Musim Semi?

2.5K 290 60
                                    


Naranja Presents

Happy Reading


Rasanya beberapa hari belakangan ini usaha Jungkook untuk mengajak Jimin pulang bersama sia-sia. Ia bermaksud baik untuk menebus dosa karena menolak permintaan Jimin beberapa waktu lalu, namun pemuda manis itu terus menolaknya. Rasanya seperti Jimin selalu menghindarinya. Namun, apa benar karena kejadian itu sampai-sampai Jimin enggan berinteraksi dengannya? Kalau langsung menyerah, bukan Jungkook namanya. Ia bertekad untuk mengantarkan Jimin pulang hari ini bagaimanapun caranya.

"Woy! Ngelamun mulu." Tegur Namjoon yang iseng berkunjung ke ruangan Jungkook.

"Eh, ada apa?" Tanya Jungkook pada temannya itu setelah sadar dari lamunannya.

"Sepertinya lo lagi banyak pikiran?"

Jungkook mengusap kasar wajah tampannya. "Jimin..." jawabnya menggantung.

Namjoon terkekeh. Sudah ia duga bahwa Jiminlah yang menjadi tersangka atas kusutnya penampilan Jungkook hari ini. "Masih belum sadar juga Jimin rupanya?" ucapnya pelan.

"Apa?" tanya Jungkook yang mengira Namjoon berbicara dengannya.

"Bukan apa-apa. Semangat ya! Gas terus sampe ternotice!" ucap Namjoon memberi Jungkook semangat sambil memukul-mukul bahunya.

"Lo kira gampang." Sahut Jungkook.

***

"Jim, hari ini aku anterin pulang ya?" Jungkook kembali meminta, mungkin lebih tepatnya memohon agar Jimin mau menyanggupi permintaannya. Bagaimana bisa Jungkook tiba-tiba bertemu Jimin? Tentu saja dengan berani Jungkook nyamperin ke ruangan Jimin yang masih berasa satu lantai dengan ruangannya, bahkan ia sudah tidak peduli lagi dengan tatapan penasaran dari rekan-rekan Jimin yang ada di sana.

Lalu bagaimana dengan Jimin? Tentu saja ia sangat terkejut dengan kedatangan Jungkook yang 'hanya' mengajaknya pulang bersama. Kalau sudah begini bagaimana caranya untuk menolak? Sebenarnya Jimin kasian juga, setiap hari Jungkook tidak pernah absen untuk terus mengajaknya pulang bersama tetapi karena egonya yang tinggi ia tidak mempehatikan perasaan Jungkook. Tetapi untuk kali ini biarkan hatinya yang memilih.

Jimin akhirnya mengangguk pelan. "Iya Mas." Jawab Jimin singkat.

Rasanya ingin sekali Jungkook melompat sambil berteriak "YES!" tetapi tidak mungkin ia lakukan, selain dipastikan mengganggu yang lain pasti Jimin akan menanggung malu jika ia melakukan hal itu di depannya.

"Makasi ya Jim." Sahut Jungkook kegirangan.

"Loh, seharusnya Jimin yang berterimakasih."

"Nggak apa-apa, aku cuma terlalu seneng. Aku samperin ke sini ya nanti?" tawar Jungkook lagi.

"Eh-eh...jangan." Jawaban Jimin membuat senyum Jungkook seketika hilang. Dahlah kook, kalo udah dikasi hati jangan minta jantung.

"Kenapa?" tanya Jungkook clueless sekali.

Jimin mengerucutkan bibirnya lucu. "Nggak enak sama yang lain." Bisiknya.

Jungkook yang mengerti akhirnya bisa ikhlas. "Kalau gitu aku tunggu di lobi ya?"

Jimin mengangguk cepat sambil tersenyum manis.

"Nah gitu dong senyum, jadi tambah manis tau nggak." Ucapan Jungkook sebelum menghilang dari hadapan Jimin membuat pipi gembul pria manis itu merah sejadi-jadinya. Bagaimana mungkin Jungkook hanya berkata seperti itu ia langsung malu malu kocheng seperti ini.

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang