Bahkan orang yang terlihat membenci kita ternyata adalah orang yang sangat mencintai kita.
****
Roland POV
Setelah mengantar Echa pulang, Roland segera berkendara menuju rumahnya.
"Bun, Roland pulang!" ujar Roland saat membuka pintu depan rumahnya dan berjalan masuk.
Bunda Daya melihat Roland melangkah menghampiri dirinya yang tengah sibuk memasak di dapur. "Udah makan nak?" tanyanya dengan wajah teduh seorang ibu.
"Udah."
Roland lantas tersenyum ke arah Bunda Daya. Bunda Daya menaikkan sebelah alisnya bingung. Tumben, tidak seperti biasanya wajah anak sulungnya sumringah seperti ini. "Kamu kenapa sama Echa hayo?" godanya pada Roland.
"Nggak pa-pa, Bun." Roland terkekeh kecil seraya duduk di meja makan. Tangannya bergerak mengambil segelas air putih lantas meminumnya.
"Oh iya!" Bunda Daya menepuk dahinya pelan. "Kamu dicariin Zicho daritadi," ujarnya memberitahu Roland. Ia lupa jika Zicho sudah menunggu Roland sejak tadi pagi.
"Dimana?" tanya Roland.
"Sekarang ada di lapangan belakang rumah, kamu samperin gih!"
Mendengar penuturan Bundanya, Roland langsung bergegas menuju kesana. Sahabatnya itu mungkin sedang jengkel kepada dirinya, karena tak menemaninya bermain basket hari ini.
Roland melihat seorang laki-laki berbadan kekar memakai jaket jeans biru sedang memainkan bola besar itu sendirian, siapa lagi yang suka berpakaian seperti itu kalo bukan Zicho.
Roland mendekat ke arah Zicho. "Oper bolanya!" teriaknya pada Zicho.
Zicho menoleh ke arah sumber suara, orang yang ia tunggu-tunggu tengah berdiri di sampingnya sekarang. Zicho lalu melempar bola itu ke Roland.
Roland menangkap bola dari Zicho. Lantas ia mendribble bolanya dan melakukan lay-up. Zicho melihat bola itu melayang dan masuk dengan epik ke dalam ring, memang tak bisa dipungkiri bahwa Roland jago dalam permainan ini sejak kecil.
"Mau tanding?" ajak Zicho melangkah menuju Roland serta menggaet bola dari tangan Roland.
Roland menyunggingkan senyumnya. "Oke!"
Mereka memulai pertandingan basket satu lawan satu.
Zicho mendribble bola seraya melewati tubuh Roland dengan lincah. Matanya fokus menatap ke arah ring lantas melayangkan bola itu dari jarak jauh.
Roland melihat bolanya jatuh ke dalam ring seraya tersenyum kecil. "Kemampuan Lo udah meningkat," pujinya sambil menepuk bahu kanan Zicho.
"Berkat Lo yang ngajarin gue dan Lo nggak tau gimana rasanya diajarin sama orang yang modelannya ngirit bicara kayak Lo, susah paham otak gue Land! Susah!" ucap Zicho mengatakan apa adanya.
"Inget nggak Lo! Waktu kecil gue hampir nggak betah temenan sama lo?" ucap Zicho terkekeh pelan berusaha menguji ingatan Roland.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS HEART
Teen Fiction⛔FOLLOW Authornya untuk mendapatkan update cerita seru lainnya⛔ ___________________ Blurb : Dia bernama Zicho. Lelaki bermata biru yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Pria yang mengajarkanku apa itu arti cinta dan sabar yang sebenarnya. Pri...