Sebuah senyum bak malaikat di wajah tampan pria bermata cokelat keemasan itu nyatanya tak selaras dengan perbuatan yang tengah ia lakukan saat ini. Dengan pergerakan cepat, ia menusuk dada lawan dihadapannya dengan tangan kosong dan menarik paksa jantung hingga membuat lawannya tumbang begitu saja.
Mengendus aliran darah yang menodai tangannya dan tersenyum puas menampilkan lesung pipi yang menambah kadar ketampanannya. Dengan sekali gerakan Jay melemparkan jantung yang sedari tadi ia genggam ke sembarang arah.
"Tuan.."
"Apa kau sudah membereskan sisanya?"
"Ya. Tak ada lagi kawanan vampire penjaga yang mengikuti kita."
"Bagus."
"Bagaimana dengan mereka?"
Tanya Juno sembari memperhatikan tumpukan mayat dihadapannya. Jay kembali tersenyum dan melanjutkan langkahnya.
"Kita biarkan saja mereka. Aku ingin memberi sedikit persembahan untuk Ares."
Sahutnya yang kini berada jauh dari Juno.
-
Ares melempar kasar tubuh Leia diatas ranjang. Terdengar desahan pelan dari gadis itu. Dengan senyum yang menggoda, ia menarik kasar leher pria dihadapannya. Kembali mempersempit jarak diantara mereka.
"Tetaplah disini sebentar lagi Ares. Kita belum menyelesaikan permainan kita."
"Tapi situasi kita sedang genting saat ini."
"Jay tak akan menyerang dalam waktu dekat. Ia tak seceroboh itu."
"Kita sedang berada di wilayahmu."
"Itu tidak masalah. Aku adalah pemimpinnya."
"Bagaimana jika ayahmu melihat?"
"Ayahku tak akan pulang malam ini."
Sahutnya dan kembali melumat kasar bibir Ares. Menuntut pria itu untuk mengikuti permainannya yang begitu arogan.
Perlahan Ares melepas tiap kancing kemejanya. Sama halnya dengan Leia yang mulai membuka pakaian yang ia kenakan. Dengan bibir mereka yang masih saling bertautan.
"Hmm.. Bau darahmu begitu menggoda."
Ujar Ares menghirup dalam ceruk leher gadis itu. Leia sedikit menggeliat, menikmati tiap kecupan-kecupan singkat yang lawannya itu layangkan. Jemarinya bergerak bebas di bahu lebar Ares.
Saat pria itu hendak membuka ikat pinggang yang menggantung di celananya, sebuah ketukan pintu berulang membuat keduanya menoleh. Terdengar helaan nafas kasar keduanya sebelum Ares kembali menatap Leia.
"Kau lihat? Timing kita selalu tidak tepat."
"Aku benci suara ketukan pintu."
Decak Leia sembari mengubah posisinya menjadi duduk kemudian mengenakan jubah putih miliknya. Sama halnya dengan Ares yang kembali berpakaian rapi lengkap dengan jas dan dasinya.
Akhirnya gadis itu bangkit dan berjalan cepat menuju pintu kemudian membukanya kasar.
"Ada apa?"
"Telah terjadi pertempuran di perbatasan timur Aionios."
Leia menghela nafas pelan sembari memijit pelipisnya.
"Kali ini berapa banyak kaum kita yang menjadi korban?"
"Tidak ada satupun."
"Lalu?"
Kening Leia berkerut dan menatap heran pada Wanda.
"Korbannya adalah vampire penjaga. Para pengawalnya."
Sahut Wanda sembari mengacungkan telunjuknya pada Ares yang berjalan mendekat. Seketika langkah pria itu terhenti. Terdiam selama beberapa saat berusaha menetralkan keterkejutannya.
"Apa maksudmu? Yang tewas adalah kaumku?"
"Sebaiknya anda melihatnya secara langsung."
Ujar gadis berambut pirang itu sebelum berlalu pergi meninggalkan keduanya yang kini saling bertukar pandang.
"Aku pergi."
Ucapnya sembari melayangkan kecupan singkat di kening Leia dan menepuk pelan pundak gadis itu.
Sesampainya di tempat yang dimaksud, Ares telah mendapati sosok John dan Tan yang tengah berdiri membelakanginya. Menyadari kehadiran sang pemimpin, keduanya pun berbalik dan membungkuk memberi salam.
Ares melangkah melewati dua vampire kepercayaannya itu. Menatap tak percaya pada tumpukan vampire yang tewas dalam keadaan mengenaskan.
"Sepertinya apa yang dikatakan Egy adalah benar. Para hybrid telah tumbuh jauh lebih kuat dari yang kita bayangkan."
Ujar John yang kini berdiri tepat di sebelah Ares.
"Ini semua salahku."
Rahang pria itu mengeras, tak terima dengan kematian sia-sia kaumnya karena ia terlalu meremehkan kekuatan lawan yang akan ia hadapi.
"Apa yang harus kami lakukan?"
"Tarik mundur semua pasukan. Tidak boleh lagi ada kaumku yang mati percuma. Kita harus menyusun strategi dengan matang."
"Baik."
Sahut Tan dan John sebelum Ares menghilang dari pandangan.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity [END]
Fanfiction{FANFICTION} Leia Joyneil adalah seorang dewi penjaga kedamaian di hutan tak terlihat bernama Aionios. Hutan yang tak bisa didatangi oleh bangsa manusia, yang begitu hijau dan damai. Kehidupan disana berjalan begitu tenang karena keberadaan Leia seb...