Keadilan?

420 41 14
                                    

Gila sih, ini udah mau end dan keknya bakalan susah lagi deh buat cerita yg genrenya sadis gini. Menurut kalian kalau aku buat cerita baru yang PO nya bukan NK Iqbaal gimana? Aku mau coba buat yang beda aja, mau yang fiksi gitu sihh tapi abis DETAK juga baru aku mikir jadi atau enggaknya soalnya lumayan susah juga kalau up yang satu terus yang satunya enggak.

Happy reading gesss

🌺🌺🌺🌺

"Dunia itu adil, kalian pernah melakukannya pada orang lain maka kalian juga akan mengalaminya. Gue cuman mau buat kata "you're doing that, your get a karma" ucap Syifa

"Kalau gitu apa bedanya lo berdua sama kita?. Lo juga lakuin hal sama kek kami dulu" sahut Ari.

Syifa menatap Ari, "Tentu saja kita beda. Lo sama teman lo ngelakuinnya tanpa alasan selain ngak sukanya lo sama Fafa, sedangkan kami berdua melakukannya karna kami mau keadilan" jelas Syifa.

"Itu ngak ada bedanya Syifa" sangga Kiki

"Yahh terserah, gue ngak peduli. Kalau gue ngelakuin ini, itu artinya gue udah ngelakuin hal yang benar" katanya.

"Gue ngak yakin lo sama Hanggini saudara, kalian jauh berbeda" celetuk Azka

"Lo liat baik-baik Azka. Apa (Namakamu) yang dulu juga sama kayak yang sekarang?" Tanya Syifa.

Azka diam. "Bedakan? Itu karena lo semua yang maksa (Namakamu) muncul dan balas lo semua" ucap Syifa

"Gue bukan tipe orang yang suka buang-buang waktu, kalau bukan (Namakamu) udah dari tadi lo semua abis di detik tangan gue ngak terikat lagi" geramnya.

(Namakamu) sedari tadi hanya diam setelah bedebat dengan Iqbaal. Semuanya tidak berguna, kepalanya mulai pening dan rasanya ia sudah tidak bisa menahan hasrat untuk menyiksa orang-orang dihadapannya. Tapi biarlah Syifa melampiaskan kemarahannya terlebih dahulu.

"Entah gue harus bersyukur atau marah sama kalian, tapi karena kalian gue bisa lia...."

"Syif"

(Namakamu) langsung menatap tajam Syifa. "Cukup. Lakuin apa yang mau lo lakuin sekarang juga" titahnya

Syifa mengangguk dan berjalan kembali menuju Vanesha.

"Syif lo mau apa? Ngak ngak ngak,,,Syifa gue ngak pernah ngusik lo yahh" kata Venesha panik.

"Iya gue tau. Tapi gue muak liat lo" katanya.

Plakk

Syifa langsung menampar Vanesha terlebih dahulu. "Itu hanya permulaan Sha"

"Arrghh"

Syifa menarik rambutnya kuat hingga rasanya kulit kepalanya akan lepas setelah itu.

"Lo suka kan narik rambut orang dulu? Sekarang giliran lo"

"Aarghhh"

Syifa kembali menarik rambutnya lebih kuat. Lalu pandangannya kini jatuh kearah Salsha yang sedari tadi hanya tertunduk diam tak bergerak maupun bersuara.

"Lo Salsha, kenapa lo bisa sampai disini?" Tanya Syifa bingung. Ia juga heran kenapa bisa ada Salsha disini dan apa hubungannya?

KEHANCURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang