Special Part! (END)

166 17 6
                                    

"Hyung kau hebat, terimakasih."

"Saeng?" Sehun gelisah dalam tidurnya, ia seperti mendengar suara seseorang yang selama ini ia rindukan dalam tidurnya. Namun ia tidak melihat apapun.

"Saeng?!" Sehun segera membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kamarnya mencari asal suara yang ia dengar dalam tidurnya.

"Saeng? Kau kah itu? Kau ada disini? Mengapa hyung tidak melihatmu? Kenapa ada suaramu?" Sehun mengatur nafasnya yang berderu karena baru saja terbangun.

"Saeng?" Sehun masih mencari sosok adiknya yang ia yakini ia dengar suaranya dalam tidurnya tadi, ia yakin suara adiknya baru saja membisikinya saat ia tertidur. Namun ia tidak melihat siapapun dalam kamar nya.

"Ahh, apa aku bermimpi? Tidak aku tidak mungkin bermimpi bukan?" Sehun masih tidak percaya, bahwa kini dikamar nya tidak ada siapapun, ia masih meyakini adiknya yang selama ini ia rindukan baru saja mengunjungi nya.

"Saeng!" Sehun mengeraskan suaranya, pintu kamar nya pun langsung seketika terbuka, menampilkan sosok Yerin yang terlihat khawatir.

"Sehun? Kau baik baik saja? Kenapa kau berteriak?" Yerin menghampiri Sehun dengan tergesa, tangan berkeriputnya segera mengusap rambut Sehun.

"Eomma, aku mendengar suara Xiumin. Dia, dia tadi membisikiku eomma!" Sehun meracau, Yerin pun sejujurnya sedikit terkejut dengan ceritanya namun ia berkesimpulan mungkin sehun berhalusinasi. Karena rindu.

"Sehun-ah," Yerin mendudukkan dirinya disamping sang putra, ia mengusap punggung lebar Sehun sekarang.

"Eomma, apa tadi saeng datang kesini? Ia menemuiku? Apa eomma melihatnya?"

"Sehunnie, adikmu tidak datang kesini. Dia datang ke mimpimu." Yerin berkata dengan tersenyum, ia tidak ingin membuat Sehun bersedih.

"Tapi itu tidak seperti mimpi eomma, dia membisikiku, dia mengatakan 'terimakasih'." Sehun tetap yakin dengan pemikirannya sendiri.

"Dia mengatakannya karena sekarang kau sudah menjadi dokter Sehun, ia bahagia disana oleh karena itu ia membisikimu." Yerin mengerti, putra bungsunya disana pasti bangga pada Sehun hingga ia membisikinya dalam tidur Sehun.

"Dia, dia senang?"

"Tentu saja Sehun, kau tidak perlu khawatir eomma yakin adikmu bahagia disana sekarang. Kau telah mewujudkan harapannya ia pasti sangat senang." Yerin ingin meyakinkan Sehun jika Xiumin telah bahagia disana sekarang.

"Apa aku telah berhasil memenuhi harapan nya eomma?"

"Iya Sehun, kau berhasil. Sekarang bangunlah besok kau harus mulai bekerja bukan? Bersiap-siaplah mulai hari ini." Yerin menyuruh Sehun bangun, ia tidak ingin putranya menjadi pemalas di satu hari sebelum hari bekerjanya besok.

Hari pertamanya bekerja sebagai seorang dokter spesialis pulmonologi.

"Nee eomma, hari ini aku akan menemui Xiumin. Aku akan memintanya menyemangati ku untuk besok!" Sehun bangkit dari kasurnya, ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap pergi.

"Sarapanlah dulu sebelum pergi nee, eomma sudah siapkan diatas meja makan. Kau mau sekalian pergi dengan eomma? Eomma hari ini ada pekerjaan di kantor." Yerin menyahuti Sehun yang sekarang sibuk mempersiapkan dirinya.

"Aku akan makan sarapannya eomma, eomma tidak perlu mengantarku aku akan pergi sendiri."

"Hm, baiklah eomma ke kantor yah." Yerin pergi menuju kantor perusahaan Woobin, ia masih sibuk mengurus perusahaan tersebut meskipun kini ia tak muda lagi.

Nae Huimang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang