Dia Muncul

375 37 2
                                    

🌺🌺🌺🌺

Memandang lurus kedepan tanpa ekspresi bukan hal yang (Namakamu) sukai tapi karena masalalu ia harus seperti sekarang ini. Ia seperti kehilangan arahnya, tak ingin melakukan apapun tapi gejolak dihatinya juga sedang membara. Rasanya ingin meremukan tulang namun ia tak bisa karena sudah berjanji pada sang kakak.

"Apa sebenarnya yang gue mau? Gue juga ngak tau. Saat ingin semuanya berjalan baik-baik saja, tiba-tiba hasrat ini juga selalu muncul" gumannya sendu namun pandangannya kosong.

"Huuft... seandainya saja kalian berpikir 2x dulu, mungkin sekarang semuanya akan baik-baik saja"

(Namakamu) memandang tangannya sedih. "Gue ngak pernah satu kalipun dalam hidup gue buat liat tangan ini cuman penuh darah, ngak pernah. Hiksss--ini bukan didikan Mommy hikss"

"Tangan ini kotor Mommy hikss--hikss" ia menggosokkan tangannya yang diperban oleh Atha tadi. Tak peduli tangannya kembali terluka karena tindakkannya itu.

"Hikss Mommy pasti kecewa sama Fafa Mommy hikss--hikss. Dari dulu Fafa cuman bisa buat Mommy, Daddy dan Kakak kecewa hiks--Mommy, FAFA NGAK MAU JADI MONSTER HIKSS"

"ARGGHHH"

(Namakamu) tidak puas dengan tangannya hingga ia menjambak rambutnya sendiri.

Setelah sadar dengan apa yang ia lakukan, gadis itu langsung menghapus air matanya dan masuk kedalam kamar yang bernuansa sederhana itu.


Ia mengambil kotak p3k dan duduk di depan meja rias. Ia melihat dirinya didalam cermin.

"Hehh menyedih. Lo tau? Gue benci banget sama lo. Lo itu monster, ngak cocok ada didunia ini. Lo itu bencana buat orang-orang yang ada di sekitar lo" gadis itu berbicara pada cermin yang menampakkan dirinya sendiri.

Setelah puas memaki dirinya ia langsung membuka perban yang penuh darah itu dan menggantinya. Lalu ia beranjak menuju ke tempat tidur dan memejamkan matanya.

Apa kedamaian untuk seseorang sepertiku ada, tuhan?.

🌺🌺🌺🌺

"Kemana lagi sih nih anak, astagaaa"

Athala mondar mandir menunggu adiknya pulang. Ia menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 02.15.

"Mana ponselnya ngak aktif lagi. Kemana sih lo dekk arghh, bisa ngak sih ngak aneh-aneh dulu" Atha kesal memikirkan dimana gadis itu.

"Gue telpon aja tuh bocah bertiga, kali aja nginap, ah iyaa" ia langsung menelpon satu persatu ketiga orang itu.

"(Namakamu) mana?" Tanyanya to the point

Terdengar erangan dan umpatan dari seberang sana.

"Ngapain nanyain (Namakamu) ke gue sih, dia kan adek lo kak, ishh. Ganggu tidur aja sih lo"

"Udah bosan tidur nyenyak" katanya dingin.

"Ehhh ngak kak, enggak. Gu--gue ngomong sama nyamuk tadi bukan lo, sumpah. Oh iya tadi nanya (Namakamu) kan yahh? Ah kalo itu gue ngak tau kak, dia juga ngak ngabarain gu--guee, iya kak" jawabanya dengan gugup.

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang