Chapter 13

44 7 8
                                    

Sudah satu bulan sejak kegiatan makrab OSIS di sekolahku. Aku mulai memiliki kesibukan lain yang cukup padat disamping bersekolah. Kepanitiaan pertamaku di OSIS adalah menjadi sekretaris class meeting yang akan dilaksanakan sebulan lagi. Sementara itu, aku juga diminta untuk mewakili sekolah dalam lomba debat dua bulan lagi bersama Kak Liam dan Alma.

Akhir-akhir ini aku sering pulang malam karena mengurusi OSIS dan juga latihan untuk lomba debatku. Aku sudah 3 kali dalam sebulan terakhir diantar pulang Kak Harry karena pulang terlalu larut.

Aku merebahkan diriku di kasur karena hari ini aku pulang siang. Tidak ada jadwal Latihan dan aku juga telah menyelesaikan tagihan sekretarisku. Aku meluruskan otot-otot tulangku sampai berbunyi ‘klek’. Rasanya nikmat sekali.

Aku terbangun saat menyadari aku ketiduran selama setengah jam. Aku bersiap untuk mandi lalu mencari literatur untuk bahan lomba debatku. Aku hendak membuka pintu kamar mandiku ketika terdengar decitan pintu kamarku dan sosok Bunda ada disana.

“De, ada yang nitipin ini ke kamu.” ucap Bunda.
“Dari siapa Bunda?” Aku meraih bungkusan kecil itu. Bunda tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya tersenyum menggoda kemudian berlalu pergi.

Aku menunda kegiatan mandiku, duduk di tepi ranjangku. Aku mengambil isi dari bungkusan itu dan mendapati satu pack vitamin C serta kertas kecil dibawahnya. Aku mengeluarkan vitamin C tersebut kemudian meraih kertas itu.

Semangat Dea. Jaga  kesehatan, jangan sampai sakit. H

Aku menarik kedua ujung bibirku. Aku yakin ini Kak Harry. Aku mencari nomornya di ponselku lalu mengetikkan pesan untuknya.

To : Kak Harry
Makasih ya Kak 😊

Aku masih tak bisa menahan bahagiaku. Setelah insiden ia mengembalikan buku puisiku memang aku sedikit marah. Tapi setelah terus menerus ia baik aku menjadi luluh. Astaga, payah. Gadis batinku tertawa mengejek.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku sengaja mengabaikannya. Ku pikir hanya pesan masuk biasa. Ku rasakan getarannya tidak terputus. Aku buru-buru mengeceknya dan ada sebuah panggilan video dengan ID caller yang membuatku terbelalak. Kak Harry!

Aku mengangkat telponnya sambil mengucapkan hai. Ia balas mengucap hai. Ia tampak sedang berbaring di kasurnya dengan menggunakan kaos putih polos. Astaga, apa ia hanya mempunyai kaos hitam dan putih saja?

Aku menggaruk tengkukku malu. Jujur saja, aku tidak pernah menerima video telepon dari laki-laki sebelumnya. Jantungku bergedup lebih kencang dari biasanya sejak wajahnya muncul di layer ponselku. Mungkin jika Kak Harry di depanku sekarang ia bisa mendengar degupannya.

“Sore ini ke festival layang-layang yuk?” ucapnya tiba-tiba. Aku terperangah mendengarnya.
“Kamu boleh nolak kalo emang ada agenda.”
Aku menggeleng cepat. Ku pikir aku perlu sedikit refreshing dari ‘pekerjaanku’ 
“Aku mau.” kataku kemudian melupakan rencanaku sebelumnya untuk mencari literatur untuk lomba debatku.

Kak Harry hanya tersenyum senang menunjukkan lubang di kedua pipinya. Ia kemudian menutup video telepon kami setelah mengatakan ia akan bersiap-siap menjemputku.

Aku buru-buru masuk ke kamar mandi, melepas seluruh pakaianku lalu menyalakan shower. Air dingin mengguyur tubuhku sampai menimbulkan sensasi yang menyegarkan.

Aku mengenakan baggy pants berwarna krem yang ku padukan dengan kaos berwarna hitam. Aku menguncir rambutku menjadi ekor kuda.

Kak Harry telah siap dibawah dengan setelan yang sama seperti saat ia menelponku. Bedanya sekarang ia mengenakan beanie berwarna merah marun. Aku meraih helm yang ia berikan lalu mengenakannya. 

Perjalanan hanya memerlukan waktu 10 menit. Aku turun langsung berlari-lari kecil di pinggiran pantai tempat festival layang-layang diselenggarakan.

Angin berembus cukup kencang membuat layang-layang dapat terbang. Ku lihat berbagai bentuk layang-layang dengan berbagai warna telah diterbangkan. Bahkan ada layang-layang berbentuk teddy bear yang dirancang 3 dimensi. Ini luar biasa keren.

Aku menoleh ke belakang melihat Kak Harry yang tersenyum sambil berlari kecil menuju kearahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menoleh ke belakang melihat Kak Harry yang tersenyum sambil berlari kecil menuju kearahku. Aku balas tersenyum.

“Makasih Kak.” aku reflek memeluknya saking bahagianya. Ia terdiam sebentar untuk selanjutnya membalas pelukanku.

Aku melepaskan pelukanku sambil mengatakan ‘maaf’.

“Happy now?” tanyanya retoris. Jelas aku bahagia. Sangat bahagia.
Aku hanya mengangguk.

Tak terasa hari semakin gelap ketika kami asyik menikmati festival layang-layang. Matahari sebentar lagi tenggelam. Aku menutup mataku sebentar.

Jika hari ini kau harus tenggelam. Maka tenggelamlah. Aku ingin pagi segera terbit.

Aku membuka mataku dan baru ku sadari bahwa Kak Harry melakukan hal yang sama sepertiku. Aku hanya mengulas senyum. Wajah tampannya terlihat damai ketika sedang menutup mata.

Oioii. Chaper ini niatnya mau uwu, tapi aku ga bisa bikin yg uwu-uwu, sorry wkw

Enjoy? Click vote and gimme comment.

Stay healthy, everyone!

Love,
nadiyastyls

TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang