"Sayang apa semuanya sudah siap?" tanya Krystal kepada gadis kecilnya sambil memasukkan berkas berkas yang akan dia bawa untuk meeting hari ini.
"Sudah ibu" jawab Hana singkat.
"Buku pelajaranmu jangan ada yang ketinggalan yah, oh iya pakaian olahragamu apa sudah kau memasukkan juga? Hari ini kau ada jadwal pelajaran olahraga, bukan?" tanya Krystal lagi, kini ia masih sibuk dengan ponselnya membalas setiap pesan yang masuk.
"Sssttt, ibu ini bisa tidak sih tidak bawel sehari aja? Hana pusing dengar ocehan ibu" keluh Hana.
Krystal mengernyitkan alisnya, ia heran atas apa yang tadi diucapkan oleh anaknya. Ia pun menghampiri tubuh mungil anaknya itu, membawanya ke pangkuannya.
"Ohh jadi anak ibu ini sudah berani bilang ibu bawel yah? Sini kau" ucap Krystal gemas lalu menggelitiki tubuh kecil Hana.
Hana pun hanya tertawa kegelian.
"Hahahaha ampun ibu, geli ihh" ucap Hana menahan geli sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan ibunya.
"Hahaha sudah-sudah. Ayo Hana masuk ke dalam mobil, kita berangkat nanti kau akan terlambat" ajak Krystal.
"Siap bu bos" ucap Hana sambil tertawa
***
Krystal dan Hana sudah sampai di sekolah Hana. Hari itu sekolah Hana sangat ramai dengan orang tua murid yang mengantar anak-anak mereka. Hana pun turun dari mobilnya dan berlari penuh semangat menuju gerbang sekolahnya.
Langkah Hana terhenti, dia menoleh kembali ke arah ibunya, Hana ingin berpamitan dengan melambaikan tanganya kepada ibunya, namun karena posisi ia berbalik arah, dia tak sengaja menabrak tubuh seorang pria dewasa.
Tubuh kecilnya hampir terjatuh jika pria tadi tak menahannya. Pria itu menatap lekat Hana, entah mengapa dia merasakan getaran saat melihat Hana.
Ia merasa jika dirinya dan gadis kecil itu memiliki daya tarik dan ikatan yang amat kuat. Pria tadi terus memperhatikan Hana lalu tersenyum simpul saat menatap wajah manis si kecil di hadapannya.
"Hanaaa" teriak Krystal melambaikan tangan ke arahnya.
"Iya ibuuuuuu" Hana berlari menuju ibunya, memeluknya erat.
"Apa kau melupakan tasmu, Nak? Bagaimana nanti kau belajar jika kau tak membawa alat tulismu, sayang? Sudah sekarang kau pergilah. Jangan berlari yah Nak, hati-hati yang pintar yah belajarnya" ucap Krystal lembut.
"Sip bu bos" jawab Hana sambil menunjukkan jempol ke arah ibunya.
Pria itu sedari tadi melihat gadis kecil itu dan wanita yang dia panggil ibu.
"Bukankah dia gadis yang waktu itu di club?" gumamnya sambil berusaha terus mengingatnya.
Pria itu tersenyum lebar seolah mendapatkan apa yang selama ini ia cari.
"Nak, siapa namamu?" tanya pria itu.
"Hana, Paman" jawab Hana singkat.
"Lalu siapa wanita tadi?" tanya pria itu lagi.
"Dia ibuku, paman" jawab Meera lagi.
"Paman, aku akan terlambat nantinya jika aku terus berbicara denganmu, aku pergi dulu ya, dahh" Hana melambaikan tangan ke pria itu.
"Akhirnya kita bertemu kembali nona setelah sekian lama, bukankah sudah ku bilang kalau jodoh kita pasti akan bertemu kembali? Ternyata kau semakin cantik nona, harum tubuhmu dan kenikmatan tubuhmu di malam itu. Hm tubuh mungilmu sangat memuaskan hasratku nona. Apa kau masih ingat denganku? Kau pasti sangat membenciku nona. Dan gadis kecil itu? Siapa dia? Atau jangan-jangan dia itu? Hmm entahlah, besok akan aku cari tau lagi" ucapnya.
Pria tadi memakai kacamata hitam dan jas kerja lengkap, ia sengaja ke sekolah itu untuk mengantar keponakannya. Namun pandangannya tertuju kepada wanita yang tadi dia temui.
Wanita yang sama yang telah memuaskan hasratnya malam itu.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionSatu malam yang membuat hidupnya hancur berantakan, kekasihnya pergi meninggalkannya.. Hanya satu pilihannya, tetap mempertahankan nyawa yang tak berdosa di dalam rahimnya..