part 22 - Mianhae

195 28 8
                                    

"Sehun?" Kaget Yerin.

"Eomma,,,,, " Lirih Sehun sembari langsung memeluk erat tubuh Yerin.

"Sehun apa ini benar-benar kau?" Tanya Yerin tak percaya.

"Nee eomma, ini aku mianhae eomma." Tangis Sehun dalam pelukan Yerin.

"Kau kenapa Sehun? Kenapa kau menangis? Apa ada yang menyakitimu?" Khawatir Yerin.

"Tidak, tidak ada yang menyakitiku eomma! Justru aku yang telah menyakiti eomma dan juga Xiumin." Ucap Sehun melepaskan pelukkannya.

"Mianhae eomma." Lanjut Sehun sembari terisak.

"Jangan menangis Sehun, mari kita masuk!" Ajak Yerin merangkul tubuh tinggi Sehun memasuki rumahnya.

"Eomma dimana Xiumin?" Tanya Sehun saat mereka telah berada didalam rumah.

"Ia sedang beristirahat, kau mau menemuinya?"

"Nee eomma, aku tau sudah tau semuanya eomma Xiumin menderita penyakit bronkitis bukan eomma? Mengapa eomma tidak memberitahuku?"

"Maafkan eomma Sehun, eomma ingin memberitahumu tetapi eomma tidak tau kau dimana dan eomma juga tidak bisa menemukanmu." Ucap Yerin membelai surai rambut hitam Sehun.

"Nee eomma, ini semua memang salahku mianhae eomma!" Ujar Sehun dengan pipinya yang semakin basah terkena air matanya yang terus mengalir.

"Ini bukan salahmu Sehun, eomma juga salah karena tidak memberitahumu sejak awal." Sesal Yerin.

"Maafkan eomma Sehunnie!" Lanjut Yerin.

"Nee eomma, aku juga minta maaf." Jawab Sehun.

"Nee sekarang kau temuilah adikmu dulu, ia sangat merindukanmu! eomma akan pergi memasak untukmu kau pasti lapar bukan?" Tanya Yerin.

Sehun pun mengangguk pelan dan berjalan pelan menuju kamar Xiumin.

Sesampainya disana, Sehun membuka pintu tersebut dengan perlahan agar tidak membangunkan dongsaengnya yang ternyata kini tengah tertidur pulas dikasur empuknya.

Sehun mendudukkan dirinya di samping ranjang itu dan satu tangan nya mengenggam lengan lemah adiknya yang sempat ia abaikan itu.

Sehun tertunduk, kilasan perlakuan buruknya terhadap adiknya itu beberapa waktu lalu mengganggu ingatan nya membuat dadanya terasa sesak dan matanya menitikkan air mata. Dengan sekuat tenaga ia menahan isakan yang dikeluarkannya saat menangis agar tak membangunkan adiknya yang sedang tertidur itu.

"Hyung jangan pergi!" Xiumin yang masih tertidur bergumam kecil seolah sedang memimpikan Sehun di dalam tidurnya.

"Tidak saeng, hyung- hiks hyung sudah pulang saeng! Hyung tidak akan pergi mianhae saeng-ah!" Sehun menyerka air mata nya, mengelus dahi Xiumin yang sedikit berkeringat. Memperhatikan dengan seksama wajah adiknya.

"Hyu-hyung?" Xiumin mulai terusik mendengar suara Sehun, ia mencoba membuka matanya perlahan memastikan pandangan nya dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Hyung? Ah ini pasti mimpi, Sehun hyung tidak mungkin di sini. Ia membenciku, sadarlah Xiumin!" Gerutu Xiumin menepuk nepuk pipinya.

"Tidak ada yang bermimpi, hyung sungguh di sini dan hyung tidak pergi Xiumin." Sehun membalas perkataan Xiumin sembari menarik Xiumin kedalam pelukannya.

"Hyung tidak membencimu saeng, hyung menyayangimu!" Ujar Sehun mengelus lembut punggung Xiumin.

"Hyung? Kau di-disini?" Lirih Xiumin.

Nae Huimang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang