Menjelang Akhir

60 12 6
                                    

Hanya ada 1 akhir dalam satu kisah. Bahagia atau tidak bahagia, semuanya tergantung pada Sang Pembuat Kisah.

~●~

Mau tau tentang siapa?

Bintang?
Bintang baik-baik aja. Tapi ya..makin hari makin cantik.

Sidi?
Alhamdulillah, gue sama dia udah baikan. Dulu gue, Sidi dan Bintang mengunjungi makam Sato sama-sama. Disanalah gue dan Sidi memutuskan untuk saling memaafkan demi Sato.

Tony?
Tony makin nempel ke gue. Dan yang buat gue lebih tercengang adalah Thanos yang dia maksud dulu adalah Papah dia sendiri. Gue nggak ngerti harus nangis atau teriak. Enaknya ngapain ya ?

Guba?
Gue juga nggak ngerti lagi sama jalan fikiran ni anak. Guba sekarang kurus, rambutnya dia gunting sebahu dan wajahnya.. glowing. Gue sama dia nggak pernah bertegur sapa lagi semenjak pertengkaran di koridor dulu. Guba emang sengaja menjauh dari gue. Gue bener-bener nggak ngerti sama jalan fikirannya.

Doni?
Gue B aja sih sama Doni. Gue cuma penasaran sama cewek yang dulu datang ke rumah gue dan peluk-pelukan bareng Doni di gerbang rumah. Doni nggak mau ngasih tau itu cewek siapa. Gue tanya pacar katanya bukan jadinya gue curiga kalau mereka berdua udah menikah sirih.

Papah?
Makin kayahh.

Mamah?
Makin suka marah-marahh kalau gue nggak nyapu rumahh.

Abang tukang bakso?
Mari-mari sini saya mau beli ...

Dan Saka?
Saka sekarang lagi baring-baring kok di bawah pohon beringin. Dia nggak sendiri, di sampingnya ada Sidi yang lagi nulis tugas sekolah. Kebiasaan lama, PR dijadikan PS.

"Sak?" Sidi manggil gue

"Hm."

"Gue udah nih, cepetan sana di catat, gue mau balikin buku Jito dulu sambil beli minum." Sidi berdiri terus pergi.

Gue bangun terus duduk dan mulai mencatat tugas yang sebentar lagi di kumpul.

Tinggal 4 bulan lagi gue lulus. Sampai sekarang gue belum ngomong ke Sidi dan Bintang kalau setelah lulus gue mau ke New York. Bukannya gue nggak mau ngasih tau, gue cuma belum siap aja ngomongnya.

Rasanya berat ninggalin Indonesia. Gue nggak tau sampai kapan keluarga gue bakal menetap di New York. Bahkan Doni pernah bilang kalau Papah bakal pindah kewarganegaraan. Iya sih, Nenek gue adalah orang sana tapi kan Kakek gue orang Indonesia asli.

"Ngelamun apaan?" Sidi nongol.

Gue langsung sadar kalau barusan gue melamun.

"Ck! Biasa, masa depan." Kata gue.

Sidi masang muka ngejek, "Sok-sok an lo masa depan, tulis noh tugas! Bentar lagi bel!"

Gue nyengir lalu mulai menulis lagi.

"Setelah lulus, lo mau ngapain?" Gue nanya disela-sela nulis.

"Palingan kerja."

"Nggak kuliah.?" Gue nanya lagi.

"Nggak minat kuliah."

"Kenapa?"

"Kuliah nggak bisa dapat uang, yang ada malah ngabisin uang Mama."

"Kan bisa kerja sambil kuliah."

"Kerja aja."

"Lo mau kerja dimana.?" Gue masih aja nanya.

"Di perusahaan Om Dizan ada lowongan nggak ya?" Sidi balik nanya

"Lo mau kerja apa? Entar gue bilangin ke Papah."

"Beneran?"

"Iya,"

"Gue kerja apa aja mau, yang penting halal."

Gue mengangguk "Oke."

"Lo sendiri setelah lulus mau ngapain?" Sekarang giliran Sidi yang nanya ke gue

"Gue nggak tau mau ngapain."

Sidi ketawa "Lo nggak kuliah ?"

"Nggak tau, gue bener-bener nggak tau jalan hidup gue."

"Seenggaknya lo harus pinter dikit supaya dikasih bagian sama Om Dizan." Sidi ketawa lagi.

"Papah gue emang beda." Gue ngomong.

"Gue masih aja heran sampe sekarang, Doni pinternya kebangetan tapi lo gobloknya nggak ketulungan."

"Emang lo sepinter apa sampe ngehina gue kayak gitu?"

"Setidaknya gue masuk 20 besar nggak kayak lo yang selalu 30 besar."

"Sialan lo emang!"

Sidi ngakak lagi.

Andai saat ini masih ada Sato pasti gue bakal jadi korban bully mereka berdua lagi.

Tiba-tiba gue pengen ketemu Sato sekarang.

"Pulang sekolah ke Sato yuk." Gue ngajak Sidi.

"Boleh-boleh."

"Ajak Bintang juga."

"Oke."


Gue belum siap pergi jauh dari mereka bertiga. Semangat gue ada di sini. Bersama Sidi, Bintang dan Sato. Andai gue bisa berontak ke Papah. Andai gue bisa jadi anak Badboy tapi, apalah dayaku yang Goodboy.

Kan nggak mungkin Goodboy kayak gini berontak ke Papah sendiri. Bisa-bisa nggak di kasih makan gue.

Eh for you information aja, gue udah di belikan motor baru sama Papah beberapa bulan yang lalu!

Motor Ninja keluaran terbaru yang paling mahal!

~•~
^^SAKA

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang