Curiga

862 94 2
                                    

"Sudah jam sebelas malam, tapi mengapa guru Hana belum juga mengantarnya pulang? Ya Tuhan aku benar-benar khawatir" gumam Krystal gelisah.

Krystal mondar-mandir memikirkan Hana yang belum juga pulang.

TIIIIIINNNNN...

Suara klakson membuyarkan lamunan Krystal, dia langsung berlari dan berharap jika Hana yang pulang. Namun matanya membulat saat dia melihat Kai yang keluar dari mobil. Krystal heran untuk apa bosnya itu menemuinya malam malam. Kai tersenyum simpul ke arah Krystal. Lalu Kai membuka pintu sebelah kemudinya. Ia lalu menggendong tubuh mungil Hana. Krystal tersenyum saat melihat Hana sudah pulang namun gadis kecil itu kini sedang terlelap.

Kai menggendong Hana, Krystal mengarahkan Kai untuk membawa putrinya ke kamar. Setelah Kai membaringkan tubuh Hana, Kai menatap ke arah Krystal. Gejolak di hatinya masih ada saat ia melihat wajah Krystal. Namun sekarang ia mampu mengendalikannya. Krystal dan Kai keluar kamar dan meninggalkan Hana tertidur di dalam.

"Pak Kai, terimakasih karena kau sudah repot repot mau mengantarkan Hana" ucap Krystal sambil tersenyum.

"Tak usah berterimakasih padaku Krys, aku bahagia jika melihat Hana bahagia" ucap Kai dengan nada senang.

Krystal heran mendengar jawaban Hana. Dia mengernyit alisnya.

"Kenapa Krys? Apa aku salah berbicara seperti itu?" tanya Kai saat menyadari ekspresi kebingungan yang tergambar di wajah Krystal

Krystal hanya tersenyum dan mengangguk.

"Pak, kau duduklah dulu, aku akan membuatkanmu teh" ucap Krystal lalu berlalu menuju dapur.

Bola mata Kai memutar, matanya mengitari melihat rumah Krystal. Rumah yang sederhana namun layak untuk putri kecilnya tinggal. Mata Kai tersenyum saat melihat foto Krystal dan Hana yang sedang berpelukan dengan ukuran sangat besar terpajang di dinding. Mereka terlihat sangat bahagia, andai ada Kai di foto itu.

Kai benar-benar kagum dengan apa yang dilihatnya. Tapi ada yang amat menganjal di hatinya. Ia ingin menanyakan mengapa Krystal tak juga mencarinya. Padahal Kai ingat betul jika dia sengaja meninggalkan gelang berinisial namanya dan secarik kertas yang berisikan sebuah informasi tentangnya. Namun sampai saat ini, Kai tidak mendengar kabar jika ada seseorang yang mencari dirinya. Bayangan tentang peristiwa itu selalu menghantui pikiran Kai.

Kai benar-benar merasa bersalah karena dirinya telah membuat hidup Krystal hancur dan Hana harus menanggung akibatnya. Lamunan Kai buyar saat Krystal datang membawa nampan berisi dua gelas teh. Krystal tersenyum melihat Kai. Kai memperhatikan Krystal, rambutnya yang terurai, wajahnya yang polos tanpa make-up benar-benar mempesona dirinya. Kai benar-benar kagum akan kecantikan alami yang dimiliki Krystal.

"Krys, dimana ayah Hana?" sial kata-kata itu terlontar keluar dari mulut Kai tanpa bisa ia kontrol, mulut Kai sendiri yang dengan lancang menanyakan hal itu.

Namun ekspresi Krystal yang tersenyum simpul membuat Kai menjadi penasaran dengan jawaban Krystal.

"Hana tidak memiliki ayah" jawab Krystal singkat, dia menatap lurus ke depan.

Kai menelan ludahnya sendiri, dia merasakan sesak di dadanya saat dia mendengar jawaban Krystal.

"Kenapa? Apa ayahnya sudah meninggal?" tanya Kai penasaran dengan apa yang nantinya akan di jawab Krystal, Kai memasang telinganya agar dia bisa mendengar dengan seksama dan jelas.

"Entahlah Pak, aku sebenarnya tak suka jika seseorang menanyakan tentang masa laluku, tapi karena kau bosku, aku akan menceritakannya agar nanti kau tidak salah paham kepadaku" jawab Krystal tegas.

Kai menatap tajam ke arah Krystal, bersiap dengan apa yang nantinya akan dia dengar.

"Aku seorang korban dari pemerkosaan (ucap Krystal bergetar, Kai merasakan sakit di dadanya) hm dan Hana adalah hasil dari peristiwa itu, awalnya aku amat membenci Hana karena dia hidupku menjadi hancur, namun aku menyadari bahwa semua itu bukan karena Hana tapi karena pria brengsek itu, pria yang dengan seenaknya merenggut kesucianku. Memanfaatkan kondisiku yang sedang mabuk saat itu. Aku mengutuk dirinya, aku benar-benar sangat membenci pria itu. Aku menyalahkan diriku sendiri, karena aku bodoh, aku sama sekali tak mengingat siapa pria yang sudah merenggut kesucianku. Aku rasa dia pria pengecut, buktinya dia hanya meninggalkan gelang yang berinisial namanya dan meninggalkan surat yang sama sekali tidak penting, mungkin dia berpikir jika aku akan mencari tau keberadaan? Untuk apa? Untuk meminta pertanggung jawabannya? Aku bahkan tidak sudi jika bertemu kembali dengannya! Aku tak menginginkan pertanggung jawaban darinya, aku jijik jika suatu saat nanti bertemu dengan pria pengecut itu, dia sudah menghancurkan hidupku, karena dirinya keluargaku mengusirku, aku berjuang mati-matian mencari pekerjaan sana-sini, dari pagi, siang dan malam aku terus bekerja serabutan. Aku pernah berusaha mencoba untuk menggugurkan kandunganku tapi hasilnya nihil, Hana sangat kuat berada di dalam rahimku. Malah saat ini aku bersyukur memiliki Hana, hanya karena Hana aku bertahan sampai saat ini. Jika Hana tak ada mungkin sudah dari dulu aku mengakhiri hidupku" jelas Krystal menceritakan kisah pilunya, Krystal sama sekali tak menangis, apa mungkin dia sudah tak bisa lagi menangis jika mengingat peristiwa itu.

Hati Kai benar-benar sakit mendengar kisah pilu kedua korban karena ulah bejatnya. Dia mengutuk dirinya sendiri.

"Jika dia kembali dan ingin memperbaiki semuanya apa kau mau menerimanya?" tanya Kai dengan nada gelisah.

Krystal menatap tajam ke arah Kai, lalu tertawa "hahaha untuk apa dia datang lagi? Untuk menghancurkan hidupku lagi? Dia datang ingin bertanggung jawab kepadaku? Untuk apa? Semua sudah terlambat. Apa dia bisa mengembalikan nyawa ibuku yang meninggal akibat serangan jantung saat mendengar kabar anaknya hamil? Apa dia bisa mengembalikan kekasihku yang meninggalkan diriku karena menganggap aku wanita jalang? Apa dia bisa mengembalikan masa mudaku yang hancur karena ulahnya? Apa yang nantinya ingin dia pertanggung jawabkan? Mengenai Hana? Aku bahkan bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk Hana. Jadi pria brengsek itu tak perlu lagi hadir di hidupku dengan Hana. Aku sungguh tak membutuhkannya. Dia sudah sangat terlambat jika dia ingin bertanggung jawab" jelas Krystal.

"Tapi bukankah dia punya hak atas Hana, bukankah Hana anaknya juga?" tanya Kai lagi.

"Pria itu sudah kehilangan haknya atas Hana dan aku tak akan membiarkan dia merebut Hana dariku, bahkan aku akan mempertaruhkan nyawaku jika ia ingin mengambil Hana dariku" ucap Krystal tegas.

Kai hanya menatap tajam ke arah Krystal. Krystal benar-benar tersiksa atas peristiwa itu, makanya dia bersikap seperti itu.

"Kau banyak bertanya Pak Kai, seolah dirimu yang melakukannya padaku?" Krystal terkekeh dan menatap tajam ke arah Kai.

Kai gugup langsung mengatur nafasnya dan mengendalikan emosinya. Krystal terus menatap tajam ke arah Kai. Kai berusaha untuk tetap tenang. Dan teriakan Hana menyelamatkan Kai saat itu.

"IBU" teriak Hana.

Krystal dan Kai langsung berlari menuju kamar saat mendengar teriakan Hana.

Krystal duduk dan memeluk Hana erat. Hana menangis, sepertinya ia mengalami mimpi buruk.

"Sayang, kau kenapa?" tanya Krystal khawatir.

"Ibu, apa ibu benar-benar melupakannya?" jawab Hana merajuk.

"Oh jadi anak ibu mengira jika ibu lupa? Mana mungkin ibu lupa, sebentar ibu akan membawakan sesuatu untukmu" ucap Krystal lalu mengambil sesuatu keluar kamar.

Krystal kembali dengan membawa kue dan kado untuk Hana. Hana senang ternyata ibunya tak melupakan hari ulang tahunnya. Hana memeluk erat Krystal dan menciumnya. Kai menatap lekat kedua wanita yang secara tak sengaja hadir di hidupnya dan memiliki ikatan dengannya. Kai tersenyum senang meilihat kebahagiaan Hana dan Krystal.

"Ayah" panggil Hana kepada Kai.

Krystal menoleh dan menatap tajam ke arah Kai. Kai canggung dengan tatapan Krystal. Kai mengatur nafasnya dan mengendalikan emosinya.

'Mengapa Hana memanggilnya ayah? Apa dia pria brengsek yang sudah merenggut kesucianku dulu?' batin Krystal.

To be continued...

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang