Ide bagus?

4.2K 334 7
                                    

Naranja presents

Happy Reading


Berbeda dengan penampilan Jimin beberapa hari yang lalu, hari ini penampilannya sedikit agak berantakan. Bahkan biasanya bau parfum yang semerbak mewangi, kali ini tidak tercium sama sekali. Kalau kata Jimin sedang tidak mood danda. Bahkan omelan mamanya tadi pagi hanya dianggap angin lewat saja olehnya. Tidak dipedulikan sama sekali.

"Jimin, penampilanmu nggak seperti biasanya. Udahan naksirnya? Orang yang kamu suka udah punya pacar ya?" tiba-tiba suara Namjoon terdengar jelas di telinga kanan Jimin sehingga membuat bulu kuduknya seketika berdiri.

"Bang, suka banget ngagetin orang." Sahut Jimin acuh.

"Abis penampilan kamu aneh banget, nggak seperti biasanya."

Saat itu juga terlintas ide di kepala Jimin. "Bang, nanti selesai kantor ada acara nggak?" tanya Jimin.

Namjoon menggelengkan kepalanya. "Nggak, langsung pulang aja. Kenapa? Mau nembak aku ya?" godanya.

"Bang, aku serius. Ayo aku traktir makan sekalian aku mau tanya sesuatu yang serius." Ucap Jimin sambil setengah memohon kepada teman sekaligur seniornya di kantor itu.

"Tuh kan bener, mau nembak kan?" tak henti-hentinya Namjoon menggoda Jimin karena wajah Jimin yang bertambah menggemaskan ketika ia sedang merajuk.

"Bang! Aku serius!" sentak Jimin.

Namjoon masih terkekeh. "Oke... oke. Kita kencan nanti selesai kantor." Ucapnya makin membuatnya terkekeh.

"Bang, bukan kencan! Ngeselin banget." Lagi, orang-orang disekitarnya sedang suka sekali membuatnya kesal.

***

"Jadi, mau tanya apa?" tanya Namjoon setelah menyelesaikan santapannya.

"Oke, aku nggak mau basa-basi. Aku mau dijodohin tapi aku nggak mau, terus gimana caraku nolak dengan baik tanpa menyinggung perasaan orang tuaku?" ucap Jimin tanpa basa-basi sedikitpun.

Namjoon mengelus dagunya sambil terlihat berpikir. Ternyata orang pinter kalau udah urusan cinta bisa kesulitan juga ya, kekeh Jimin dalam hati. Tak lama kemudian pria bertubuh tegap itu menjentikkan jarinya.

"Segera cari pacar. Itu solusinya." Ucap Namjoon berapi-api.

"Bang, pacaran nggak semudah itu. Prosesnya lama, apalagi untuk orang-orang seperti aku yang ga berniat membuka hati. Pasti akan lebih lama dan aku maunya solusi yang cepat. Kalau nggak cepet, bisa-bisa beneran dijodohin." Jawab Jimin frustasi. Ingin sekali ia mengacak-acak meja yang ada di depannya.

"Terus gimana? Bentar aku tanya Seokjin dulu, dia pinter kalau masalah beginian." Sahut Namjoon sambil meraih hpnya yang tergeletak dim meja. Namun, sepertinya ada ide cemerlang terlintas diotaknya. "Kenapa nggak pura-pura pacaran aja? Solusi tercepat dan tentunya tanpa melibatkan hati. Tinggal perjanjian alias kontak aja, beres." Akhirnya mereka menemukan solusi yang benar-benar diinginkan oleh Jimin. Solusi tercepat yaitu pacaran kontrak.

"Hmm... boleh juga bang. Eh tapi-tapi-tapi... sama siapa?" tanya Jimin akhirnya menyadari ia tetap harus mencari partner.

"Temen-temen kamu kan banyak, masa nggak ada yang jomblo?"

"Kalo nggak ada, gimana?"

"Serius? Pada udah punya pacaran? Kasian banget berarti kamu." ledek Namjoon kepada Jimin diiringi dengan tawa puasnya.

"Terusin aja ketawanya. Suka-suka gue dong, asal lo tau ya Joon gue jomblo itu pilihan." Lagi-lagi Jimin hanya berani ngedumel dalam diam karena masih lumayan takut-takut akan melontarkan protes kepada seniornya itu.

"Kamu ngomong apa?" tanya Nanjoon karena ternyata ia sedikit mendengar suara Jimin.

"Eh kenapa nggak sama Jungkook? Diakan jomblo dari lahir." Ucap Namjoon tiba-tiba seketika ia menghentikan tawanya.

JImin mengerutkan keningnya. Masa iya Jungkook yang berasa di divisi HRD itu? tebak Jimin dalam hati. Mendengar namanya aja membuat ia merinding. Membayangkan bersanding dengan sang senior saja tidak berani apalagi mengajaknya 'bermain'. Masa orang seganteng itu mau diajak pacaran kontrak? 

"Mas Jungkook HRD?" tanya Jimin memastikan.

Namjoon mengangguk semangat. "Iya, yang itu!"

"Masa mas Jungkook jomblo dari lahir? Orang ganteng kayak dia masa jomblo sih?" ucap Jimin masih tidak percaya bahwa Jungkook, senior yang cukup dihormati di kantornya itu tidak memiliki pasangan. Selain ganteng, Jungkook juga terkenal dengan kepintarannya. Tidak kalah dengan Namjoon. Bahkan ia masih seumuran Jimin tetapi ia sudah menjadi senior Jimin.

"Serius, nggak tau kenapa di masih jomblo yang jelas gue belum pernah tau dia bawa-bawa pasangannya."

"Ah... nggak berani bang, kenal aja nggak, mana senior lagi."

"Ini kesempatan buat kamu juga, siapa tau kalian saling kecantol." Goda Namjoon sambil menyenggol lengan Jimin main-main.

"Kalo dia nggak mau gimana? Ntar malah aku jadi bulan-bulanan di kantor. Ngeri bang." Ucap JImin masih pesimis

"Kalaupun dia nggak mau, nggak mungkin dia bocorin ke orang-orang. Jungkook itu orang baik dan nggak banyak omong."

Jimin masih menimbang-nimbang sarang Namjoon. Apakah ia harus meneruma atau menolak saja demi kelangsungan karirnya. Mungkin berlebihan tapi kalau tidak berlebihan bukan Jimin namanya.

"Gimana? Coba aja dulu Jim."

"Tapi aku nggak kenal sama Mas Jungkook bang. Cuma penah setim waktu kegiatan outbound kantor. Abis itu jarang banget ketemu apalagi ngobrol."

"Aku yang bantuin!" sahut Namjoon cepat.

Jimin masih terus berpikir. Iya-tidak, iya-tidak, tetapi ia butuh sesuatu untuk menghalangi niat orang tuanya yang ingin menjodohkannya.

"Ya udah bang, aku mau. Tapi aku bener-bener minta tolong ya." Ucap Jimin final.

Semoga keputusan Jimin untuk menerima ide 'gila' Namjoon merupakan keputusan yang tepat untuk membungkam kedua orang tuanya, Dan semoga keputusan ini tidak berdampak kepada Jimin apalagi sampai melibatkan hati nantinya, Masa depan tidak ada yang tau, bukan?


-tbc-

NRH

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang