Yang punya masalah sama siapa, yang kena imbasnya malah ke siapa. Dasar wanita.
Langit biru di pagi hari begitu indah, tanpa ada kumpulan titik-titik air ataupun kristal es di udara. Benar-benar biru seperti lautan.
Deburan ombak yang terdengar sangat keras berusaha menghampiri pinggiran pantai. Bahkan hembusan angin yang tertiup menembus hingga ke pori-pori gadis itu.
Setiap gadis itu berada di pinggiran pantai, dia selalu menghabiskan waktunya disana. Mau itu menyambut fajar ataupun senja di sore hari.
Baginya, pantai adalah tempat yang tepat untuknya bersembunyi dari siapapun yang berusaha untuk menganggunya. Termasuk melarikan diri dari masalahnya.
Seperti yang dilakukannya saat ini.
Untuk yang kedua kalinya Naiara kabur dari Bima.
Tidak ada yang suka dibohongi. Baik itu disengaja ataupun tidak.
Ia hanya tidak habis pikir kenapa Bima bisa tega melakukan itu kepadanya. Apa selama ini Bima memang tidak sebaik yang dipercayainya. Meskipun sudah saling kenal bertahun-tahun, tetap saja ada hal menyakitkan yang dirasakannya.
Daripada gadis itu menangis lagi dan membuat matanya sembab, dia pun berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
Dilihatnya ada beberapa batu kerikil, lalu diambilnya dan disusunnya menjadi menara-menara kecil.
Begitu selesai, ombak pun datang menyapunya.
Dan hancur.
Padahal sudah bersusah payah gadis itu menyusunnya.
Dicobanya lagi untuk membangun kembali, tapi ketika ombak datang. Tetap saja tersapu rata.
Hingga akhirnya gadis itu menyerah.
Lalu, mencoba mengambil ranting kayu yang dilihatnya dan menuliskan beberapa tulisan di pasir.
Baru saja selesai, lagi-lagi ombak menghapus tulisannya.
Karena sebal, dia pun langsung membuang rantingnya ke laut. Tidak mau lagi melakukannya.
Tanpa sadar, dari kejauhan, sudah ada Alex yang sedang memperhatikan gadis itu. Entah kenapa, malah membuat pria itu tersenyum geli melihat tingkahnya.
Akhirnya, Naiara menyerah. Ia sudah benar-benar kelelahan dan segera kembali ke villa.
Ketika pergi ke dapur, ada pemandangan menarik yang dilihatnya.
Ia terkesima melihat seorang pria bernama Alex sedang memasak dengan sangat serius.
"Gimana.. Udah puas main di pantainya ?" Tanya Alex, yang sadar akan kehadiran Naiara.
Naiara pun jadi salah tingkah. "Aa.. Itu.. Cuman cari angin aja."
"Jangan jauh-jauh mainnya. Bahaya."
"Hah, emangnya kenapa ?" Dengan wajah polosnya.
"Nanti kamu diculik. Mau tau gak siapa yang repot ?"
"Siapa ?"
"Penculiknya. Soalnya mesti siapin balon sama permen biar gak nangis. Haha.."
"Iih.. !"
"Mau ?"
"Mau apa ?"
"Diculik beneran ?"
"Kan sekarang lagi diculik."
"Oh iya-ya." Sambil menyiapkan makanan di meja makan. "Yuk sarapan dulu."
Naiara segera berpindah duduk ke meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...