Jangan lupa tinggalkan perasaan kalian berupa vote gaes 💓 gratis kok, letaknya di sebelah pojok kiri bawah yaa...
SPAM KOMEN UNTUK NEXT CHAPTER 😂 ATAU YANG PENGEN AUTHOR UP CEPET LAGI💃
****
Mereka kemudian terduduk, diam membisu seraya memandang ke arah kolam kecil yang didesain se-alami mungkin terpampang nyata di depan mereka, tak ada sepatah katapun yang terlontar meskipun hanya sekedar untuk berbasa-basi. Mereka telah larut dalam fikiran masing-masing.
Burung-burung pun yang bertengger cantik di atas ranting tak berani berkicau seakan mengerti keadaan mereka.
Seketika Zicho membuyarkan lamunan Echa, pria itu tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya, "lo tunggu sini," pintanya.
Echa menoleh kearah Zicho dengan menyatukan kedua ujung alisnya, "lo mau kemana?"
"Ada urusan," ujarnya singkat tak menoleh sedikitpun ke arah gadis yang bertanya, ia langsung melangkah pergi meninggalkan Echa.
Echa menghela nafas pelan takkala melihat punggung pria itu yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya. Pada akhirnya ia sendirian di sini. Di tempat ini!
Zicho telah meninggalkannya.
Ia kemudian menundukkan kepalanya mencari pelampiasan mangsa, Echa melihat beberapa batu kerikil bertumpuk di sampingnya.
Ia lantas mengambil sebuah batu itu dan melemparnya, "satu!" Air yang semula tenang berubah menjadi bergelombang.
Ia meratapi batu yang seakan lenyap ditelan. Apakah orang-orang terdekatnya akan menghilang dari kehidupan Echa satu-persatu seperti apa yang dilakukan oleh batu ini?
Entahlah, hanya takdir yang mampu menjawabnya.
Beberapa jam telah berlalu.... tapi Zicho tak kunjung kembali menemui Echa.
"Lima puluh," hitung Echa lesu, menatap batu terakhir yang masuk ke dalam air.
Ia sudah melempar batu untuk kelima puluh kalinya, tapi laki-laki itu tetap tak kembali. Apakah Zicho juga turut pergi meninggalkan dirinya seperti Dinda?
Ah iya! Mana mungkin masih ada yang ingin berteman dengannya setelah semua yang terjadi pada Echa!
"Sadar diri, Cha! Mana mungkin ada yang mau temenan sama Lo," ujarnya pilu pada diri sendiri.
Wajah Echa berubah sendu. Ia lantas berdiri dari tempat duduknya, mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari Zicho.
Tapi, nihil...
Tak ada orang selain dirinya di sini, Echa lalu melangkahkan kakinya beranjak pergi. Untuk apa ia tinggal di sana disaat orang yang ditunggu tak akan pernah datang. Tak akan pernah!
"Gue kan udah bilang tunggu!" sahut seorang pria tiba-tiba dengan suara bass khasnya menghentikan langkah Echa.
Gadis itu lantas segera memutar tubuhnya menghadap sumber suara, benar saja! Pria yang sedang dibayangkan tengah berdiri tepat dibelakangnya sekarang!
Mata Echa berkaca-kaca saat menangkap sosok laki-laki itu. "Zicho," ungkapnya seraya mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Gue kira lo_"
"Lo pasti laper kan, nih! Gue nggak mau lo jatuh sakit," lontar Zicho sambil menyodorkan sebotol air mineral dan se-cup pop mie pada Echa.
Echa menggelum senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS HEART
Teen Fiction⛔FOLLOW Authornya untuk mendapatkan update cerita seru lainnya⛔ ___________________ Blurb : Dia bernama Zicho. Lelaki bermata biru yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Pria yang mengajarkanku apa itu arti cinta dan sabar yang sebenarnya. Pri...