22

284 70 6
                                    

Tubuh yang penuh akan luka gigitan itu perlahan membuka matanya dengan pergerakan begitu lemah. Untuk kesekian kalinya, sosok tak berdaya itu meringis tat kala rasa sakit yang menyiksanya kembali ia rasakan di sebuah ruangan yang begitu gelap, pengap dan berbau anyir.

Sebuah derap langkah yang bersamaan dengan cahaya dari kejauhan membuat sosok wanita itu memfokuskan pandangannya pada satu titik. Pada sosok pria tinggi nan gagah yang berdiri tak jauh darinya dengan senyum yang tersungging.

"Ho? Gadis manjaku sudah bangun."

Suara berat itu terdengar. Dengan intonasi mengejek disertai tawa meremehkan di akhir. Perlahan ia melangkah mendekat, memberi sedikit penerangan dengan menyalakan sebuah lilin hanya menggunakan jentikkan jarinya kemudian berjongkok. Memandang puas pada sosok yang bisa dikatakan bak buruan itu.

Pria itu kembali tersenyum dan meraih kasar dagu sosok itu membuatnya kembali meringis.

"Krys? Apa yang kau lakukan disini? Ayo bangun dan pukul aku. Dimana keberingasanmu selama ini? Kau tampak bodoh sayangku."

Ujar pria itu membuat sosok itu memandangnya tajam.

"Aku bersumpah akan mencabik-cabik tubuhmu menjadi beberapa bagian jika kau lengah sedikit saja Jay."

Terdengar tawa yang mendominasi ruangan itu. Ia menepuk keras pipi Krys dan menjambak rambut wanita itu.

"Dengar Krys, kau harus menyadari apa yang terjadi. Aionios diambang kehancuran dan keponakanku itu tak bisa melakukan apapun tanpa kehadiranmu disisinya."

"Kau pikir Leia yang sekarang masih sama seperti yang dulu? Tidak Jay. Ia sudah banyak berubah. Ia bukan Leia Joyniel yanh kau kenal dahulu."

"Benarkah? Lalu itu akan menjadi lebih menarik lagi. Ah..haruskah aku mengungkapkan identitasku sebenarnya?"

"Apa?"

"Aku pikir itu akan lebih mendramatisir pementasanku."

"Kau gila Jay. Seputus asa itukah kau untuk mencapai apa yang kau inginkan?"

"Yang terlihat putus asa saat ini adalah kau. Tenang sayang.. Aku tak akan membunuhmu. Setidaknya untuk saat ini. Aku akan membiarkanmu melihat kehancuran Aionios dan seisinya dengan mata kepalamu sendiri."

Ujar pria itu sebelum berlalu meninggalkan Krys yang kini telah mengumpatinya dengan berbagai ucapan kotor.

-

"Bukan aku yang memerintah kaum hybrid."

Ujar Ares ketika muncul begitu saja dihadapan Leia. Gadis itu berbalik dan menatap kedua pengawalnya. Mengisyaratkan mereka untuk pergi dan memberi ruang baginya untuk berbicara dengan bebas. Mengerti dengan sinyal yang diberikan Leia, Eriana dan Wanda pun mengangguk dan menghilang begitu saja.

Leia kembali berbalik dan menatap Ares yang masih setia menatapnya.

"Aku tau. Dan aku pun tau bukan kau yang membunuh Dave. Maafkan aku karena pernah mencurigaimu."

Mendengar jawaban Leia, Ares menggeleng pelan.

"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang aku minta agar kau berhati-hati dengan Jay."

"Jay? Ah..pria itu."

"Ia adalah pimpinan hybrid. Aku yakin tujuannya bukan hanya untuk menghancurkanku. Kau harus melindungi Aionios."

Ujar pria itu sebelum berbalik dan hendak pergi namun genggaman tangan Leia menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap gadis dihadapannya begitu lekat.

"Bisakah.. kita semua hidup dengan damai?"

Gumam Leia namun masih terdengar jelas.

"Aku sudah lelah dengan pertengkaran kaum kita yang tak ada habisnya."

Perlahan Ares melepas genggaman gadis itu dan melangkah mendekat. Menarik sang dewi ke dalam pelukan dan membelai rambutnya dengan lembut.

"Aku berjanji kedamaian yang kau idamkan itu, aku akan mengabulkannya. Apapun yang terjadi, bagaimana akhirnya, aku akan membuat kaumku dan kaummu hidup berdampingan tanpa ada lagi pertumpahan darah."

"Apa maksud-"

"Leia Joyniel.."

"Hm?"

"Ini adalah pertempuran kaumku. Namun sangat disayangkan kaummu harus dilibatkan dalam hal ini."

"Jika Jay sudah mengusik kaumku, itu artinya pertempuran ini juga menjadi bagianku."

"Aku tau gadisku ini sudah bertambah kuat. Sangat amat kuat."

"Dan aku tau priaku ini begitu tangguh dan tak terkalahkan."

Sahut Leia mempererat pelukannya. Tak melihat jika senyuman Ares dibalik punggungnya telah merekah kini.

"Leia.."

"Hm?"

"Tunggu aku. Aku akan kembali padamu."

Dengan seulas senyum tipis, Leia mengusap lembut punggung pria itu dan memberi kecupan pada ceruk leher Ares sembari berbisik.

"Pasti."

~~~

The Eternity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang