Twins Heart : Makna

531 55 3
                                    

~Tidak semuanya dapat kita miliki~

****

2 jam kemudian...

Semakin lama berada di sawah, ternyata tak seburuk yang mereka fikirkan. Mereka membajak sawah, lempar tanah liat satu sama lain, bahkan sampai guling-guling di lumpur bak belut sawah mereka jabanin.

Terutama Andre..

Andre salah satu orang yang paling antusias di sini, coba lihat apa yang ia lakukan, ia tengah membalut tubuhnya dengan tanah liat sampai tak ada satu bagian pun yang tersisa hingga dirinya berwarna coklat pekat, kecuali gigi pastinya.

Suruh ia meringis sekarang ! gigi itu akan muncul dan bersinar seperti lampu Philips LED yang ada di rumah kalian.

Ada yang masa kecilnya kek Andre nggak ? Hehe ....

Echa mengencangkan bibirnya takkala melihat tingkah konyol Andre. "Lo ngapain sih kayak gitu," cetus Echa.

"Ini kebiasaan gue dulu waktu kecil," terang Andre duduk selonjor sambil terus mempoles dirinya. Skincare kecantikan ala-alanya.

Echa menggelengkan kepalanya pelan, berusaha memaklumi tingkah salah satu temannya itu dan kembali melanjutkan langkahnya.

"KALIAN STOP!" Teriak Andre tegas, membuat kegiatan temannya terhenti seketika, Zicho dan Echa berhenti melempar tanah liat, Vana dan Dinda berhenti berjalan, mereka semua beralih menatap dirinya.

"Ada apa?" sahut Echa pada Andre.

"Kalian tau nggak?" tanya Andre sambil melangkah memutari teman-temannya dengan memajang wajah serius.

Semua orang menatap Andre intens. Apa yang akan Andre katakan ? Apakah berhubungan dengan tugas hari ini? Atau ada yang salah dengan kegiatan yang mereka lakukan saat membajak sawah ?

"Gue.. " lanjutnya.

Mereka menyipitkan kedua matanya dan bersiap mendengarkan Andre dengan saksama.

Kemudian Andre memandang temannya satu persatu untuk memastikan mereka mendengarkan hal penting yang akan Andre katakan nanti.

Andre menarik nafas dan membuangnya perlahan. "Gue kasih tau ya... "

"Kalo gue artis."

Lol.. sontak wajah mereka berubah menjadi masam, geram, kesal tak karuan.

Ingin rasanya melempar Andre ke Pulau Atlantis yang hilang, biar Andre juga ikut hilang dari muka bumi.

Lebih tak tau dirinya lagi, Andre tetap kekeuh melanjutkan ucapannya. "Gini-gini gue terkenal tau di kawasan sini, siapa sih yang gak tau Andre, cucu Kakek Charlie yang paling tampan dari sejuta umat laki-laki," ungkap Andre penuh percaya diri.

Vana menatap Andre dengan tatapan tak percaya. Laki-laki ini sepertinya kesambet arwah penasaran belut sawah mangkanya tambah gesrek.

"Gue juga bisa bikin cewek nyaman... tanpa jadian, kurang apalagi cobak gue ini," ucap Andre sambil menyisir jambul rambutnya menggunakan tangan.

Saat tengah asyik ber-ngibul ria. Ada seorang warga sekitar menuju ke arah mereka. "Kamu?" teriak perempuan paruh baya dari ujung sebrang, dengan menunjuk ke arah Andre. Ia kemudian melangkah mendekati Andre.

Tiba-tiba ia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah Andre. "Kamu sudah besar ya," sapa perempuan paruh baya itu dengan mata berkaca-kaca.

Andre tak menyangka kadar ketampanannya begitu kuat sampai ada yang mengenalinya, padahal penampilannya seperti ini.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang