Halu?

2.6K 289 8
                                    

Naranja presents

Happy reading


Pagi ini Jimin terbangun dengan kantung mata yang menghitam di sekitar matanya. Bagaiamana tidak, ia baru saja bisa tidur jam 4 pagi sedangkan jam 6 ia harus segera bangun dan bersiap untuk pergi ke kantor. Buru-buru ia mandi setelah nyawanya benar-benar terkumpul. Namun satu hal yang masih meninggali pikirannya bahkan semakin membuatnya badmood, yaitu Jungkook. Kejadian kemarin masih sangat menggajal pikirannya.

"Jimin, kamu nggak tidur ya?" tanya Mamanya setelah Jimin mengambil sarapan yang telah disiapkan ibunya itu.

"Tidur kok."

"Masa sih, coba deh ngaca. Kantung mata kamu itu loh."

"Mungkin Jimin kelelahan aja ma." Jawab Jimin malas.

Sebenarnya wanita itu masih tidak percaya dengan jawaban anaknya. Apalagi dengan apa yang dilihatnya sendiri tadi malam. Pasti anaknya sedang ada masalah dengan sang pacar.

"Kamu berantem sama Jungkook?"

Jimin tersedak roti yang sedang ia makan setelah mendengar pertanyaan sang mama.

"Tuh kan bener. Kamu diapain sama Jungkook? Baru jadian udah barantem." Kali ini sindiran mamanya kembali menancap dihatinya.

"Nggak kok, Jimin nggak ada masalah sama Jungkook. Kita baik-baik aja. Masa baru jadian berantem sih." Jawab Jimin canggung diiringi dengan tawa yang dipaksakan.

Tak lama kemudian, Jimin pamit untuk segera pergi ke kantor. Hari ini Ia berangkat bersama Jihoon karena adik satu-satunya itu sedang ada kelas sehingga Jimin memutuskan untuk menumpang.

"Dah... hati-hati ya." Ucap Jimin kepada adiknya setelah ia turun di depan gedung perusahaannya.

"Jimin!" panggil seseorang sebelum Jimin melangkahkan kakinya.

"Bang Namjoon!" balas Jimin sambil berlari ke arah seniornya.

"Itu Jihoon ya? Kok beda?" tanya Namjoon setelah melihat penampilan Jihoon yang kelihatan berbeda dari biasanya.

"iya bang, dia kurusan. Dia lagi rajin ngegym."

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi dari jauh. Orang itu telah berdiri di tempatnya sejak Jimin turun dari motor adiknya tadi. Sesaat kemudian, orang itu segera pergi menjauh sambil menghela napas berat. Lalu ia berpikir, apa ia benar-benar harus bersikap seperti orang yang tidak saling mengenal pada Jimin. Dalam hatinya ia sangat ingin sekali bisa akrab dengan Jimin seperti Namjoon. Benar sekali, orang yang memandang dalam diam itu adalah Jungkook.

***

Beberapa hari ini Jungkook hanya mampu memandang Jimin dari jauh ketika mereka tidak sengaja berada di satu tempat yang sama. Jangankan berbicara, menyapa saja tidak. Ingin sekali rasanya sesekali ia mengajak Jimin pulang bersama, tapi ia tidak mau membuat Jimin tidak nyaman. Sementara itu Jiminpun terkesan menghindarinya. Memangnya ia berbahaya? Dia kan bukan buaya.

Bruk...

Ada sesuatu yang tiba-tiba menghantam punggung Jungkook yang membuatnya terkejut ya... walaupun tidak cukup keras untuk membuat ia tersungkur.

"Maaf, Pak Jungkook. Saya tidak sengaja." Ucap seseorang itu sambil memunguti beberapa map yang berhamburan di lantai.

Sementara Jungkook masih berdiri dan hanya memandangi orang tersebut. namun, saat orang itu akan berdiri tidak sengaja ia menyenggol tangan Jungkook sehingga menumpahkan kopi yang sedang dipegangnya dan mengenai baju orang tersebut.

"Jimin!" teriak Jungkook saat melihat orang tersebut yang ternyata adalah Jimin. entah kenapa sejak ia menyetujui rencananya dengan Jimin, ia sering sekali dipertemukan dengan Jimin tanpa sengaja. Padahal sebelum ini, mereka berdua sangat jarang sekali bertemu ataupun hanya berpapasan.

"Berkasnya amankan?" gumam Jimin pada dirinya sendiri sambil memeriksa map-map yang dibawanya tanpa mempedulikan Jungkook yang panik setengah mati saat melihat kemeja putih Jimin menjadi kecoklatan di sekitar perutnya.

"Baju kamu basah." Ujar Jungkook sambil mengeluarkan sapu tangan dari saku celana dan segera mengusap pelan daerah yang basah itu. Sedangkan Jimin masih tetap sibuk memastikan berkas-berkas pentingnya tidak basah.

"Kalian ngapain?" ternyata kegiatan dua orang itu mengundang perhatian seseorang yang melintas di sana. Benar, lorong ini sedang sepi dari orang yang lalu lalang karena sekarang adalah jam sibuk.

Jungkook dan Jimin tersentak sehingga mereka saling menjauhkan dirinya masing-masing. Terlebih Jimin yang merasa kesialannya bertambah ketika ia melihat siapa orang memergoki mereka. Bukannya melanjutkan perjalanannya, orang itu malah mendekat ke arah 'pasangan' senior-junior itu.

"Curi-curi waktu buat pacaran ya?" goda orang tersebut.

Jimin memelototkan matanya. Ia mengalihkan pandangannya untuk melihat Jungkook yang sama dengannya, terkejut.

"Nggak kok, tadi kopiku nggak sengaja tumpah ke baju Jimin." Jawab Jungkook cepat.

"Oh iya...mumpung ada Jungkook juga. Gue mau tanya, kalian ini beneran pacaran?" tanya perempuan yang bernama Yuri itu.

"Nggak!" sahut Jungkook tanpa menunggu lama.

Tiba-tiba perempuan itu tertawa terbahak-bahak. "Tuh kan bener, gue nggak percaya waktu Jimin bilang kalau kalian pacaran. Beberapa waktu lalu gue nggak sengaja lihat kalian berdua keluar dari restoran, karena gue curiga makanya gue tanya Jimin apa kalian pacaran dan dia jawab iya, dong. Lucu banget kan Kook?" Yuri masih meneruskan tawanya.

Jungkook dan Jimin saling memandang. Mereka bingung harus menjawab apa. Apalagi Jimin, ia tidak tau lagi harus ditaruh mana mukanya di depan kedua seniornya.

"Makanya Jim, kamu jangan ngehaluin Jungkook. Asal kamu tau ya, bukan berarti mau diajak makan berdua berarti kalian pacaran. Jungkook nggak semudah yang kamu kira. Haha... dasar tukang halu." Ucap Yuri sambil meninggalkan dua orang yang masih terdiam itu. Jimin masih melongo, tidak percaya bahwa Yuri akan bertanya langsung kepada Jungkook di depan mukanya.

"Jimin, nanti kita pulang bareng. Ada yang mau aku omongin." Ucap Jungkook yang sebenarnya lebih seperti perintah di telinga Jimin, sembari meninggalkannya yang masih mematung.


-tbc-

NRH


Terimakasih para readers sekalian jangan lupa vote dan komen yaaaa

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang