Ketemuan?

3.3K 334 12
                                    

Naranja presents

Happy reading


Saat-saat yang mendebarkan bagi Jimin telah tiba. Kemarin Namjoon mengatakan bahwa hari ini Jungkook ingin bertemu dengannya. Bagaikan tersambar petir disiang bolong, apa yang harus Jimin lakukan. Apakah Jungkook akan menegur karena menyalahgunakan fotonya? Walaupun foto itu diambil dari website perusahaan, bisa jadi dia tetap tidak terima. Memang itu haknya sih.

Namjoon sengaja tidak memberi tau Jimin jika Jungkook menyetujui permintaannya karena selain ingin menjahili Jimin, pria mungil itu sendiri tidak bertanya kepadanya tentang perkembangan rencana mereka berdua. Pria bertubuh tegap itu sudah menebak bahwa Jimin akan sangat gugup setelah ia memberi taunya.

"Sudah siap?" tanya Namjoon sesampainya di meja kerja Jimin.

Sedangkan Jimin berjingkat terkejut karena sedari tadi ia hanya melamun. "Siap nggak siap, Bang. Aku juga udah siap dimaki mas Jungkook. Emang aku bodoh banget." Jawab Jimin lesu.

"Semangat ya!" Sangat jelas sekali nada kebahagiaan disana, tetapi Jimin kurang peka sehingga ia tidak tau bahwa Namjoon sedang menggodanya. Pikirannya terus berputar merangkai kata-kata untuk menjawab pertanyaan Jungkook nanti, bahkan ia telah menyiapkan dirinya jika nanti ia benar-benar akan dimaki oleh senior tampan itu.

Namjoon mengatakan bahwa Jungkook menunggu Jimin di tempat parkir, dengan langkah yang terasa begitu berat Jimin melangkahkan kakinya menuju tempat parkir yang lumayan ramai sore ini karena memang sekarang adalah jam pulang kerja. Terlihat disana ada seseorang berkemeja putih dengan ID Card yang masih setia menggantung dilehernya. Dapat ia tebak dengan jelas bahwa orang itu adalah Jungkook. Orang yang kurang dari 24 jam memenuhi pikirannya. Jimin mengeratkan pegangannya pada tas yang ditentengnya untuk sekedar memberinya kekuatan.

"Permisi, Pak Jungkook?" Panggil Jimin lembut setelah sampai di dekat orang itu.

Orang yang dipanggilpun menoleh pelan. Seakan ada efek CG yang gemerlap di sekitar wajah orang itu, Jimin sedikit silau dbuatnya. Ia belum pernah melihat manusia tampan itu sedekat ini saat menggunakan kemeja serta jidat yang dibiarkan terbuka. This is so illegal, batin Jimin. Namun hanya beberapa saat saja Jimin terpana dengan ketampanan manusia di depannya itu sebelum suara dari orang yang dipanggil membuyarkan imajinasinya.

"Jimin, dari divisi keuangan?" tanya Jungkook untuk memastikan apakah ini adalah Jimin yang dimaksud Namjoon.

"Be-benar, Pak. Saya Jimin dari divisi keuangan." Jawab Jimin gagap karena perasaan gugup memenuhinya.

Jungkook tersenyum lembut. Tidak ada tanda-tanda ketidaksukaan pada lawan biacaranya disana. Jimin masih takut-takut memandang lurus Jungkook. Takut karena ia merasa bersalah telah menyalah gunakan foto pria itu. Tetapi setelah beberapa saat Jimin menutup mulutnya, pria itu tetap memandang Jimin lembut. Entahlah seperti pandangan memuja, mungkin?

"Panggil Mas saja, kamu teman Namjoon kan? Berarti kita bisa berteman juga." ucap Jungkook seperti menyihir Jimin lagi.

Kenapa seperti tidak terjadi apa-apa, apa dia tidak tau kalau Jimin telah melakukan suatu 'kejahatan' menggunakan fotonya? Atau jangan-jangan Jimin akan langsung dihabisi setelah Jungkook membawa Jimin ke tempat yang sepi? Oke, opini kedua hanya imajinasi Jimin yang berlebihan dan tidak mungkin terjadi.

"Jimin, kok malah ngelamun?" tegur Jungkook saat Jimin masih berdiam ditempatnya sedangkan ia sudah melangkahkan kakinya.

"Eh... nggak kok mas Jungkook." Jawab Jimin.

"Kita langsung jalan aja ya? Mobil saya ada di ujung sana." ajak Jungkook sambil melangkah lagi menuju tempat mobilnya diparkir diikuti Jimin yang berjalan lumayan tertinggal di belakang.

"Kamu nggak mau jalan bareng saya?" tanya Jungkook saat menyadari Jimin tidak berjalan di sampingnya melainkan lumayan jauh di belakangnya.

Jimin tersentak, dengan cepat ia menggeleng. "Eh.. nggak kok." sahutnya lalu mempercepat langkah sehingga kini ia berjalan di samping Jungkook.

Setelah Jimin berada di dekatnya, ia tersenyum sambil memperhatikan manusia yang lebih pendek daripadanya itu. "Saya kira kamu malu jalan sama saya." Ucapnya sambil terkekeh.

"Hehe ya nggaklah mas, mas Jungkook jalannya kecepetan. Jimin jadi ketinggalan." Jimin memberikan alasan yang sekiranya tidak akan menyinggung perasaan calon pacar pura-puranya.

Jungkook yang segera menyadari perilakunya, hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya. "Iya juga ya, hehe."

Setelah sampai di dalam mobil, Jimin dan Jungkook segera memasang sabuk pengaman masing-masing. "Kita makan dulu ya?" tanya Jungkook kepada Jimin yang masih kesulitan menarik sabuk pengaman, sepertinya tersangkut. "Sini saya bantu." ucap Jungkook langsung meraih sabuk pengaman Jimin dan segera memasangkannya.

Bagaimana keadaan Jimin? Tentu saja gugup maksimal. 'Mas Jungkook pliss jangan deket deket. Jantung gue mau copot ini.'

"Nah sudah."

"Makasi mas Jungkook." cicit Jimin yang terdengar sangat imut ditelinga Jungkook.

Jungkook ingin sekali memeluk Jimin karena saking gemasnya melihat perilaku sederhana pria itu yang tidak ia duga akan sangat sangat menggemaskan untuknya.

"Kamu emang biasa begini?" tanya Jungkook yang membuat Jimin menaikkan alisnya.

"Maksudnya gimana mas?"

"Ya begini, ngegemesin gitu." jawab Jungkook terdengar acuh sambil menyalakan mobilnya. Sebenarnya Jungkook sendiri kebingungan kenapa ia tiba-tiba berkata seperti itu, bagaimana kalau Jimin merasa tidak nyaman? Padahal ini masih awalbagi mereka dalam menjalin pertemanan.

Jimin menghela napas. 'Dia pasti geregetan, gara-gara gue ga bisa masang sabuk pengaman sendiri. Ya kan bukan salah gue, mobil papa sabuk pengamannya gampang ditarik. Sabuk mobil ini aja yang kebanyakan tingkah.' Batin Jimin. tau nggak sih, kamu itu menggemaskan banget Jim.

"Kamu mau makan dimana Jimin?" ulang Jungkook yang ketiga kalinya karena Jimin masih terdiam sibuk dengan pikiranya.

"Eh." Imajinasi Jimin buyar. "Terserah mas Jungkook aja pengennya makan dimana."

"Oke, ke tempat makan punya saudara saya saja ya." sahut Jungkook sambil menjalankan mobilnya.

Jiminsegera mengela napas lega setelah ia rasa pandangan Jungkook telah terfokuspada jalanan di depannya. Tapi disisi lain rasa gugup masih ia rasakan. Iatetap harus mempersiapkan diri untuk dimarahi oleh Jungkook. Padahal sebenarnyaJungkook tidak menunjukkan tanda-tanda amarah, ia tetap terlihat tenang sepertibiasa saja. Jimin saja yang suka overthinking padahal kenyataannya yang tentusaja belum ia sadari, Jungkook dengan senang hati dan tanpa perlawanan menerimapermintaan Jimin melewati Namjoon.


-tbc-

NRH


jangan lupa vote dan komen yaaa, makasiiii


Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang