Aku dianggap apa?

2.7K 279 37
                                    

Naranja presents

Happy reading


"Jimin, papa boleh ngomong sebentar?" Eh ada apa nih, biasanya jika ingin mengobrol papa langsung bicara tanpa basa-basi apalagi sampai meminta izin seperti sekarang. Ada yang nggak beres sepertinya, batin Jimin.

"Boleh kok, Jimin lagi nggak ngapa-ngapain." Jawab Jimin sebisa mungkin menutupi kecurigaannya.

"Gimana hubungan kamu sama Jungkook?" Setau Jimin Papanya sangat cuek dengan hubungannya dengan Jungkook. Memang sebelum Jimin mendeklarasikan Jungkook sebagai kekasih walaupun hanya settingan, papa Jimin sering memberi wejangan pada Jimin soal asmara. Namun, pada saat mengetahui Jimin memiliki kekasih pria paruh baya itu tidak pernah lagi kepo dengan urusan asmara putra pertamanya. Berbeda dengan mama Jimin yang selalu kepo dengan hubungan asmara anak-anaknya.

"Baik-baik aja kok pa, malah makin deket... hehe." Jimin menjawab pertanyaan papanya dengan pipi yang merona.

"Lalu... apa bener hubungan kalian cuma bohongan?"

Seperti disambar petir, Jimin membelalakkan matanya kaget. Bagaimana bisa papanya bertanya seperti itu. Seingatnya ketika Jungkook main ke rumahnya, semua berjalan baik-baik saja dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

"Maksudnya pa?" Jimin refleks menoleh kearah Jihoon yang saat ini sedang menunduk dalam. Ia yakin bahwa Jihoon yang mengatakan hal itu pada orang tuanya.

"Kamu pasti salah paham, bukan Jihoon kok yang bilang walaupun papa udah tanya ke dia tapi dia tetep tutup mulut dan terpaksa papa tanya langsung ke kamu." Jawab papa Jimin apa adanya karena memang Jihoon tidak buka mulut sama sekali soal hubungan asmara kakaknya.

Jimin menghela napas berat. Benar, sepandai-pandainya tupai yang melompat pasti terjatuh juga. Sepandai-pandainya Jimin menyembunyikan kebohongan mereka pasti cepat atau lambat akan ketahuan juga.

"Jimin minta maaf pa." Mau gimana lagi, akhirnya Jimin meminta maaf dengan penuh penyesalan. Dalam hatinya paling dalam ia tidak mau membohongi orang tuanya lebih lama lagi. "Tapi Jimin-" ucapan Jimin dipotong oleh sang ayah.

Papa Jimin mengangguk. "Papa tau alasan kamu ngelakuin ini, tapi bukan berarti papa memakluminya. Nggak seharusnya kamu bohongin orang tua kamu."

"Pa, aku aja yang ngeliat abang selalu ditanya tentang pasangan aja lama-lama cape, apalagi abang yang ditanya terus menerus. Abang tertekan pa, abang cape." Jihoon angkat suara untuk membela sang kakak.

"Papa minta maaf, Jim. Maksud papa mama juga demi kebaikan kamu tapi ternyata malah seperti ini."

"Jimin yang salah, Jimin yang harus minta maaf. Tapi hubungan Jimin sama Mas Jungkook bukan bohongan lagi Pa, kita udah saling sayang beneran." Jawab Jimin cepat. Sedangkan Jihoon membelalakkan matanya, bagaimana bisa kakaknya berbohong lagi? Dia sudah ketauan tapi tetap bersikukuh mengatakan bahwa hubungannya dengan Jungkook adalah 'real'.

Kenapa Jihoon bingung? Karena Jimin sama sekali belum menceritakan perilah hubungannya dengan Jungkook yang mengalami kemajuan sangat pesat.

"Kalian pacaran beneran?" Jihoon bertanya dengan sungguh-sungguh.

Saat Jimin akan membuka mulutnya, ia baru sadar bahwa ia dan Jungkook belum benar-benar resmi menjadi sepasang kekasih. Kejadian lalu itu hanya mereka saling mengungkapkan perasaan satu sama lain. Dan menurut Jimin itu bukan sesuatu yang bisa mengikat mereka.

"Papa mungkin bisa ngerti tapi belum tentu mama kamu bisa mudah mengerti. Coba kamu pelan-pelan ngomong sama mama. Papa juga akan bantu kasi pengertian ke mama." Belum sempat Jimin mengeluarkan kata-katanya, Papa sudah menyela.

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang