sosok Fafa

341 33 2
                                    

       Bukan karena tak tahu tapi kau memang tak pernah peduli apapun yang menurutmu tidak penting sama sekali dan sekali lagi kau melakukannya.

                            🌸🌸🌸
  Dengan tangan yang di penuhi oleh darah (Namakamu) berjalan melewati lorong-lorong yang ada di kampus untuk segera bertemu dengan seseorang yang penting untuknya. Sepanjang jalan orang-orang heran menatapnya dengan wajah datar dan tangan yang di penuhi darah.

"Sumpah itu tangannya kenapa ih?"

"Astaga dia abis ngapain sih sampai berdarah kek gitu ih"

"Kok dia aneh sih"

"Itu tangan kesayangan gue kenapa?"

"Brisik lo,di denger Iqbaal abis lo"

"Abis berantem sama siapa sih,cewek kok hobby berantem sih"

"Cewek cantik mah bebas sayy"

"Kok gue malah ngelihat dia kek malaikat maut yakk"

"Tatapan matanya kosong tau"

    Kata-kata yang dia dengar tidak akan berpengaruh apapun untuknya sama sekali. Dari arah berlawanan ada Steffi dan Salsha yang entah bagaimana bisa berjalan bersama. Kedua wanita itu pun terkejut dengan apa yang di lihatnya.

"Ya ampun (Namakamu) itu tangan lo kenapa ihh" tanya Steffi dengan wajah paniknya.

"Lo abis main di mana sih tangan lo sampai kek gini" lanjutnya.

(Namakamu) hanya diam tak menghiraukan,bahkan sekarang dia merasa risih.

"Kita ke UKS aja yah (namakamu)" kali ini Salsha buka suara. (Namakamu) hanya mengangkat sebelah alisnya karena merasa heran. Tumbrn banget nih anak ngomong ngak gugup dulu. Salsha yang mengerti arti tatapan itu langsung gelagapan.

"Mak....maksud aku...aku cuman mau bantuin kamu,soalnya kamu...kamu pernah bantuin aku i...iya it..itu aja" kata Salsha gugup.

"Gue bisa ngurus diri gue sendiri" balas (namakamu) dengan datar.

Setelah mengatakan itu gadis itu pun pergi. Salsha dan Steffi hanya diam tanpa melakukan apapun karena mereka berdua tau dari cara gadis itu bicara ia tak mau di bantah sama sekali.

                    🌸🌸🌸🌸🌸

"Apa lagi kali ini?" Kata Atha yang sedang mengobati luka adiknya.

"Hampir lepas kendali" jawabnya.

"Kalo lo mau lepas kendali gue ngak masalah,tapi gue ngak mau saat lo lepas kendali lo nyakitin diri lo. Bisa ngak kalo lo marah lampiasin kek orang jangan ke diri lo sendiri? Bisa?" Kata Atha.

(Namakamu) hanya memutar bola matanya. "Cerewet lo" katanya.

"Kalo lo ngak bisa tanganin biar gue yang turun tangan langsung" kata Athala sambil membalut luka di tangan adiknya.

"Ngak,ini pertarungan antara gue sama mereka. Biar gue yang nuntasin" sanggah (namakamu).

"Tapi kalo lo nyakitin diri kek gini gue ngak suka"kata Athala lagi.

"Oke, i'm sorry. This is  the last i do" akhirnya (namakamu) mengalah dengan sang kakak.

"Apa lagi selanjutnya?" Katanya sambil membersihkan kapas yang penuh darah itu.

"Kita percepat" jawab sang adik.

"Kamu yakin?" Kali ini Atha telah mengubah bahasanya menjadi formal itu artinya dia sedang serius.

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang