Twins Heart : Pamali

527 57 10
                                    

Tekan vote dulu yuk sebelum baca, letakknya di pojok sebelah kiri, gratis kok hehe 💃💃💃

🌅🌅🌅

Echa menatap pantulan dirinya dalam cermin sebesar tubuh manusia tersebut. "Hmmm.. tidak tidak," sambil menggelengkan kepala menilai baju yang sedang ia pakai.

"Kebesaran."

"ihh, kok gue keliatan pendek banget sih."

"NO, ini terlalu mencolok."

"Ini mah kekecilan."

"Hmmm.. " timang Echa pada baju yang baru saja ia pakai sambil mengetuk-ngetuk dagunya. "Jelek," lanjutnya.

"Huft... " Echa menghela nafas panjang lantas menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Kepalanya menoleh menatap lesu lemari bajunya, sekitar 20 baju telah ia coba, tapi tak kunjung menemukan yang cocok untuk dipakai jalan bersama Roland.

Hari ini adalah hari yang sangat spesial dimana janji Roland akan terealisasikan, Roland bilang padanya jika Roland mau jalan sama Echa.

Pokonya ia tidak boleh kelihatan jelek di depan Roland nanti.

Ia memicingkan matanya menelusuri setiap baju yang tergantung, pucuk dicinta ulampun tiba tak sengaja matanya menangkap sesosok baju berwana biru dengan motif bunga yang bersembunyi dibalik baju lain. Baju itu merupakan hadiah dari mamanya tahun lalu. Tak fikir panjang Echa langsung pergi ke kamar mandi untuk mencobanya.

Ia memandang dirinya di cermin saat memakai baju itu, "Kurang satu sentuhan lagi," ucapnya sembari mengambil jepit rambut.

Ia menjepitkan jepit itu pada rambut pendeknya, jepit bermotif kupu-kupu yang kala itu dikasih Bunda Daya.

"Nah, cantik," ujar Echa sambil memutarkan tubuhnya ala princess dengan mengulas sebuah senyuman.

Tanpa sepengetahuan Echa, Reno tengah mengintip dirinya di ambang pintu. Reno tersenyum tipis melihat kelakuan adiknya itu, "Ternyata adik gue udah besar," batinnya dalam hati.

"CERMIN,CERMIN! SIAPAKAH PEREMPUAN YANG PALING CANTIK DI DUNIA INI," tanya Echa sambil memutar-mutarkan jari telunjuknya ke arah cermin bak adegan ratu jahat di dongeng putri salju.

"ECHA!!!" jawabnya sendiri atas pertanyaannya dengan suara dibuat semirip mungkin dengan suara cermin yang ada di dongeng.

"Hahaha... Kamu memang yang terbaik," puji Echa sambil mengelus-elus sayang permukaan cerminnya.

Reno hanya bisa sabar atas kelakuan absurd adiknya selama ini, untung ia udah kebal sama Echa.

"Lo gila?" Celetuk Reno tiba-tiba sembari melangkah mendekati Echa.

Echa memanyunkan bibirnya kesal, Abangnya selalu seperti itu, merusak halunya.

"Ada cowok yang nyariin lo di bawah," kata Reno.

"Itu pasti Roland." Tak terasa mata Echa berbinar, guratan senyumnya semakin jelas terlihat di wajah cantiknya.

"Doain gue supaya berhasil," ucap Echa pada Reno dengan menyatukan jari telunjuk dan jempol membentuk kata 'OK'.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang