Twins Heart : Membisu

460 40 25
                                    

Vote dulu dong, yuk geser ke pojok kiri, kiri, kiri dan tekan bintang, gratis hehehe... Komen sebanyak-banyaknya agar next chapter di UP😂

📍
Ketika dirimu ingin berubah menjadi lebih baik, Tuhan akan mengujimu untuk mengetahui seberapa besar niatmu

****

Echa berdiri seraya mengedarkan pandangannya melihat ruangan bernuansa cokelat seluas 30m persegi di depannya. Pojok kanan badan pintu terdapat sebuah papan nama bertuliskan 'ruang kepala sekolah' membuat jantung Echa berpacu kencang.

Ia menghela nafas pelan, ia harus melakukannya! Echa memberanikan diri dengan mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut.

Ceklek.... pintu utama terbuka menampakan sesosok gadis cantik berambut pendek yang mereka tunggu.

Orang-orang sudah berkumpul dan menatap Echa yang perlahan berjalan mendekat ke arah mereka.

Echa lantas mengambil duduk di sofa panjang berwarna biru dengan Dinda dan Gisel berada di kanan dan kirinya.

Hati Gisel senang takkala melihat wajah Echa tak seceria biasanya, "punya nyali juga," batinnya dalam hati sembari menyisipkan rambut panjangnya ke belakang telinga, "drama pertemanan akan dimulai." Gisel mengangkat sebelah sudut bibirnya.

Echa menoleh ke arah Dinda, kecanggungan jelas tergurat di wajah mereka. Echa kemudian mengalihkan pandangannya lurus ke arah pria berkepala botak namun berwajah teduh, memakai baju batik dinas yang duduk tepat di hadapannya, dengan Pak Doni tentunya. Mereka sekarang hanya dipisahkan oleh sebuah meja yang berisikan dokumen-dokumen penting yang menjulang agak tinggi.

"Echa ya?" tanyanya dengan penuh wibawa.

"Iya," jawab Echa seraya memaksakan senyumnya.

"Ini anaknya?" ujarnya menoleh pada Pak Doni untuk memastikan. "Iya, Pak, benar!"

"Saudari Gisel telah menceritakan kronologis kejadiannya dari awal sampai akhir sama saya, jadi saya akan menanyai kamu juga."

"Baik Echa, saya akan mulai," ungkap kepala sekolah itu dengan mengambil sebuah berkas di atas mejanya.

"Apakah benar ponsel saudari Gisel ditemukan di dalam tas kamu?" tanyanya.

"Benar, tetapi ponsel itu tanpa sepengetahuan saya berada di dalam tas." Echa menjawabnya dengan lancar sesuai apa yang diajarkan Zicho padanya. Ternyata otak lemotnya telah di-update otomatis menjadi 4G, bisa menghafal dengan baik, jarang sekali ia bisa mengingat sesuatu. Apa ini efek dari sentilan-sentilan tangan Zicho? Menakjubkan!

Kepala sekolah itu tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya melanjutkan pertanyaannya, "jadi, mengapa ponsel itu bisa berada di tas kamu?"

"Saya__tidak tau, Pak," lirih Echa pelan.

Kepala sekolah lalu membenarkan posisi kacamata bulatnya agar terlihat lebih jelas, "apa benar sebelum kejadian ditemukannya ponsel itu oleh Pak Doni, tas kamu sempat dibawa oleh Dinda?" selidik pria itu lebih jauh dengan menyorot intens Echa.

Echa seketika bungkam, darimana kepala sekolahnya itu tau? Tenggorokan Echa seolah tercekat tak mampu berkata-kata, ia lantas menggerakkan kepalanya ke kanan, tampak gadis yang sedang dalam fikirannya sedang tertunduk cemas dengan memainkan jari-jarinya di atas paha. Dinda tak berani membalas tatapan Echa terhadapnya, terlihat jelas butiran keringat dingin mulai membasahi pelipis Dinda. Echa tau dengan jelas apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu.

TWINS HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang