Pacarnya Jimin?

2.8K 295 12
                                    

Naranja presents

Happy reading


Sesampainya di rumah, Jimin berniat segera mengistirahatkan tubuh dan pikiranya. Namun kenyataan berkata lain, ia terus memikirkan apa yang dikatakan Jungkook di restoran tadi. Sebenarnya ia sadar tidak mungkin Jungkook serius dengan perkataannya, namun tetap saja ia tidak bisa tidak memikirkannya. Entah mengapa ia terus melakukan hal itu, tapi tak bisa dipungkiri ada perasaan geli seperti kupu-kupu berterbangan di perutnya saat kembali mengingat-ingat ucapan Jungkook.

***

Pagi ini Jimin dikejutkan dengan teriakan mamanya. Memangnya apalagi yang salah? bangun tepat waktu, sarapan bersama, menyiram tanaman papa, apa yang salah?

"Jimin! Cepat!" teriak mama Jimin untuk yang ketiga kalinya.

Jimin berlari keluar dari kamarnya sambil menenteng tas kerjanya dengan tergesa-gesa. "Ini masih pagi loh ma, masih setengah jam lagi Jimin waktu Jimin berangkat kantor."

"Lihat deh, itu kan mobil yang nganter kamu tadi malem." Ucap mama Jimin sambil melihat mobil hitam yang baru saja berhenti di depan pagar rumahnya.

"Hah? Yang bener ma?" tanya Jimin tidak percaya dengan ucapan mamanya."

Sebelum mamanya menjawab, seorang laki-laki berkemeja putih keluar dari mobil itu dengan senyum yang terkembang. Ya benar, itu ada Jungkook.

"Mas Jungkook?" gumam Jimin.

"Jadi itu Jungkook?"

"Permisi..."

"Cari siapa ya?" sahut mama Jimin sambil menghampiri Jungkook yang masih berdiri di depan pagar berwarna hitam itu.

"Saya mau menjemput Jimin, tante." Jawab Jungkook setelah mama Jimin membuka pintu setengah pintu gerbang agar Jungkook bisa masuk ke dalam.

"Temennya Jimin?" Mama Jimin pura-pura bertanya, padahal sebenarnya sudah tau jawabannya.

"Benar tante, saya Jungkook."

"Oh jadi kamu yang namanya Jungkook. Pacaranya Jimin kan" sahut mama Jimin sambil sedikit berteriak sehingga membuat Jimin yang masih berdiri di depan pintu utama menepuk jidatnya.

"Hehe iya tante."

Mama Jimin tersenyum senang, akhirnya ia bisa bertemu dengan kekasih anak sulungnya secara langsung. Wanita itu tidak menyangka bahwa Jungkook yang dilihat secara langsung akan jauh lebih tampan daripada foto yang beberapa waktu lalu Jimin tunjukkan kepadanya. Dalam hati ia sangat bersyukur, kalau kalau mereka berdua menikah pasti akan sangat membanggakan mempunyai menantu yang berparas bak idol korea. Walaupun sebenarnya wajah Jimin sendiri sudah menyerupai wajah-wajah idol Korea tetapi dalam versi yang lebih imut.

Sementara mama Jimin dan Jungkook sedang berbincang, Jimin segera memakai sepatunya dan selanjutnya menghampiri mereka berdua. Ia sebenarnya ingin sekali menyeret Jungkook untuk meninggalkan rumahnya, tetapi apa boleh buat, dua orang di depannya itu sedang seru mengobrol. Sepertinya Jungkook dan mamanya cocok sekali, baru saja beberapa menit yang lalu bertemu tapi sudah seperti anak sendiri. Jimin menghela napas berat.

"Ma, Jimin sama Mas Jungkook harus segera berangkat." Sela Jimin saat mereka sedang tertawa.

Mendengar itu, Jungkook segera menghentikan tawanya dan beralih memandang Jimin yang sepertinya kurang nyaman kalau terlalu lama menunggu obrolan mereka berdua selesai.

"Maaf tante, kami berangkat dulu." Ucap Jungkook akhirnya sambil mecium tangan wanita paruh baya itu. Begitu pula dengan Jimin, iapun ikut berpamitan lalu mereka berdua meninggalkan rumah dengan mobil hitam milik Jungkook.

"Mas, kenapa repot-repot jemput Jimin?"

"Memangnya nggak boleh jemput pacar sendiri?" sahut Jungkook masih fokus pada jalanan yang sedang padat pagi ini.

"Cuma pura-pura kalo mas lupa." Gumam Jimin sambi menarik-narik sabuk pengamannya yang sebenarnya hanya pengalihan rasa gugupnya saja. Lagi-lagi Jungkook membuatnya salah tingkah.

"Ya nggak apa-apa, yang penting kamu pacarku." Ternyata Jungkook mendengar gumaman pria di sebelahnya itu.

Diam-diam Jimin tersenyum, entah apa yang merasukinya tetapi lagi-lagi perasaan menyenangkan ketika kupu-kupu berterbangan di perutnya muncul lagi. Geli geli gimana gitu, tapi bikin seneng sih.

***

Sesampainya di kantor, beberapa mata memandangi mereka dengan pandangan yang bisa dikatakan keheranan karena dua tokoh utama kita ini keluar dari mobil yang sama. Bahkan ketika sampai di lobbypun tak sedikit dari karyawan yang lalu lalang terus memandangi mereka. Jimin yang merasa tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian sengaja berjalan lebih cepat niatnya agar Jungkook tertinggal tetapi karena langkah Jungkook yang lebar ia kembali tersusul hingga mereka berdua memasuki lift. Untungnya di dalam lift hanya ada mereka berdua jadi Jimin bisa bernafas lega.

"Kamu kenapa sih jalan cepet-cepet? Kita nggak telat kok." Tanya Jungkook yang melihat perilaku 'kurang wajar' Jimin tadi.

"Kita dilihatin banyak orang, Mas." Sahut Jimin.

"Udah biasa kok aku dilihatin begitu tiap pagi, apalagi sama karyawan cewe kaya tadi." Jawab Jungkook santai.

Jimin membelalakkan matanya. Jadi yang tadi itu bukan karena melihat mereka berjalan berdua tetapi memang rutinitas seperti biasa saat Jungkook memasuki area kantor saja. Sudah kepedean, eh zonk.

"Oh... gitu ya." Jawab Jimin canggung.

"Aku tau kok, kamu pasti nggak nyaman kan. Tapi tolong mulai hari ini kamu biasain ya, karena mulai hari ini sebisa mungkin kita akan berangkat dan pulang bareng."

"Kenapa?"

"Jujur aku risih kalau tiap hari diliatin orang-orang itu terutama karyawan perempuan, makanya aku mau nunjukin juga kalau aku udah punya pacar. Ya istilahnya kita simbiosis mutualisme lah. Kamu anggep aku pacar di depan mama kamu, aku anggep kamu pacar di depan orang-orang kantor."

Jimin mengangguk paham, ternyata selama ini Jungkook yang berstatus sebagai crush sejuta umat di kantor ini merasakan hal yang membuatnya tidak nyaman juga. Ia kira kehidupan Jungkook berjalan lurus-lurus saja. Selalu dipuja bukan jaminan orang itu merasa senang.

"Eh Mas, kok kita turun lagi?"

Karena saking seriusnya berbicara mereka berdua tidak menyadari bahwa sebenarnya telah sampai di tempat tujuan mereka. Walaupun pintu lift telah terbuka beberapa saat mereka berdua tetap berdiam di tempat hingga mereka sadar bahwa lift bergerak kembali menuju lantai dasar.

"Kayaknya salah ngobrolin serius dalem lift." Jungkook menepuk jidatnya.


-tbc-

NRH


selamat hari lahir maknae kesayang sejuta umat dan juga selamat BTS dan Army buat #1 billboard hot 100 yeeeeeeyyyyy

dan jangan lupa terus streaming ya myyy!!!!

dan jangan lupa terus streaming ya myyy!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


makasi juga buat jimin malaikat sejuta umat udah kasi selca sama Jungkook, jangan sungkan sungkan lagi kalo mau upload selca wkwkwk keluarkan jimmm keluarkan!!!!

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang