Gue yang bakal omelin lo!"

"Gue bakal lari dari lo!"

Gue narik nafas panjang.

"Ada perkembangan?" Gue nanya lagi.


Sato ngeliat gue sebentar terus senyum lagi, "Udah mendingan, para penagih utang itu udah ga pernah dateng lagi ke rumah Sandra."

Keluarga Sandra terlilit hutang, kedua orang tuanya bunuh diri karena nggak mampu menghadapi para penagih utang.

Dan akhirnya, Sandra yang harus menanggung utang-utang itu.

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang