Worried

2.7K 127 2
                                        

Kembali lagi di MINE huehehehe semoga suka yaa
Dan jangan lupa vote dan berikan komentar pada cerita pertama ku~

Hati hati typo
.
.
.
.
.

Hati Saint gelisah tak nyaman sejak percakapan singkat dimeja makan tadi. Memang tak ada kalimat bantahan dari Pho Zee. Tapi responnya menurut Saint dan Zee kurang baik. Ini hubungan pertamanya dengan seorang pria. Saint takut Pho Zee akan menentang hubungan mereka. Direktur utama Panich Corp itu memiliki aura yang jauh berbeda dari Zee. Begitu dingin memiliki aura yang kuat sakan akan perkataan nya adalah kebenaran yang harus disetujui. Saint hanya bisa pasrah jika sesuatu hal buruk mungkin terjadi pada hubungan mereka. Kini Saint dan Zee saling terdiam hampir setengah jam sejak kejadian singkat dimeja makan tadi. Tak ada yang berani memulai percakapan diantara mereka. Hanya jawaban singkat tetapi sudah membuat mereka benar benar dilanda kekhawatiran yang cukup besar.

“Saint/Phi Zee?” ucap mereka bersamaan

“phi duluan” potong Saint cepat

“aku mencintaimu” ucap Zee lembut dan menggenggam tangan Saint

“emm aku juga” ucap Saint singkat karna bukan itu perkataan yang diinginkan Saint.

“apa yang kau khawatirkan hmm?”
Saat itu juga Saint memeluk Zee menempatkan dagunya di bahu bidang Zee dan menggelengkan kepalanya pelan. Saat ini yang dibutuhkannya hanyalah pelukan dari orang yang sangat dicintainya sudah lama itu.

Hal yang belum jelas sperti ini sudah membuat aku khawatir, bagaimana hal yg lebih besar terjadi? Kini itulah yg ada di pikiran Saint saat ini. Dia begitu lemah untuk hal hal seperti ini.

“tenang saja. Aku akan selalu berada disisimu. Apapun yang terjadi. Percaya phi na~”

Hanya kalimat singkat seperti itu segala kegelisahan Saint runtuh, perkataan yang lembut tapi terdengar sangat dewasa membuat Saint luluh.

“Hmm~”

Saint berdehem halus dengan senyuman yang sudah mengembang. Zee melepaskan pelukan Saint dan menatapnya lekat. Memajukan wajahnya dan mencium bibir Saint yang menjadi candunya itu dengan lembut, hanya sebatas lumatan dan sLSaint tersenyum disela lumatan Zee.

“eemm.. Aakuu... Lapar..” Ucap Saint disela ciuman mereka.

“satu jam yang lalu kita baru sarapan dan kau sudah lapar lagi? ” Zee melepaskan ciumannya dan menatap Saint dengan tatapan tak percaya.

“hmm tadi aku makan sangat sedikit. Karna situasi yang menegangkan itu. Serasa lagi nonton film horor tau..” rocos Saint dengan ekspresi merinding dan mengusap lengan nya sendiri.

“Hahahahahaha akhirnya Saint yang cerewet sudah kembali.. Yasudah apapun untukmu. bersiaplah, aku akan menunggu dibawah.” Ucap Zee dan diberi anggukan antusias dari Saint.
.
.
.
.

“apa Mae menyukai Saint” tanya Zee dan memeluk ibunya dari belakang ketika mendapati ibunya sedang asik menyiram tanaman di halaman rumah.

“oih mengagetkan saja..” kaget Mae Zee, berbalik dan mengajak putra tercintanya duduk dikursi halaman rumah tersebut.

“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu hmm.?? Apa kau tidak melihat begitu bahagianya Mae melihat pria manis mu itu” ucap Mae Zee berbinar sambil membayangkan sosok Saint.

“hahaha syukurlah kalau respon mae seperti ini..” Zee sedikit tergelak ketika melihat respon ibunya.

“apakah menurut Mae Pho akan merestui hubungan kami? Saint sedikit khawatir ketika melihat respon singkat pho tadi. Aku takut dia melakukan hal yang tidak tidak. Sepertinya kelinciku itu memiliki hati yang rapuh” tutur Zee serius

MINE  // ZeeSaint (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang