Pukul : 20.30 WIB...
Setelah melewati hari yang panjang nan mengesankan bersama Kakek Charlie, ia akhirnya sampai di rumah dengan selamat.
Echa lantas duduk di samping meja belajarnya sambil memandangi tissu basah yang terletak di atas sana. Ia membelai pelan permukaan tissu.
Seketika senyumnya terbit takkala mengingat siapa yang memberikan tissu itu padanya.
Ia mulai membayangkan beberapa hal lucu yang akhir-akhir ini yang terjadi padanya, terutama saat bersama Roland.
"Roland inget nggak ya kalo lusa jalan sama gue?" tanyanya pada diri sendiri.
Echa langsung mengambil benda kotak dari sakunya dan mencari nama Roland di sana. "Oh iya, gue kan nggak punya nomernya," ujar Echa sambil menepuk dahinya.
Sepintas otaknya menampilkan sebuah ide cemerlang. Ia bergegas mengambil kertas dan pulpen untuk merealisasikan idenya sebelum lenyap dari fikirannya. "Gue akan nulis surat buat Roland biar dia nggak lupa." Batinnya sambil tersenyum dan mulai menggores kertas dengan aksara-aksara cintanya.
****
Echa memandang dirinya dalam pantulan cermin besar kesayangannya. "Nah.. udah cantik, siap berangkat ke sekolah," sambil membenarkan sedikit letak poninya.
Kemudian ia mengambil surat yang tadi malam ia tulis untuk Roland dan memasukkannya ke dalam tas sekolah.
Tok..
Tok.. tok.. tok...
Tok.. tok.. tok...
Echa menatap sengit ke arah pintu kamarnya. Dikira pintunya itu gendang di tabok-tabok keras kayak gitu. "Ngetuk pintu aja ngegas," celotehnya memanyunkan bibir.
"Iya, bentar," teriak Echa mengambil tasnya dan berlari membuka pintu.
Ceklek..
"Ada ap..." Ucapannya terhenti, dilihatnya tak ada orang di sana. Ia memandang ke sekeliling kamarnya tetapi tetap tak ada.
Echa melihat ada sebuah kertas yang menempel di pintu kamarnya. Ia mengerutkan dahinya bingung. Siapa gerangan yang mengirim?
Ia lantas mencabut kertas itu dan mulai membacanya.
Ternyata surat itu dari Abang Reno. Di sana tertulis bahwa Reno tak bisa berangkat bersama Echa karena ada les pagi. "Dia selau aja ninggalin gue, mentang-mentang udah kelas 12," ujarnya sambil melangkah menuruni tangga.
Hari ini Echa harus kembali naik bis menuju sekolahnya. Ia berjalan tak jauh dari rumahnya dan segera menaiki salah satu transportasi umum tersebut.
Ia mengambil duduk di tempat favoritnya, yaitu tepat di dekat jendela baris ketiga dari belakang.
Kemudian ia mengambil sebuah earphone putih, menancapkannya ke handphone dan memutar sebuah lagu berjudul i like you so much - Ysabelle Cuevas.
Ia memandang ke luar jendela sambil mendengarkan alunan lagu yang tak terasa membawanya ke alam lain (dunia halu).
Bis berhenti sejenak dari perjalanannya, menandakan penumpang lain mulai berdatangan.
Tapi Echa tak peduli, ia tetap fokus melamun.Set...
Tiba-tiba earphone yang terpasang di telinga kirinya lepas begitu saja, seperti ada seseorang yang sengaja mencabutnya.
Echa lantas menoleh ke arah samping, ia melebarkan matanya takkala mengetahui siapa orang itu, ternyata itu Zicho.
Ia melihat sebelah earphonenya telah terpasang dengan baik di telinga kanan Zicho. Sejak kapan laki-laki itu duduk di sebelahnya? Kenapa ia tak sadar jika ada orang duduk?
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS HEART
Novela Juvenil⛔FOLLOW Authornya untuk mendapatkan update cerita seru lainnya⛔ ___________________ Blurb : Dia bernama Zicho. Lelaki bermata biru yang memiliki penyakit jantung sejak kecil. Pria yang mengajarkanku apa itu arti cinta dan sabar yang sebenarnya. Pri...