Naranja presents
Happy reading
Sesuai dengan rencana, hari ini Namjoon segera melancarkan aksinya. Saat ini ia sedang berada di ruangan teman dekatnya yaitu Jungkook. Kalau dibilang dekat sebenarnya mereka hanya dekat sebatas rekan kerja saja. Sebenarnya Namjoon juga tidak begitu mengetahui kehidupan pribadi Jungkook kecuali satu fakta bahwa Jungkook jomblo dari lahir. Menurut gosip yang beredar, bukannya tidak ada yang mau, hanya Jungkook saja merasa belum ada yang pas. Bahkan hanya untuk sekedar pacaran saja ia sangat pemilih. Ya wajar sih, orang ganteng mah bebas.
Sudah lebih dari 10 menit yang lalu Namjoon berada di ruangan Jungkook dan hanya memandangi manusia tampan itu sedang mengerjakan pekerjaannya. Selain baik dan ramah Jungkook juga terkenal sangat disiplin, lihat saja 15 menit lagi memasuki waktu pulang kerja tetapi ia masih betah beradu dengan komputernya yang sepertinya sudah lelah menemani Jungkook hingga detik terakhir waktu kerja hari ini. Sedangkan Namjoon telah mengemasi barang-barangnya daritadi untuk sekedar berpindah tempat ke ruangan temannya.
"Woy! gue dianggurin." Tegur Namjoon kepada Jungkook dan hanya dibalas pandangan sekilas saja.
"Masih kerja." Akhirnya Jungkook menjawab walaupun sangat singkat.
"Mau gue kenalin sama Jimin?" entah apa yang ada didalam otak jenius Namjoon, tiba-tiba ia menodong Jungkook yang masih sibuk dengan dunianya dengan pertanyaan itu.
Jungkook menghentikan kegiatannya. Tanpa menoleh kearah Namjoon, ia terlihat mengerutkan keningnya seolah berpikir.
"Atur aja." Jawabnya setelah sekian detik sambil meneruskan kegitannya.
"Wow wow wow... langsung mau? Padahal biasanya harus dibujuk berkali-kali supaya mau dikenalin ke orang lain. Itupun akhirnya nggak mau." Namjoon bertepuk tangan heboh setelah mendengar jawaban Jungkook.
Kenapa Namjoon terlihat begitu senang, karena memang selain pilih-pilih Jungkook adalah tipe orang yang kurang nyaman dengan orang baru sehingga ia sangat menghindari berkenalan secara langsung dengan orang jika tidak ada suatu hal penting yang harus dikerjakan bersama.
"Eh, lo udah kenal Jimin kan?" tanya Namjoon memastikan.
Jungkook mulai mengemasi barang-barangnya. "Jimin dari divisi keuangan kan, anak buah lo?" ia balik bertanya kepada Namjoon.
"Nah itu tau! Berarti lo udah kenal kan?"
Jungkook mengangguk-angguk. "Kalau nggak salah dulu gue sama dia pernah satu tim waktu ada kegiatan olahraga gitu. Mungkin Jimin itu yang lo maksud?"
"Iya, Jimin yang itu. Tumben lo langsung mau, biasanya belum apa-apa langusng nolak?"
Jungkook tersadar, ia sendiri juga tidak tau kenapa ia langsung menerima tawaran Namjoon setelah mendengar nama Jimin. Apakah memang ia sudah pernah kenal karena kegiatan kantor atau mungkin alasan lain. Entahlah ia juga tidak mengerti.
"Oh mungkin karena udah pernah ngobrol kali ya?" tebak Namjoon.
Jungkook langsung mengiyakan ucapan Namjoon daripada ia harus mencari alasan lain.
"Kapan gue bisa ketemu?" tanya Jungkook tiba-tiba yang bukan hanya mengagetkan Namjoon tetapi junga mengagetkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia terburu-buru seperti ini, mulut dan otaknya seakan tidak terkoosrdinasi dengan baik.
"Wow... santai bro. Segitu penasarannya lo sama Jimin?" Namjoon tertawa terbahak-bahak.
"Eh... nggak juga." Lirih Jungkook.
"Gini bro, Jimin mau dijodohin karena sampe sekarang dia belum punya pacar sedangkan orangtuanya mau dia segera nikah..."
Entah kenapa tiba-tiba Jungkook membelalakkan matanya ketika Namjoon mengatakan hal itu. Jantungnya berpacu lebih cepat dari beberapa menit yang lalu. Entah apa yang terjadi.
"... tapi Jimin nggak mau. Makanya gue kasi ide untuk mencari pacar tapi pura-pura aja. Dan gue saranin kalo orangnya itu lo."
Jungkook segera tersadar, namun ia masih terdiam. Mencerna kalimat Namjoon pelan-pelan. "Jadi lo, mau gue pura-pura jadi pacarnya Jimin?"
"Ya... kurang lebih begitu. Lagian jimin juga udah nunjukin foto lo ke orang tuanya. Jadi mau nggak mau lo harus mau." Ucap Namjoon sambil memberikan lirikan meledek pada Jungkook.
"oh gitu... oke deh."
Bukannya segera memberikan ekspresi kegembiraan, ia malah terdiam dan mengerjapkan kedua matanya cepat. Apa ia tidak salah dengar?
"Hah? Langsung mau? Nggak salah? Ini berurusan sama keluarga orang loh?" cerocos Namjoon untuk memasitikan kesanggupan Jungkook.
"Mau gimana lagi, kata lo dia udah nunjukin foto gue ke ortunya jadi gue harus bertanggung jawab dong." Jawab Jungkook santai.
"Lo nggak marah? Dia sembarangan kasi foto lo ke orang lain loh."
Jungkook mengibaskan tangannya santai. "sudah terjadi, mau gimana lagi. Asalkan foto gue nggak dijual, gue santai."
Namjoon masih tidak percaya dengan tanggapan Jungkook. Dia bisa sangat santai dengan apa yang terjadi pada fotonya. Bukankah kalau orang lain pasti akan marah jika fotonya disalahgunakan. Sebetulnya hal ini mempermudah jalan Namjoon untuk menjadikan Jungkook partner Jimin, tetapi ia malah kebingungan sendiri. Harusnya Namjoon banyak-banyak bersyukur tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk membujuk manusia pendiam semacam Jungkook.
"Terserah deh, gue mau pulang dulu kalau gitu. Lo pulang juga nggak?" tanya Namjoon sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Pulanglah, kasur rumah gue masih nyaman daripada kursi kerja ini." Jawab Jungkook sambil melangkah mengikuti Namjoon.
Namjoon dan Jungkook berjalan beriringan menuju lobi, tetapi pandangan Jungkook terpaku pada seseorang berkemeja abu terang yang sedang menenteng tas kerjanya.
"Jimin!" Suara Namjoon menggelegar di lobi. Sedangkan seseorang yang dipanggil segera menolekan kepalanya.
"Bang Namjoon." Sapa Jimin balik.
"Pulang naik apa?" tanya Namjon sambil sesekali melirik kearah Jungkook. Ia harus selalu bersyukur diberikan otak yang cerdas sehingga tercetus ide-ide cemerlang disaat yang sempit seperti ini. Ia akan membuat Jimin dan Jungkook pulang bersama.
"Dijemput Jihoon, bang. Dia ada di luar." Jawab Jimin agak buru-buru.
"oh... hati-hati ya. Salam juga buat Jihoon." Jawab Namjoon tergagap. Dalam hati ia sudah mencak-mencak karena Jihoon mengacaukan rencananya.
"Jimin pulang dulu ya, Bang. Permisi." Pamit Jimin sopan kepada Namjoon.
"Permisi." Kali ini ia berpamitan kepada lelaki yang berdiri di samping temannya itu, siapa lagi jika bukan Jungkook.
Seakan tersadar, Jungkook segera menganggukkan kepalanya pelan. Setelah Jimin berbalik meninggalkan mereka, pria itu masih setia memaku pandangnya pada pergerakan Jimin. Tangannya berkeringat, dadanya berdebar. Kenapa ini? Masa iya laper? tapi kayanya bukan deh.
"Jihoon siapa?" gumam Jungkook bertanya entah pada siapa.
"Adiknya." Jawab Namjoon refleks.
Jungkooksegera memandang Namjoon, lumayan terkejut dengan jawaban Namjoon. Ternyata iamendengar gumamannya. Tetapi disisi lain, ada perasaan lega yang entahdatangnya dari mana dan karena apa setelah mendengar jawaban Namjoon.
-tbc-
NRH
hallo hallo readers sekalian, jangan lupa vote dan komen ya...
![](https://img.wattpad.com/cover/233532982-288-k30415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin? [END]
FanfictionDijodohin? Karena udah umur 24 tahun masih jomblo? Jimin jelas nggak mau lah! ⚠️bxb ⚠️kookmin #1 Jikook (20 November 2020)