Kritis

589 64 2
                                    

Kai melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Dia merasakan seluruh tubuhnya sakit akibat mendapat banyak pukulan hari ini. Dia memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, dia ingin menenangkan pikirannya. Tapi kemana? Kai melajukan mobilnya tanpa arah tujuan. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, pikirannya sangat kalut dan hatinya sangat kacau.

Kai kehilangan kendali, dia tak dapat berpikir dengan jernih saat melihat ada truk yang melintas di depannya dengan sangat cepat dan akan menabraknya. Dia membanting stir kemudinya untuk menghindari tabrakan itu namun mobil Kai oleng menabrak pembatas jalan. Kepala Kai terbentur keras menghantam stir mobil, darah segar mengalir dari kepalanya.

***

"APA?"

Tiffany menjatuhkan gelas yang dia pegang saat mendapat kabar jika Kai mengalami kecelakaan, tubuhnya ambruk jatuh ke bawah. Dia menangis histeris mendengar kabar menyedihkan mengenai putra bungsunya.

Irene yang melihat ibu mertuanya sedang menangis histeris menghampirinya dan memeluk tubuhnya.

"Ibu, kenapa? Apa yang terjadi bu? Siapa yang menelepon?" tanya Irene khawatir karena melihat ibu mertuanya yang terus menangis.

"Kai.. Irene, Kai putraku" ucap Tiffany dengan terisak.

"Ada apa dengan Kai, bu? Apa yang terjadi kepadanya?" tanya Irene cemas.

"Kai, dia kecelakaan. Keadaannya sangat kritis, antar aku menemui Kai, Irene. Antar aku" ucap Tiffany sambil terisak.

Irene kaget mendengar kabar tentang Kai, ia memeluk ibu mertuanya dan memanggil supir untuk mempersiapkan mobil dan mengantar mereka ke rumah sakit.

Tiffany terus menangis di dalam mobil, putra kesayangannya itu kini sedang melawan maut. Pikirannya benar benar kacau, hatinya sakit saat mendengar kabar mengenai anaknya.

Setiba di rumah sakit Tiffany berlari untuk mencari Kai. Irene membuntuti ibunya dan mengikuti kemana ibunya pergi.

Lalu mata Tiffany tertuju kepada ruangan IGD, Tiffany langsung menghampiri ruangan itu, membukanya dengan paksa. Lalu dia melihat tubuh Kai yang berlumuran banyak darah. Dokter dan suster sedang berusaha untuk menangani Kai. Seorang suster membawa Tiffany untuk keluar. Karena dokter yg akan menangani Kai dengan intensif.

Tiffany lalu keluar ruangan Kai, hatinya sakit melihat keadaan putranya, Irene memeluk Tiffany.

Siwon dan Suho sudah sampai di rumah sakit, Irene tadi menghubungi mereka untuk memberitahu keadaan Kai.

Suho dan Siwon berlari menghampiri Tiffany dan Irene. Suho memeluk ibunya untuk menenangkannya. Tiffany sedari tadi hanya menangis meratapi nasib Kai.

"Suho, adikmu, dia sangat terluka Suho, lihat Kai, seluruh tubuhnya dilumuri oleh darah, Suho. Kai belum juga membuka matanya. Dia seperti sangat kesakitan. Suho tolong Kai bangunkan Kai, ibu mohon Nak" lirih Tiffany sambil menangis histeris.

Suho memeluk ibunya erat, tanpa sengaja airmatanya menetes, ia mengingat kenangan tentang dirinya dan Kai saat bersama.

'Bangun Kai, kau itu kuat' batin Suho lirih.

Sementara Siwon menyembunyikan tangisnya dan Irene menangis histeris.

To be continued...

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang