Cemburu?

2.7K 280 48
                                    

Naranja presents

Happy Reading


Narin sedang berjalan santai setelah membeli minuman di kafetaria tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesosok yang sedang duduk sendirian di salah satu meja yang ada di sana. Sebenarnya ia juga tidak begitu akrab dengan orang itu, tetapi ia sangat penasaran dengan sosok itu. Sudah cukup lama ia hanya mampu memendam rasa penasarannya dan hanya mampu memandanginya dari jauh. akhirnya ia memutuskan untuk mendatanginya karena ini adalah kesempatan langka untuk berbicara empat mata.

"Kak Jimin." panggil Narin pada sosok yang menyita perhatiannya tersebut. yang dipanggilpun segera menoeleh kearahnya.

"Hai, silahkan duduk." Jawab Jimin setelah mengetahui bahwa orang yang berdiri di depannya adalah Narin, staff magang di tim yang dipimpin oleh Jungkook.

Narin tersenyum sambil menarik kursi yang ada di seberang tempat duduk Jimin. Tampaknya penampilan gadis itu terlalu menarik perhatian Jimin karena sedari tadi ia tidak mampu mengalihkan pandangannya dari gadis manis itu.

"Kak Jimin masih ingat aku kan?" tanya Narin sebelum memulai pembicaraan terlalu jauh. Takutnya Jimin lupa siapa dia, jadinya kan percuma ngomong panjang lebar.

Jimin mengangguk sambil tersenyum. Mana mungkin ia lupa pada sosok yang setiap hari selalu berada di samping Jungkook. Hmm.. mungkin seorang yang sering membuatnya sedikit kesal tapi entahlah untuk apa alasannya. "Tentu saja, anak magang kan?"

Narin mengangguk pasti. "Benar sekali, tapi lebih tepatnya staff magang timnya kak Jungkook."

"O-oh... iya, staff magang timnya Mas Jungkook." Ucap Jimin mengoreksi ucapannya dengan sedikit perasaan canggung. Bahkan saat hanya berdua saja dengan Jimin, gadis itu tidak meninggalkan Jungkook dalam percakapannya.

"Kak Jimin beneran pacaran sama Kak Jungkook ya?" tanya Narin tiba-tiba setelah keheningan menguasai mereka beberapa saat.

Jimin seperti tersambat petir disiang bolong. Tentunya pertanyaan Narin yang sangat to the point tanpa adanya set up terlebih dahulu membuatnya sangat terkejut. Hampir saja ia menyembur gadis itu dengan ice coffee yang sedang diteguknya. Namun pada dasarnya Jimin sangat lihai menyembunyikan ekspresinya alias tidak ekspresif, sehingga Jimin tersenyum dan sedikit mengangguk menanggapi pertanyaan Narin.

"Jadi bener ya? Tapi kalian berdua aneh."

Jimin menyernyitkan dahinya. "Aneh kenapa?"

"Kaya bukan orang pacaran."

Memangnya seketara itu ya, batin Jimin. "Memangnya orang pacaran harus bersikap bagaimana supaya keliatan kalau mereka pacaran?" untung otaknya masih bisa berpikir jernih sehingga mampu menanggapi dengan tenang.

"Gimana ya, aneh aja aku liatnya. Kalian seperti nggak deket." Jawab Narin dengan suara mengecil diujung kalimatnya. "Tapi maaf sebelumnya, bahkan aku yakin kalo kak Jungkook lebih deket sama aku dibanding sama kakak."

Uh-uh... telinga Jimin mulai berwarna merah samar dan memanas, apakah ini tandanya ia mulai panas? Tampaknya ia benar-benar semakin yakin untuk menganggap gadis di depannya itu sebagai rivalnya, entahlah untuk apa tapi instingnya mengatakan gadis itu sedang menabuh genderang perang.

"Kenapa nggak kamu tanya sama Mas Jungkook sendiri saja? Pasti dijawab kok." Jawab Jimin sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Nggak deh, aku udah tau kesehariannya Kak Jungkook jadi aku tanyanya cukup ke kak Jimin aja buat memperjelas kalau kalian nggak deket." Sahut Narin cepat dengan wajah yang sumringah.

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang