Mas Jungkook?

2.8K 300 13
                                    

Naranja presents

Happy reading


Hari minggu adalah hari paling ditunggu Jimin, selain ia bisa bangun sesuka hatinya ia juga bisa melakukan hal-hal yang jarang ia lakukan. Salah satunya adalah berbelanja. Ia suka sekali menemani mamanya berbelanja. Seperti hari ini, ia telah bersiap menemani Mamanya berbelanja dengan Jihoon yang kali ini menjadi supir mereka. Biasanya sih Jimin yang menjadi supir, berhubung pagi ini Jihoon hanya berdiam diri sambil menonton tv kenapa tidak dimanfaatkan saja untuk mengantarkan ke supermarket.

Saat Jimin dan mamanya sedang asyik memilih-milih buah, ia berpapasan dengan seseorang yang ia kenal. "Selamat Siang Bu Yuri." Sapa Jimin pada orang itu yang rupanya adalah salah satu seniornya di kantor.

"Eh Jimin." balas orang itu saat menyadari Jimin ada di dekatnya. Si mungil menanggapinya dengan tersenyum. "Stt... jangan panggil 'Bu' panggil kak aja. Udah aku bilang berapa kali sih." Bisik perempuan itu sambil memukul lengan Jimin main-main.

"Hehe... baik Kak Yuri." Jawab Jimin terkekeh.

"Jimin! sama siapa?" tanya Mama Jimin sembari mendekat ke tempat mereka berdua.

"Selamat siang tante, saya Yuri temen kantornya Jimin. tante mamanya Jimin ya?" jawab Yuri bersemangat. Memang perempuan itu dikenal dengan pribadinya yang hangat dan bersemangat tetapi fakta yang belum diketahui Jimin adalah Yuri dikenal suka bergosip sekaligus julid.

"Halo Yuri. Iya, tante mamanya Jimin."

Tiba-tiba Yuri teringat sesuatu. "Jimin, kamu pacaran sama Jungkook?" tanya perempuan itu to the point.

Jimin menahan napas. Ia harus menjawab apa. Kalau menjawab 'iya', Jimin tidak mau tiba-tiba menjadi terkenal di kantor. Kalau menjawab 'tidak', bagaimana dengan mamanya? Ini sih namanya maju kena mundur kena.

Mama Jimin bingung kenapa Jiminnya hanya diam saja, padahal kan tinggal dijawab saja. "Iya, Jungkook itu pacarnya Jimin. Teman sekantor kalian juga kan?" Akhirnya wanita itu yang menjawab pertanyaan Yuri.

"Oh... gitu ya tante. Iya tan, bahkan aku sama Jungkook sedivisi. Pantesan waktu itu aku pernah lihat mereka berdua di restoran. Iya kan beberapa waktu lalu kamu jalan sama Jungkook?" Yuri benar-benar ingin Jimin yang menjawab pertanyaannya.

Jimin tidak mungkin hanya terus bungkam. Akhirnya ia mengangguk pelan walau sebenarnya ia sangat ragu kalau ini keputusan yang tepat dengan mengakui bahwa ia dan Jungkook memiliki hubungan.

"Wah, selamat ya Jim." Sebenarnya Yuri sedikit terkejut bahwa juniornya itu berani mengakui hubungannya dengan pangeran kantornya itu. namun ia berhasil menutupinya dengan senyuman palsu seolah ia benar-benar memberi selamat kepada Jimin. "Yaudah deh, aku lanjut belanja dulu ya Jim. Yuri permisi dulu ya Tante." Pamit Yuri kepada kedua orang itu.

"I...iya kak. Hati-hati ya." Balas Jimin kikuk. Sementara mama Jimin hanya membalas dengan anggukan dan senyum termanisnya.

"Kamu udah ngapain aja sama Jungkook? Cerita dong sama mama." Sepeninggal Yuri, mama Jimin langusng menodong Jimin dengan pertanyaan menggoda.

"Kepo banget." Sahut Jimin sambil berlalu sembari menodorong troli yang telah terisi setengah. Sebenarnya ditengah rasa gelisahnya, Jimin sedikit lega karena sepertinya sang Mama mulai percaya bahwa ia benar-benar memiliki kekasih.

***

Jimin menjelaskan semua yang terjadi sesaat setelah Jungkook menghentikan mobilnya di depan rumah Jimin. Awalnya ia ingin membicarakan sesuatu dengan Jimin tapi diurungkan niatnya setelah melihat keadaan Jimin yang cukup berantakan. Mungkin ia harus memberi Jimin waktu untuk menjelaskan. Tetapi, Jimin terlebih dahulu membuka suara tentang kejadian siang tadi.

"Begitu ceritanya, itu semua bukan kemauan Jimin. Maafin Jimin." Pungkas Jimin dengan semua rasa bersalahnya.

Tanpa sepatah kata Jungkook segera menjalankan mobilnya lagi. Tentu Jimin kebingungan kenapa ia 'dibawa' pergi lagi oleh pria di sebelahnya itu.

"Mas, kita mau kemana?" Tanya Jimin setelah mobil Jungkook keluar dari gerbang komplek perumahan Jimin.

"Makan dulu, Mas lapar." Jawab Jungkook masih fokus pada jalanan.

Setelah mendengar jawaban jungkook yang super singkat, Jimin makin ingin meneggelamkan dirinya di Palung Mariana karena tidak ingin berada di sekitar Jungkook. Atau paling tidak ia memiliki kemampuan trasnportasi sehingga ia bisa kabur saat itu juga.

"Jangan ngelamun terus, kamu mau makan apa?" tegur Jungkook pada Jimin yang sedari tadi hanya membolak-balikkan buku menu seperti tanpa tujuan karena memang pikirannya benar-benar terfokus pada sikap Jungkook yang seperti es. Dingin bro.

"Samain Mas Jungkook aja." Jawab Jimin yang dibalas anggukan oleh Jungkook.

Selagi menunggu makanan, Jungkook benar-benar tidak mengalihkan pandangan dari Jimin tetapi ia juga tidak kunjung membuka pembicaraan. Sementara Jimin yang terus ditatap cogan hanya bisa meremas-remas tangannya yang berkeringat di bawa meja.

"Ma-mas... Jimin minta maaf."

"Daritadi minta maaf terus, nggak capek?" Jimin sedikit tersentak, ia tidak menyangka bahwa Jungkook akan menanggapi ucapannya dengan cepat.

"Harusnya aku yang minta maaf, karena udah bikin kamu malu." Masih terdengar dingin di telinga Jimin. "Aku minta maaf." Bahkan ucapan permintaan maafpun seperti bongkahan es yang baru saja dikeluarkan dari kulkas.

"Ma-mas nggak salah." jimin masih tergagap.

Jungkook menghela napas lalu bertanya. "Terus sekarang kita harus gimana? Nggak mungkin kan, kita diam-diam aja seperti nggak terjadi apa-apa."

"Jimin nggak tau mas." Jimin makin menunduk. Ia benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukan.

"Ayo buktiin ke mereka kalo kamu nggak halu." Akhirnya Jungkook bersuara setelah keheningan sesaat menghampiri mereka.

"Hah?"

"Ayo bilang ke mereka kalau kita pacaran." Tegas Jungkook.

"Tapi mas..." Jimin berusaha mengelak.

Jungkook makin menajamkan pandangannya lurus ke mata Jimin sampai membuat Jimin ingin berlindung di bawah meja sekarang juga.

"Jangan dengerin omongan orang lain. Kita mau ngapain juga mereka akan tetep ngomongin kita." Ucap Jungkook bersungguh-sungguh.

"Bu-bukan itu mas... maksudnya apa kita pura-pura pacaran juga di depan mereka?"

"O-oh..." Jungkook ber-oh ria. Ia kira Jimin terlalu khawatir segala omongan yang akan mereka terima.

"Kamu mau kita pacaran beneran?"

"Eh, apa?"

-tbc-

NRH

terimakasih para readers sekalian 

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang