Twins Heart : Bullying

425 39 2
                                    

Warning!

Mengandung bahasa kasar dan kurang baik. Dimohon bijak dalam membaca..

Jangan lupa tinggalkan perasaan kalian gaes 💓 berupa vote yak hehehe..

Rindu cuit-cuitan kalian nih di kolom komentar💓✨

📍
Nyatanya lara tak mampu membungkam rasa

****

Echa memandang Dinda dengan tatapan tak percaya, "lo sahabat gue, Din," rintihan suara Echa yang terdengar mengiris hati.

Echa kembali memegang kedua tangan Dinda tetapi segera ditampis oleh gadis itu, "nggak usah pegang-pegang gue! Najis!" sentaknya seraya melotot pada Echa. Seperti Echa adalah hal haram yang tak boleh menyentuh badannya.

Dinda lantas mengangkat sebelah sudut bibirnya seraya dua langkah maju mendekati tubuh Echa, ia menatap tepat kedua manik mata Echa yang begitu menyedihkan, "gue nggak pernah punya sabahat pencuri!" balasnya penuh penekanan.

"Camkan itu baik-baik dalam otak lo, itupun kalo Lo masih punya otak!" ucap Dinda sambil mengetuk kepala Echa tiga kali dengan jari telunjuknya.

Suasana tambah mencekam, tak ada satupun di antara mereka yang membela Echa. Untuk apa membela seorang pencuri? Mungkin itu fikirnya.

"Din, gue nggak_"

"Denger ya!! Kita udah bukan sahabat lagi!!!" potong Dinda cepat dengan memutar kedua bola matanya jengah.

Jleb...

Perkataan Dinda seperti sebuah belati yang menusuk relung hatinya yang terdalam, membuat beberapa luka yang ditorehkan kembali menganga lebar.

Semudah itukah Dinda memutuskan tali persahabatan mereka yang telah terjalin dua tahun lamanya.

"Din_"

"Gak usah panggil gue! Nggak pantes mulut murah Lo nyebut nama gue!" kelakar Dinda dengan tatapan menyala tajam di depan semua orang seraya menunjuk bibir Echa.

Echa lantas menutup mata rapat-rapat, hatinya yang retak kembali mendapat sayatan luka.

Mengapa sahabatnya itu berubah menjadi seperti ini kepadanya? Salah Echa apa sebenernya?

Gisel diam-diam tersenyum gembira memandang Echa yang terpuruk seperti ini. Ingin rasanya hari ini tak lekas berakhir.

Samar-samar Echa mulai mendengar hujatan dan makian dari teman-teman yang tengah menyaksikannya.

"MASIH PUNYA MUKA LO! NGGAK TAU MALU SIH!" Cemooh salah satu murid yang terdengar begitu menyakitkan.

"HUUUU!!!!! MURAH!!!"

"JANGAN SEKOLAH DI SINI! NGGAK PANTES TAU NGGAK!!!" Seperti layaknya berbicara pada orang tuli mereka berteriak kencang tepat ditelinga Echa, membuat gadis itu beberapa kali tersentak ke belakang!

Tetapi yang membuatnya sedih bukanlah makian-makian itu, melainkan sifat Dinda yang berubah kepadanya.

Echa lantas menundukkan kepalanya seraya mengatupkan mulutnya tak ingin berbicara apapun lagi, mencengkram pinggiran roknya kuat-kuat!

Sahabatnya yang selalu berada di sampingnya saat tertawa, sedih, bahkan konyol bersama sekarang telah berubah, menjadi seseorang yang tak dikenalnya sama sekali!

Byur... 

Echa tersentak kaget, tubuhnya mendadak kaku, seorang siswa tanpa iba mengguyur badan Echa dengan air dingin, "RASAIN LO HAHAHA!!" Teriak semua orang sambil tertawa. Tak sampai disitu, mereka juga melempari muka Echa dengan tepung yang entah sejak kapan ada di tangan mereka.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang