Siapa lagi?

306 37 8
                                    

"KAREL"

"Ck! Seneng banget keknya ngelit gue? Kenapa?" Karel duduk di sebuah kursi yang ia tarik dan memposisikannya di tengah.

"Bajingan, maksud lo apa nahan kita semua disini, hah?" Teriak Azka

Karel malah terkekeh. "Kenapa? Ngak seneng? Padahalkan gue baik yah mau ngasih kalian kejutan"

"Cuhhh, kita ngak butuh dan lepaskan kita sekarang juga!" Teriak Kiki.

"Ngapain teriak-teriak, ini bukan hutan. Sakit nih telinga gue" Karel sengaja mengelus telinganya.

"Ngak usah main-main Rel, lepasin kita sekarang" kata Aldi

"Nanti aja, tunggu suprisenya dong ah"

"Apa hubungannya sama gue dan teman-teman gue?" Kata Vanesha

Karel meliriknya. "Karena lo harus dihukum kucing nakal"

"Lepasin mereka Rel, mereka ngak ada hubungannya sama masalalu kita. Ini urusan kita sama lo, mereka enggak" ucap iqbaal.

"Sok tau lo, urusannya itu sama semuanya"

"Terus apa sekarang? Cepet deh, lo buang-buang waktu tau ngak" sewot Ari.

Karel menatap mereka sinis namun tak kunjung membuka suara. Ia menatap Bastian yang masih pingsan.

"Lama banget Bastian sadar" ucapnya.

"Itu gara-gara ko bego" teriak Ari.

"Dari tadi lo nyolot banget yah sama gue, udah miskin aja belagu lo masih selangit" Balas Karel sinis

"KARELLL"

"Ngapain lo teriak Baal, ngak ada gunanya" ia tersenyum senang melihat mereka semua menggeram.

"Lo juga yang bunuh Cassie?" Tanya Vanesha.

Karel tertawa mengejek. "Kalo iya kenapa? Marah?" Karel sengaja membuat mereka semua marah. Ini permainan seru baginya.

"Salah dia apa? Lagian kita ngak pernah ngusik lo sejak pertama kali lo masuk ke kampus" lirih Vanesha.

Karel tertawa lagi, "Salahnya karena dia menguping pembicaraan orang lain".

"Tapi kenapa sampai lo harus bunuh dia, HAH?" Bentak Bella.

"Mau-mau gue lahh" jawabnya santai.

Vanesha berontak melepas ikatannya namun sangat erat. Ia ingin menghajar Karel yang sudah kelewat keterlaluan itu.

"LIAT AJA NANTI GUE BAKALAN BUAT LO MATI LEBIH SADIS DARI CASSIE"

Karel yang kesal karena Vanesha langsung saja berjalan menuju kearah gadis itu.

Plakk

"KAREL SIALAN"

"APA YANG LO LAKUIN HAH, DIA CEWEK KENAPA LO MALAH KASAR SAMA DIA? SINI HADAPIN GUE JANGAN BERANINYA SAMA CEWEK DOANG, NJING" Iqbaal tidak bisa membiarkan Karel memperlakukan wanita sekasar itu.

Vanesha menangis terisak menahan sakit di pipinya yang di tampar Karel tak main-main itu.

"Rel sadar, dia cewek" teriak Zidny.

"Gue ngak perduli"

Karel kembali ke kursinya. "Gue kasih kesempatan untuk kalian bertanya. Ahh cukup 5 pertanyaan, kalian bisa bertanya sekarang!!"

"Kenapa lo nahan kita semua disini?" Tanya Kiki.

"Karna kita punya urusan" jawab Karel santai sambil memainkan ponselnya.

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang