Fact

697 71 1
                                    

"KRYSTAL" teriak Seulgi langsung memeluk sahabatnya.

"Hei kau ini datang-datang sudah membuat telingaku sakit" kesal Krystal.

Seulgi hanya terkekeh.

"Krys, lihat ini" ucap Seulgi senang dan menunjukkan sebuah cincin di jari manisnya.

"Seul, kau?" Krystal terkejut, lalu memeluk sahabatnya itu.

Seulgi tersenyum dan mengeratkan pelukannya.

"Aku sangat bahagia Krys, benar-benar bahagia" ucap Seulgi senang.

"Aku juga bahagia akhirnya Jimin mau menikahimu juga hahaha" ledek Krystal.

Seulgi melepaskan pelukannya, ia langsung mengerucutkan bibirnya. Krystal gemas di buatnya. Ia lalu mencubit hidung Seulgi.

"Kau ini seperti anak kecil saja, sebentar lagi kau kan akan menikah, belajarlah untuk bersikap dewasa ya" ejek Krystal.

Seulgi masih merajuk, namun perlahan ia memeluk erat Krystal dan terisak.

"Krys, jika aku sudah menikah nanti Jimin tak mengijinkan aku untuk bekerja lagi, aku disuruh untuk mengurus rumah, mengurusnya dan anak-anaknya nanti, jadi aku ingin menghabiskan sisa waktu yang ku punya denganmu, sahabatku" ucap Seulgi lirih.

Krystal memejamkan matanya. Ia mengingat kebersamaannya dengan Seulgi, bahkan karena Seulgi saat ini Krystal bisa bekerja di perusahaan Kim Group, berkat Seulgi pula hidup Krystal dan Hana berangsur membaik.

Jika ingin diungkit soal masa lalunya yang diusir dulu benar-benar membuat hatinya pilu. Ia memeluk erat sahabatnya itu, menangis karena membayangkan jika mereka akan terpisah jauh.

Kai tak sengaja lewat, memperhatikan Krystal dan Seulgi. Lebih tepatnya Kai melihat ke arah Krystal yang kini sedang menangis, hati Kai terasa sesak jika melihat Krystal menangis, rasanya ia ingin menghampiri Krystal dan menghapus airmatanya.

Kai hanya menghela nafas dan masuk ke ruangnya.

"Hmmm sudah, sudah. Bukankah itu impianmu selama ini, untuk apa kita menangis?" ucap Krystal sambil menghapus airmata Seulgi, begitupun dengan Seulgi, ia menghapus airmata Krystal. Mereka pun berpelukan.

Kai sedari tadi terus memperhatikan Krystal dari balik tirainya.

'Bagaimana aku sanggup untuk mengatakan kejujuran tentang diriku kepadamu, jika aku saja tak sanggup melihat airmatamu' lirih Kai.

***

"AYAH" teriak Hana sambil memeluk erat ayahnya.

Kai langsung menggendong Hana dan mencubit pipinya gemas.

"Ayah, apa ibu tak menjemputku?" tanya Hana.

"Ibumu sedang banyak pekerjaan sayang" jawab Kai singkat.

"Bukankah ibu berkerja di tempat yang sama dengan ayah? Mengapa ibu masih bekerja sedangkan ayah bisa menjemput Hana?" tanya Hana penasaran.

"Ayah kan pemilik perusahaan itu sayang, jadi ayah bebas untuk menemui putri ayah kapanpun yang ayah inginkan, apa kau tak suka jika ayah yang menjemputmu?" tanya Kai kepada Hana.

Hana hanya menggeleng dan mendekat ke pipi Kai lalu menciumnya. Kai pun tersenyum melihat tingkah anaknya.

***

Kai menatap tajam ke arah Hana. Kini Kai dan Hana sedang berada di sebuah taman, Hana sedang bermain dengan balonnya. Lalu dia pun menghampiri Kai karena Hana sudah terlihat sangat lelah. Kai merangkul tubuh mungil gadis kecilnya itu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang