Marah?

3.2K 322 1
                                    

Naranja presents

Happy reading


Malam telah tiba, Jungkook ingin mengantar Jimin pulang ke rumahnya setelah acara makan malam mereka, namun Jimin segera menolak. Ia beralasan akan membeli sesuatu sebelum pulang kerumah. Sebenarnya Jungkook tidak keberatan untuk menemaninya, tetapi pria bermata sipit itu tetap saja menolaknya. Sebenarnya bukan Jimin tidak ingin ditemani, tetapi ia hanya ingin sesegera mungkin pergi dari hadapan pria tampan itu.

"Beneran, nggak mau ditemani?" tanya Jungkook memastikan sebelum mereka benar-benar berpisah.

Jimin menggeleng sambil tersenyum. "Beneran, Mas."

Jungkook mengangguk pasrah. Ia dengan berat hari mengiyakan keputusan Jimin. Tapi sebelum itu, Jungkook ingin mengatakan sesuatu yang sebenarnya ia menunggu Jimin mengatakannya terlebih dahulu.

"Jimin?" Panggil Jungkook.

"Iya, Mas?" jawab Jimin sopan.

"Sebenarnya saya mau ngomong sesuatu." Ucap Jungkook.

Jimin menegang seketika. Apa ini saatnya ia dikuliti Jungkook? Pertanyaan itu yang terus memenuhi kepalanya. "Ng...ngomong apa, Mas?" ia tergugup.

"Kata Namjoon, kamu butuh bantuan saya..."

Sebelum Jungkook menyelesaikan kalimatnya, Jimin segera memotong dengan tergesa. "Oh... itu, kalau Mas Jungkook nggak bisa, nggak apa-apa kok. Dan... Jimin mau minta maaf sebelumnya, tanpa seijin Mas Jungkook, Jimin ngasi tau Mama Jimin kalau Mas Jungkook pacarnya Jimin dan nunjukin fotonya Mas Jungkook. Jimin sekali lagi minta maaf." Ucapnya penuh penyesalan, bahkan ia hanya menundukkan kepalanya tanpa berani sedikitpun memandang Jungkook.

"Jimin... saya sudah tau kok. Dan saya mau bantuin kamu." ucap Jungkook tenang sambil memasang senyumnya.

Jimin segera mendongak. "Hah?"

Jungkook mengangguk.

"Mas Jungkook mau jadi pacar bohongannya Jimin? Mas Jungkook nggak marah sama Jimin?" cerocos Jimin yang membuat Jungkook tertawa terbahak-bahak.

"Kamu lucu banget sih." Ucap Jungkook sambil mengusak rambut hitam kelam milik pria yang ada di depannya itu.

"Mas, Jimin tanya serius ini! Mas Jungkook nggak marah kalau fotonya udah aku tunjukin ke Mama? " Sahut Jimin sambil sekali lagi memandang lurus kearah mata bulat Jungkook yang kini tinggal segaris akibat tertawa tadi.

"Mas juga serius. Saya mau jadi pacar kamu ya... walaupun bohongan. dan saya juga nggak masalah foto saya mau diapain pokoknya tidak untuk dijual aja." Ucap Jungkook mantap.

Jimin segera menubruk tubuh kekar itu dan memeluknya erat. "Makasi, Mas! Mas Jungkook penyelamat Jimin." ucapnya tidak begitu jelas karena teredam oleh tubuh Jungkook.

Jungkook yang turut merasakan kebahagiaan Jimin, balas memeluknya. Namun tidak bertahan lama, Jimin segera melepas pelukannya karena ia merasa canggung melakukan hal itu. apalagi dengan Jungkook yang notabene mereka adalah orang asing bagi satu sama lain.

"Maaf, Mas. Jimin nggak sengaja." Ucap Jimin lagi-lagi penuh penyesalan.

Lagi-lagi Jungkook tersenyum dan mengusak rambut Jimin. Menggemaskan, batinnya. "Keliatannya kamu bahagia banget, saya juga ikut senang melihatnya."

Jimin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, canggung. Bukan hanya canggung, debaran dadanya juga semakin terasa kencang akibat usakan kedua yang Jungkook berikan kepadanya. Mama, kenapa Jimin deg-degan? Jimin mau mati, Ma ngeliat senyumnya Mas Jungkook. Batinnya menjerit.

"Jimin, ini sudah semakin malam. Mau saya temenin sekalian anter pulang?" tanya Jungkook lagi. Tampaknya sifat perkerja keras yang melekat padanya tak terkecuali untuk hal-hal seperti ini.

Jimin berpikir sebentar, akhirnya ia mengangguk dan menerima tawaran Jungkook. Ia sudah tidak merasakan bahaya lagi dengan keberadaan Jungkook di dekatnya. "Sekali lagi makasi ya, Mas Jungkook."

***

Sesaat setelah menutup pintu rumah, Jimin dikagetkan dengan keberadaan Mamanya yang berdiiri tepat di belakangnya.

"Pulang sama siapa? Kok mama belum pernah lihat mobil itu nganter kamu sebelumnya?" tanya Mama Jimin penuh selidik.

Jimin tersenyum jahil. Inilah saatnya ia beraksi. "Pacar Jiminlah... emang mau siaapa lagi?" jawabnya sambil melenggang ke dalam rumah meninggalkan mamanya yang masih bertanya-tanya.

"Siapa? Jangan bohong kamu ya!"

"Mas Jungkook, emang siapa lagi pacarnya Jimin?" teriak Jimin yang kini telah memasuki kamarnya.

Akhirnya wanita itu teringat Jimin telah mengatakan kepadanya beberapa hari yang lalu bahwa anak sulungnya yang manis itu telah memiliki pasangan. Seketika ia tersenyum senang.

"Kenapa nggak disuruh mampir dulu Jungkooknya? Mama tadi baru aja buat kue." Tanya wanita itu setelah ia masuk ke dalam kamar Jimin

Jimin yang baru saja mengistirahatkan badannya di kasur segera bangkit ketika pintu kamarnya terbuka. "Udah malem, Ma. Kapan-kapan lagi aja dia mampirnya." Jawab Jimin.

"Tau gini mama tungguin kamu di gerbang."

"Mau alih profesi jadi satpam?"

"Nggak apa-apa asal bisa tau pacar kamu secara langusng." Jawab Mama sambil meninggalkan Jimin yang tengah mengela napasnya kasar.

Tidak seperti biasanya yang ia selalu tersinggung jika Mamanya menyinggung soal urusan asmara, namun malam ini ia seperti sangat santai ketika mendapat pertanyaan yang biasanya sensitif.

"Untung hari ini gue lagi seneng. Mas Jungkook emangdewa penyelamat." Ucap Jimin senang.


-tbc-

NRH


terima kasih untuk vote dan komennya readers tercintahhhh...

Dijodohin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang