Hope

384 35 4
                                    


🌺🌺🌺🌺

Braakk

Kedua orang yang tengah berbincang itu terkejut mendengar bantingan pintu.

"Itu si (Namakamu) kenapa, dateng-dateng malah banting pintu?" Ucap gadis berbaju putih mengelus dada.

"Perasaan gue ngak enak" setelah mengatakan itu kedua orang itu langsung menyusul (Namakamu).

Brakkk

Takkk

Tling tling tling

Baru saja tiba di depan pintu mereka sudah mendengar kaca yang pecah. Sepertinya itu cermin.

Tok tok tok

"(Namakamu) buka pintunya!" Gadis berbaju putih berusaha membuka pintu kamar (Namakamu) itu tetapi apa daya, pintu itu bukanlah pintu yang bisa di dobrak.

"Nyusahin banget sih ni pintu" gerutunya.

"Ck lo kenapa malah marah sama pintu sih" gerutu gadis yang memakai baju merah.

"Pintu kamarnya (Namakamu) ngak ada akhlak banget sihh" bukannya menjawab malah makin menjadi-jadi memaki pintu.

"Temen lo stres sumpah"

"Hiii, sepupu lo gilaa"

"Ngak punya sepupu modelan dia gue"

Takkk

"Astgfrullah" mereka mengusap dada sangkin terkejutnya.

"(Namakamu) buka pintunya"

"Telpon kak Atha cepet"

Sementara itu didalam Kamar (Namakamu) menghancurkan semua yang bisa ia raih bahkan kini didalam kamar itu sudah seperti kapal pecah dilanda disaster.

"SIALAN!!! GUE BAKAL HANCURIN LO SEMUA"

Brakkk

"KALIAN SEMUA NGAK AKAN LOLOS DARI GUE, HIKSS"

"GUE BENCIIII SAMA LO IQBAAALL"

Takkk

Pecahan kaca itu sudah berserakkan dilantai namun (Namakamu) tidak perduli, ia masih ingin melampiasakan kemarahannya saat ini. Ia mengambil sebuah linggis yang entah bagaimana bisa berada di bawah kolong kasur itu. Ia mengedarkan pandangannya mencari target yang bisa ia hancurkan lagi. Pandangannya jatuh pada kaca yang menghubungkan balkon.

TAKKK

TLING TLING TLING

"NAMAKAMU"

Baru saja ia ingin menghancurkan kaca itu lagi namun pintu terbuka dan ia mendengar suara Atha yang memanggilnya.

"APA YANG KAMU LAKUKAN, HAA" teriak Atha saat melihat kamar yang sudah tidak patut di sebut kamar itu. Kaca dimana-mana, pecahan vas, bahkan meja serta sofa sudah terbalik. 1 kata untuk kamar itu, Mengenaskan.

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang