Hari itu Tiba

291 40 8
                                    

    Iqbaal dan (Namakamu) sampai di tempat kecekalaan. Melihat sudah banyak polisi serta teman-temannya yang lain.

"Ald, gimana?" Tanya Iqbaal

"Mobilnya terjun kejurang dan Bastian ngak ada disana" jawab Aldi.

"Maksudnya, dia hilang?" Tanya Iqbaal lagi.

"Kayaknya sih, soalnya pintu kemudi doang yang terbuka yang lain tertutup"

"Polisi udah nelusurin tempat sekitar tapi ngak ada" lanjut Ari

"Kita cari kebawah"

Iqbaal langsung turun melalui jalur yang di lewati polisi. Mereka memutuskan mencari Bastian. Sementara itu (Namakamu) di suruh menunggu di dekat mobil saja oleh Iqbaal.

(Namakamu) melihat segala penjuru, ia harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Ia berjalan menjauh dari lokasi kecelakaan. Ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia mengambil benda itu dan mengamatinya.

"Ada yang ikut campur rupanya" katanya.

Ia langsung kembali ke mobil dan melihat Iqbaal serta yang lainnya.

"Kamu dari mana?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) menunjukkan sebuah benda yang di ambilnya tadi.

"Gelanggg?" Heran Ari.

"Gelang siapa?" Tanya Kiki

"Gue dapet pinggir jalan sana" tunjuknya.

Bukan masalah gelang saja tapi gelang itu penuh dengan darah yang mulai mengering.

"Kenapa banyak bercak darah disana?"

"Kecelakaan Bastian di sengaja"

Sontak saja mereka memandang (Namakamu).

"Maksudnya?" Azka dibuat bingung.

"Bastian tidak ada dimobil, mobil itu sengaja di jatuhkan untuk membuatnya seakan-akan kecelakaan biasa tapi nyatanya Bastian di bawah pergi" jelas gadis itu.

"Kenapa lo bisa ngomong kek gitu?" Kiki menatap curiga.

(Namakamu) tersenyum miring. "Pertama, jalan disini sepi jarang pengendara. Kedua, ada tapak kaki di ujung jurang. Ketiga" (Namakamu) mengangkat gelang itu. "Gelang ini penuh darah dan ini darah segar bukan darah hewan. Ini milik perempuan dari modelnya. Bastian ngak ada di jurang sana, jejaknya pun tidak ada kan kata polisi. Lalu kemana Bastian? Tidak ada darah setetes pun di bangkai mobil itu juga kan? Kalau pun Bastian jatuh kebawah sana mustahil dia bisa jalan jauh dari bawah sana tanpa meninggalkan jejak sedikit pun dan juga darah. Bastian hilang, bukan karena kecelakaan tapi dibawah pergi". Mereka mulai memahami apa yang dikatakan (Namakamu). Iqbaal menggeram marah.

"Sial, ini pasti ulah orang yang sama" marahnya.

"Dia benar-benar mau kita hancur" kata Kiki

"Mana Kipe dibawah ke RSJ lagi baru aja" gerutu Ari

"Terus gimana sekarang?" Erang Iqbaal

"Ngak ada gunanya disini, ayo kita pulang dan cari Bastian"

Mereka semua meninggalkan lokasi dan menuju rumah peristirahatan mereka.

"Kamu keatas dan tidur di kamar aku" ucap Iqbaal. Gadis itu hanya mengangguk dan pergi.

Setelah gadis itu tak terlihat mereka baru memulai obrolan.

"Kipe dan Bastian hari ini, besok siapa lagi?"

"Ini pasti dari mereka yang ada di masalalu, gue sekarang tau kenapa Bastian hilang. Ini pasti karena Bastian tau sesuatu dan itu bisa mengancam orang itu makanya dia buat Bastian hilang. Karel, ini pasti ulah dia. Gue bakalan buat perhitungan sama dia" Azka terlihat menahan emosinya. Ia paham betul kenapa Bastian selama ini mengaitkan Karel dengan masalah ini, itu karena Karel ingin membalaskan dendamnya 5 tahun lalu.

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang