Twins Heart : Orang Gila

824 77 3
                                    

****

Echa berkesempatan makan malam bersama keluarga Roland hari ini. Ia mengambil duduk tepat di depan Roland.

"Untung kursi ini kosong, hehehe." Batinnya tertawa bahagia.

Saat makan malam berlangsung, tanpa Echa sadari bahwa sedari tadi ia senyum-senyum sendiri sambil sesekali memandangi wajah Roland.

Tak terbayangkan sebelumnya ia bisa makan bersama Roland.

"Lohh, Roland kok natap gue balik sih ...Uhukk..uhukk.." Echa tiba-tiba tersedak takkala matanya tak sengaja bertemu dengan mata Roland yang tengah balik menatapnya.

"Ketauan deh." Lirih Echa dalam hati.

"Aduh Echa, kamu ngga pa-pa ?" Tanya Bunda Daya khawatir.

Echa segera meminum air putih yang Bunda Daya berikan.

"Iya Bun, nggak pa-pa." Jawabnya sambil menepuk-nepuk dadanya pelan

"Bodoh." Tatap Damar datar kepada Echa.

Seketika mata Echa terbelalak kaget mendengar penuturan adik Roland. Apa ? Bodoh ? Apakah ia tampak seperti itu sekarang ?

"Damar, nggak bole gitu nak." Bunda Daya memperingatkan.

Echa kembali melanjutkan makannya, ia merasa tak enak karena menggangu aktifitas makan malam keluarga Roland.

Kemudian ia pamit pulang kepada Bunda Daya dan tentunya kepada Roland tapi tak dihiraukan.

"Bun, Echa pamit dulu ya."

"Iya kamu hati-hati ya, Land anterin Echa ya." Bujuk Bunda Daya pada Roland.

Echa menatap Roland dengan sejuta harapan. Semoga saja Roland mau mengantarnya.

"Nggak."

Seketika senyuman Echa memudar, ia mencabikkan bibirnya di depan Roland, kapan sikap dingin lelaki itu akan mencair!

"Nggak pa-pa kok Bun, Echa udah pesen ojek tadi."

"Beneran kamu nggak pa-pa? Maaf ya Echa." Bunda Daya merasa bersalah karena tak dapat mengantar Echa pulang, Pak Pardi supir keluarganya tengah pulang kampung hari ini.

"Iya bunda," jawabnya berusaha meyakinkan.

"Oh iya, ini Bunda punya jepit cantik bermotif kupu-kupu buat kamu." Ujarnya riang sambil memakaikannya di rambut Echa.

Echa merasa senang mendapatkan hadiah dari Bunda Daya, padahal baru sehari bertemu dengannya tetapi ia sudah menganggap beliau sebagai ibunya.

"Makasih ya Bun, kalo begitu Echa pulang dulu." Pamitnya sambil melangkah keluar rumah Roland.

Bunda menatap kepergian Echa, kemudian beralih menatap Roland yang tengah duduk sambil membaca buku.

"Land, kamu yakin nggak nganter Echa pulang ?"

"Yakin."

"Yasudah terserah kamu, Bunda hanya khawatir soalnya akhir-akhir ini ada orang gila di sekitar kompleks kita. Takutnya terjadi hal yang enggak-enggak." Ucap Bunda Daya sambil menuntun Damar pergi ke kamarnya.

Roland kemudian menutup bukunya.

"Merepotkan." Ujarnya dalam hati.

***

Echa celingak-celinguk mencari ojek, tetapi nihil. Jalanan rumah Roland sangat sepi, tak ada satu pun kendaraan yang melintas.

Ia mencoba menghubungi ojek langganannya atau abangnya, tetapi tak ada yang bisa dihubungi.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang