part 32 - Mengikhlaskan

139 18 5
                                    

"Sehun-ah kau mau pergi kemana?" Yerin berseru sembari berlari mengejar putranya yang tiba tiba lari keluar dari kamarnya dan menuju mobilnya seperti hendak pergi.

Dan benar saja, setelah di luar Yerin melihat putranya yang begitu tergesa-gesa membuka pintu mobilnya dan memasukinya.

"Sehun!" Teriak Yerin yang masih belum mendapatkan sahutan dari sang putra.

"Aku izin pergi ke rumah sakit eomma!" Sehun menyahut sembari menyalakan mesin mobilnya.

"Rumah sakit?" Yerin mengeryit, untuk apa putranya itu pergi ke rumah sakit?

"Aku akan menghubungi eomma nanti, aku buru-buru eomma!" Sehun mengeluarkan mobilnya dari perkarangan rumah itu dan langsung melesat pergi.

"Jangan mengebut Sehun!" Yerin berteriak untuk mengalahkan deru mobil putra nya. Mengingatkan sang anak agar menjaga keselamatan dirinya, karena Yerin hanya memiliki Sehun saat ini.

                     ~Nae Huimang~

Aku akan kesana Jongin-ah tunggu aku!

Jongin mematikan ponselnya setelah membaca pesan Sehun itu. Lalu ia mencoba menghentikan tangisnya dan menghapus air mata yang membasahi pipinya, ia harus menguatkan pamannya ia tidak boleh sama sama terpuruk seperti dua orang tua di samping nya.

Saat dirinya sendiri sudah mulai  berhasil menenangkan dirinya sendiri dan benar benar berhenti menangis, Jongin menghampiri pamannya dan menepuk pundak sang paman yang selama ini selalu memberinya kekuatan.

Namun saat  ini berbeda, dirinyalah yang mesti memberikan kekuatan untuk paman kesayangan nya itu.

"Paman, berhentilah menangis." Ucap Jongin lembut.

"Paman tidak boleh terpuruk seperti ini, paman harus saling menguatkan, istri paman membutuhkan dukungan" Jongin menunjuk Youji yang berada tidak jauh dari mereka dan dengan keadaannya yang tidak jauh berbeda dengan Joonyeong, menundukkan kepala, badannya yang seperti sudah tidak ada tenaga, dan wajah mereka yang penuh dengan air mata.

"Apa yang harus paman lakukan Jongin?" Joonyeong begitu rapuh saat ini, ia tidak mampu berpikir jernih ia terlalu bersedih mendengar keadaan putranya saat ini.

"Yang pasti paman harus selalu berada di samping nya, paman tidak boleh meninggalkan nya seperti dulu " Jongin memberi nasihat yang mulai membuka jalan pikiran Joonyeong. Benar, ia tidak boleh pergi dan menghilang begitu saja seperti dulu.

Ia akan menambah dosanya dan tidak akan pernah bisa menebus kesalahannya lagi jika ia melakukannya lagi untuk kedua kalinya.

"Hari itu tidak akan terjadi jika bukan karena ku, dan hari ini juga tidak akan seperti ini jadinya jika bukan karena ku. Semuanya karena ku."

"-Aku tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk putraku, aku hanya membuatnya menderita. Seharusnya aku saja yang berada disana bukan  putra ku "Lanjut Joonyeong dalam benaknya.

"Jangan menyalahkan diri sendiri seperti itu paman, itu tidak akan mengubah apapun."

"Paman harus tegar menghadapi semuanya." Jongin masih berusaha menyalurkan kekuatan pada sang paman.

"Ya, kau benar Jongin. Paman tidak boleh menjadi pengecut dan pergi begitu saja seperti saat itu. Paman harus bangkit!" Pada akhirnya Joonyeong mendapatkan kembali semangatnya, meskipun masih ada keraguan dalam benaknya dan ketakutan akan kondisi putranya.

"Tapi bagaimana jika Kyungsoo tidak bangun  dari komanya dan ia pergi?" Lirih Joonyeong kembali merasa sesak.

"Ia sudah hampir mati saat itu, bagaimana dengan sekarang?" Youji menimpali dengan suara paraunya.

Nae Huimang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang