{FANFICTION}
Leia Joyneil adalah seorang dewi penjaga kedamaian di hutan tak terlihat bernama Aionios. Hutan yang tak bisa didatangi oleh bangsa manusia, yang begitu hijau dan damai. Kehidupan disana berjalan begitu tenang karena keberadaan Leia seb...
Hai ~ Apakah ada yang masih setia nunggu kelanjutan ffabsurd ini? Hihihi Happy reading ^^
***
Leia melangkahkan kakinya memasuki desa Neraida. Sebuah desa yang hanya memiliki satu musim yakni musim salju. Sepanjang waktu di tiap tahunnya, desa itu selalu tertutup oleh salju.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cr : Pinterest)
Leia menghentikan langkahnya, menatap sekeliling yang dipenuhi pepohonan besar. Tidak ada siapapun di dekat mereka dan ini adalah kali pertama Leia menginjakkan kaki di Neraida. Kesalahannya datang kemari tanpa mengetahui seluk beluk desa tersebut. Harusnya ia mengajak Wanda sebagai penunjuk arah karena gadis itu sempat beberapa kali diutus kemari oleh sang ayah.
"Eriana, apa kau tak pernah kemari? Sama sekali?"
Tanya Leia dengan nafasnya yang tak beraturan karena menahan dinginnya suhu desa ini yang menusuk hingga ke tulang.
"Tidak nona."
Sahut Eriana terlihat menyesal dan menunduk. Mendapat jawaban tersebut membuat Leia menghela nafas kasar.
"Baiklah. Jika begitu kita akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencari ayahku."
Sahut Leia sukses membuat Eriana membelalakkan mata dan mendongak menatap Leia dengan raut wajah terkejut.
"Anda akan menemui Yang Mulia?"
"Ya!"
"Bukankah anda mengatakan ingin kemari untuk menemui teman anda?"
"Tentu."
"Lalu mengapa anda malah mencari Yang Mulia?"
"Karena temanku sedang bersama ayahku saat ini."
Sahut Leia tersenyum nakal dan melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Eriana yang merutuki kebodohannya.
"Tamat riwayatku.."
Gumam Eriana dan melangkah gontai.
Dilain tempat, Arest bangkit dari duduknya dengan raut wajah geram. Kedua tangan pria itu terkepal kuat, menatap tajam pada John dan juga Tan.
"Mereka kembali membantai para peri. Dan kalian masih tidak bisa mencari tau tujuan utama mereka?"
"Maafkan kami."
Sahut Tan menunduk diikuti oleh John. Arest memejamkan mata sejenak dan menghembuskan nafas pelan. Berusaha untuk menenangkan diri.
"Dimana Jay sekarang?"
"Setelah membantai para peri, ia menghilang. Hanya ada Juno dan para pengikut di kastilnya."
"Aku ingin kalian pergi ke kastilnya dan menitipkan pesan pada Juno. Katakan kepadanya bahwa aku mengundang Jay untuk makan malam."
"Baik tuan."
Sahut keduanya dan menghilang begitu saja. Meninggalkan Ares yang kini berjalan memasuki kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cr : Pinterest)
Pria itu berjalan endekati jendela dan memandang lurus kearah hutan Aionios yang berada cukup jauh dari pandangannya.
"Leia... Aku harap kau baik-baik saja."
Gumam Ares dengan raut wajah khawatir. Setelah apa yang gadis itu katakan beberapa hari yang lalu, Ares sering kali memikirkan Leia. Mengkhawatirkan dewi itu, adalah sebuah hal yang tak masuk akal baginya. Namun itulah yang ia rasakan saat ini. Untuk kesekian kalinya, pria yang lebih pantas di sebut kakek-kakek karena usianya yang tak muda lagi, kembali menghela nafas gusar.
-
Langkah Leia terhenti begitu ia mendapati sebuah rumah kayu yang berada beberapa meter dari tempatnya berdiri. Seulas senyum tipis terlukis di bibir merahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cr : Pinterest)
"Ini dia. Aku bisa merasakan aura Krys."
Leia berbalik menghadap Eriana yang tampak putus asa. Gadis itu tengah mempersiapkan diri untuk mendapat amukan dan wejangan dari sang pemimpin kaumnya karena membawa Leia mendatangi tempat yang tak seharusnya ia pijak.
"Eriana, apa yang kau lakukan? Ayo."
Ajak Leia dan berjalan terlebih dahulu dengan langkah cepat. Tak butuh waktu lama bagi gadis itu hingga kini berada tepat di bawah tangga. Menatap takjub pada bangunan di hadapannya. Saat ia hendak melangkah menaiki tangga tersebut, suara pintu terbuka menghentikan niat awal Leia. Ia mendongak dan membelalakkan mata begitu mendapati sosok Andrew yang tampak terkejut tat kala menyadari keberadaan putri tunggalnya.
"Leia?"
Suara Andrew terdengar ragu. Pria itu pun mengalihkan pandangannya pada Eriana yang berada tak jauh dari tempat Leia berpijak. Gadis itu menunduk pasrah dan menghela nafas panjang.