Twins Heart : Masa Lalu

818 82 3
                                    

~Badai baru saja muncul buatku takut. Namun demi sebuah keindahan setelahnya, aku berani menanggung segala resiko yang menerpa termasuk resiko dalam mencintaimu~

****

"Tapi gue yakin muka kalian sama kok!"

"Muka sama bukan berarti satu orang," terangya tetap tak berekspresi.

"Coba diinget dulu Land! Inget kenangan kita," ujar Echa berusaha meyakinkan.

"Inget Echa yang cantik ini!" lanjutnya  sambil menampakan senyum manisnya untuk Roland.

"Gue nggak kenal Lo!" tegasnya Roland sambil menatap Echa datar.

Echa kecewa mendengar jawaban Roland, apakah benar ia salah orang ?

Roland melihat mata gadis setengah waras di depannya berkaca-kaca, ia takut gadis itu menangis dan menyebabkan masalah baru untuknya.

"Oke.. memang apa yang pernah kita lakukan?"

Echa mengkerucutkan bibir mungilnya tak luput ia pun memandang Roland dengan tatapan lugu.

"Gila ! Gue nggak pernah kayak gitu." Ujar Roland mulai naik darah.

Bisa-bisa ia gila jika lama-lama bersama Echa.

Echa kaget melihat respon Roland tiba-tiba melangkah pergi meninggalkannya, apa yang ia lakukan sampai membuat Roland marah kepadanya ? Sepertinya ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Haaaaaa.."

Tapi baru 7 langkah ia berjalan, langkahnya harus terhenti, ia
mendengar Echa menangis histeris.

Roland menghela nafas kasar, ia pun terpaksa melangkah kembali ke Echa sebelum seluruh penghuni kepo menghampiri dan mengintrogasinya karena membuat anak orang menangis.

Echa melihat Roland kembali menghampirinya, meskipun sikap Roland dingin tapi ia memiliki hati yang hangat menurutnya.

Roland menatap Echa lekat, ia berusaha mengingat siapakah gadis ini, tapi nihil, ia tidak pernah tau siapa dia.

Echa seketika menghentikan tangis palsunya, ia berusaha menceritakan kejadian 10 tahun silam kepada Roland kali ini dengan benar.

Flashback off...

"Heii kamu, yang pakek baju pink!", ucap seorang anak laki-laki dengan logat khas anak kecilnya bersama seorang temannya.

"Ah apa ? Aku ?" Jawab polos anak perempuan itu sambil menunjuk dirinya.

"Iya kamu, masak tukang kebon !" Jawabnya sambil sekilas memandang sinis tukang pembersih taman yang tak sengaja jalan melewati mereka.

"Yee , Aya Aya wae budak ieu." sahut pembersih taman membawa peralatan kebersihan andalannya sambil berlalu pergi meninggalkan mereka .

Anak laki-laki itupun mendekat dan menunjuk baju, bando, tas, bahkan kaos kaki anak perempuan itu.

"Coba liat, baju kamu pink, bando juga pink, tas pink, semuanya serba pink, kamu manusia pink, ngga bole main disini !" Timpalnya, seorang anak laki-laki bermata biru nan berkulit putih.

Entah apa gerangan ia ingin sekali menggoda anak perempuan rambut dikucir dua tersebut.

"Echa ngga mau, emang kamu siapa larang - larang Echa !" Jawab anak perempuan itu dengan nada kesal dan ekpresi memanyunkan bibirnya.

"Kamu berani sama kita, kamu ngga tau siapa kita hah ?!" Bentaknya.

"Yah Echa ngga tau lah,kalian kan belum kenalan cama Echa, mangkanya kenalan dulu, kenalin nama aku Reisha Azkia Aurellia ..." Jawab anak polos itu.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang