Ayah

943 99 4
                                    

Dekorasi sudah dipasang ke seluruh ruangan di rumah itu. Banyak sekali balon berwarna pink dan banyak sekali kado serta kue tart bertingkat yang benar-benar membuat mata takjub.

Irene yang baru selesai membersihkan dirinya pun dibuat kaget dengan pemandangan yang dia lihat.

'Mengapa rumah ini didekorasi dengan pernak-pernik ulang tahun? Mina kan tidak sedang ulang tahun? Masa iya aku melupakan jika hari ini adalah hari ulang tahun Mina? Sebentar aku cek (melihat kalender) benar Mina tidak sedang ulang tahun, lalu untuk siapa semua ini?' batin Irene.

Tiba-tiba anak-anak berdatangan banyak sekali, Mina yang melihat ibunya langsung berlari menghampiri ibunya. Irene pun langsung menggendong Mina dipelukannya. Hana yang sedari tadi melihat tingkah Mina dan ibunya hanya tersenyum. Perlahan Irene mendekati Hana, ia merasa tak asing dengan wajah anak ini, ia seperti melihat wajah sesorang yang tak asing di matanya. Ketika Irene masih berpikir, para pria sudah pulang ke rumah. Suho dan Siwon sudah terlebih dahulu sampai rumah. Sementara Kai mungkin sedang terjebak macet, karena dia kan sudah dipindahkan ke kantor cabang yang jaraknya lebih jauh dari rumahnya.

"Nak siapa namamu?" tanya Tiffany saat melihat Hana.

"Namaku Hana, nenek" jawab Hana sambil tersenyum.

"Kau sangat manis Nak, senyummu mengingatkan nenek kepada putraku, Kai" ucapnya lembut.

Irene pun berpikir. Iya ibunya benar, senyumannya mirip sekali dengan Kai.

Tiffany pun mengajak Hana berkeliling rumah. Entah mengapa Tiffany merasa nyaman dengan gadis kecil ini seolah mereka memiliki ikatan. Irene pun hanya tersenyum melihat ibu mertuanya seperti itu. Irene membawa Mina ke kamar untuk memandikannya.

Anak-anak yang lain sedang bermain, berlarian bahkan ada yang sedang makan sambil bercanda. Rumah Kim terasa amat hangat dengan kehadiran banyak anak. Mata Suho tertuju pada seorang gadis kecil yang sedang digendong ibunya. Wajahnya mirip sekali dengan Kai. Suho melangkah untuk melihatnya lebih dekat.

"Apa dia yang dimaksud Kai? Wajah mereka benar-benar sangat mirip" gumam Suho.

Tiba-tiba tepukan tangan di bahunya membuat Suho menoleh. Ternyata istrinya sedang berdiri di belakangnya.

"Suho, sebenarnya acara ini dipersiapkan untuk siapa? Apa dia tak memberitahumu?" tanya Irene penasaran.

"Aku juga tidak tau, kita tunggu saja sampai dia kembali dari kantor" ucap Suho sambil berlalu, sebenarnya dia sudah dapat menebak untuk siapa pesta ini dipersiapkan, cuma ia ingin Kai sendiri yang menjelaskan kepada keluarganya.

***

Kai tiba di rumah, dia mengeluh mengapa jalanan menjadi sangat macet ketika ia sedang buru-buru. Dia melihat sekeliling rumah yang sudah di dekor dengan sempurna. Dia tersenyum melihat sekeliling, lalu bola matanya mencari sosok yang sedari tadi ia rindukan. Senyumnya merekah saat ia melihat ibunya sedang menggendong Hana. Hati Kai tentram sekali melihat ibunya akrab dengan cucu kandungnya sendiri. Kai berlalu menuju kamar untuk menyegarkan badannya.

"Hana, apa kau mau ini?" tanya Tiffany sambil memberikan Hana coklat, Hana pun mengangguk dan tersenyum.

"Nenek terimakasih" ucap Hana lembut.

Tiffany langsung memeluk Hana dan mencium pucuk kepalanya.

'Entah mengapa aku merasa ada ikatan dengan gadis kecil ini Tuhan' batin Tiffany sambil tersenyum melihat tingkah Hana.

***

"Kenapa tidak diangkat sih?" gumam Krystal khawatir.

Dia mondar-mandir di rumahnya menghubungi guru Hana yang tak ada kabar, Krystal khawatir karena anaknya tak kunjung pulang. Ia benar-benar khawatir kehilangan Hana. Krystal terus menghubungi ponsel guru Hana dan tersambung.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang