part 13 - Andwae!

173 22 1
                                    



Lay duduk dikursi ruangannya, matanya menatap sendu pada lembar kertas yang terdapat ditangannya.

Dalam Lembar kertas itu, tertera secara rinci hasil pemeriksaan seorang pasien yang sangat berarti dan sudah seperti keluarga bagi Lay.

Dan yang menyakitkannya adalah karena yang tertulis dilembar hasil pemeriksaan itu bukanlah kabar menyenangkan melainkan kabar buruk.

Lay dilanda kesedihan dan juga kebingungan. Ia sedih mengetahui bagaimana keadaan Xiumin yang sebenarnya, dan disisi lain ia bingung bagaimana cara ia menjelaskan hal ini pada Yerin.

Dan tiba-tiba, Yerin muncul di pintu masuk ruangan tersebut, Lay pun mengisyaratkan Yerin untuk masuk saja. Yerin pun masuk ke ruangan itu dan mendudukkan dirinya di kursi yang berada di depan meja Lay tersebut.

Yerin sangat berharap, bahwa apa yang akan dijelaskan oleh Lay tentang kondisi putranya itu adalah hal baik meskipun perasaannya terasa tidak nyaman seperti akan ada hal buruk yang menimpanya.

Yerin pun berusaha menghapus segala pikiran buruknya dan mencoba menatap Lay yang berada didepannya.

"Jadi bagaimana Lay?" Tanya Yerin.

Lay pun menghela nafasnya berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Ini bibi." Lay menyodorkan lembar kertas itu.

Yerin pun menerimanya dan mulai memperhatikan lembar kertas itu dari atas sampai bawah berusaha memahami apa yang tertera disana.

"Apa maksud ini Lay?" Tanya Yerin lagi setelah ia membaca kata Bronkitis kronis yang tertulis di lembar itu.

"Xiumin menderita Bronkitis Kronis bibi." Jawab Lay.

Yerin pun mengernyit tak percaya pada apa yang baru saja Lay katakan. Yerin pun menggeleng gelengkan kepalanya dan pipi putihnya yang sudah mulai berkeriput itu mulai basah karena air matanya.

"TIDAK! ini tidak mungkin Lay!" Bentak Yerin.

"Tapi ini memang kenyataannya bibi, ini hasil dari pemeriksaan Xiumin kemarin."

Lay pun mengulurkan tangannya memegangi tangan Yerin yang diletakkan diatas meja itu.

Tangan dingin dan kurus itu dipegang erat oleh Lay, berusaha menyemangati Yerin.

"Aku tau bibi pasti sangat sedih mendengar hal ini, tapi aku mohon bibi harus kuat demi Xiumin."
Pinta Lay.

"Hiks,,a-a-anak-ku,,," Isak Yerin dalam tangisannya.

"Lalu apa? Apa hal terburuk yang akan dialami anakku, aku tau ini bukanlah penyakit yang biasa apalagi kau bilang ini kronis." Tanya Yerin setelah ia menghapus air matanya dan berusaha tegar menghadapi semuanya.

"Hal buruknya adalah, karena kebanyakan dari pasien penderita bronkitis kronis hanya dapat bertahan 3 bulan dalam setahun."

Lay pun tak kuat harus menjelaskan ini namun ia mesti menjelaskannya. Yerin pun seketika beku mendengar itu, ia baru saja kehilangan suaminya dan sekarang hidup putranya juga terancam berakhir.

"Bibi,,," Panggil Lay yang melihat Yerin terus terdiam dengan tatapan kosong.

Yerin pun tak membalas dan langsung berlari keluar dari ruangan itu.

Diluar, Yerin menjatuhkan dirinya dilantai dingin rumah sakit itu membiarkan air matanya terus mengalir dengan isakan isakannya.

Yuna yang baru saja keluar dari ruangan Xiumin hendak mencari Yerin, begitu terkejut ketika melihat Yerin yang sedang meringkuk dilantai rumah sakit itu sembari menangis.

Nae Huimang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang