08

325 83 7
                                    

"A..a..ayah.."

"Apa yang kau lakukan disini Leia?"

Andrew berjalan menuruni tangga dengan memicingkan mata. Sementara kaki Leia yang tadinya menaiki anak tangga perlahan turun dan berjalan mundur. Namun gadis itu menghentikan langkahnya dan memberanikan diri menatap sang ayah yang kini telah berada tepat dihadapannya.

"Dimana Madelyne?"

Pertanyaan singkat yang Leia layangkan sukses membuat Andrew diam mematung dan terbelalak.

"Madelyne,, ibuku. Dimana jasad ibuku berada?"

"Leia, kau.."

"Aku sudah tau semuanya ayah. Tentang identitas ibuku, tujuan utama para hybrid, batu permata itu. Aku sudah tau."

"Siapa yang memberitahumu?"

"Itu tidak penting. Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku walau hanya jasadnya."

Andrew menghela nafas pelan dan mengusap gusar wajahnya.

"Tidak. Jangan sekarang. Kau belum boleh bertemu dengannya."

"Mengapa tidak?! Sudah cukup ayah melarangku membicarakan tentang ibu selama ini. Aku ingin menemuinya sekarang juga!"

"Leia Joyniel! Kau-"

"Masuklah.."

Sebuah suara dari atas membuat dua orang yang tengah bersitegang dan Eriana yang dilanda ketakutan mendongak kearahnya. Krys berdiri di ambang pintu dengan senyum manisnya.

"Krys.."

"Sudah waktunya bagi mereka untuk bertemu Andrew. Sebelum jiwa Madelyne benar-benar menghilang."

"Apa maksud-"

Leia menggantung kalimatnya dan bergegas menaiki tangga. Setibanya di atas, gadis itu pun menerobos masuk mendahului Krys yang masih setia menatapnya.

Langkah Leia terhenti begitu ia mendapai sesosok wanita yang begitu anggun mengenakan gaun berwarna putih. Sosok cantik yang tampak tertidur pulas.

 Sosok cantik yang tampak tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Sapalah. Ia adalah ibumu, Madelyne."

Leia menoleh pada Krys yang berada tepat disampingnya kemudian kembali mengalihkan pandangan pada Madelyne.

"Kau yakin ibuku sudah tiada? Ia tak terlihat sudah meninggal."

"Karena separuh jiwanya masih tersisa dalam tubuhnya Leia. Dan sebentar lagi jiwa itu akan pergi dari raganya."

"Kemana?"

"Menempati wadah baru. Batu permata, jiwa yang hilang. Milikmu."

Leia kembali menoleh, menatap Krys dengan raut kebingungan. Sementara wanita itu kembali tersenyum.

"Sebentar lagi, kau akan menjadi yang terkuat di Aionios. Saat aku berhasil menyempurnakan batu permata itu."

Leia berjalan mendekat dan berlutut di samping ranjang dimana jasad Madelyne berada. Menatap lekat jasad sang ibu yang tampak tertidur dengan damai.

"Krys.."

"....."

"Mengapa ibuku meninggal?"

"Karena sebuah alasan yang belum saatnya bagimu untuk mengetahuinya."

Sahut Krys yang kini berada tepat di sebelah Leia. Gadis itu mendongak menatap Krys yang tatapannya tampak begitu sendu.

"Ucapkan salam perpisahan Leia. Jiwa ibumu akan segera menghilang kini. Terhisap aura batu permata yang tertanam dalam tubuhnya."

Lanjut Krys membuat Leia kembali mengarahkan pandangan pada jasad Madelyne yang mengeluarkan cahaya. Gadis itu pun bangkit, mengambil beberapa langkah mundur dan kembali berlutut. Memberi salam pertemuan sekaligus perpisahan pada sosok sang ibu untuk pertama dan terakhir kalinya ia temui.

Setetes buliran mengalir membasahi pipi gadis itu. Duka yang amat dalam barulah ia rasakan meskipun telah lama baginya semenjak Madelyne meninggal. Namun kali ini adalah perpisahan mereka yang sebenarnya.

Leia kembali mendongak, menatap jasad Madelyne yang perlahan menghilang menjadi biasan cahaya. Tak lama setelahnya, sebuah batu permata muncul ke permukaan. Leia kembali bangkit dan berjalan mendekat. Menatap takjub batu permata berwarna biru yang begitu berkilau.

 Menatap takjub batu permata berwarna biru yang begitu berkilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Terimalah jiwa yang hilang ini Leia. Kini kau telah menyempurnakan wujudmu sebagai seorang dewi pemilik kedudukan tertinggi Aionios."

Leia menengadahkan kedua tangannya dan batu permata itu bergerak mendekat dan mendarat perlahan di telapak tangan gadis itu kemudian dengan secepat kilat wujudnya hancur dan berubah menjadi sebuah kalung dengan permata biru yang menggantung. Leia menatap bingung pada Krys sementara wanita itu kembali tersenyum. Mengambil alih kalung tersebut dan mengalungkannya pada leher Leia.

 Mengambil alih kalung tersebut dan mengalungkannya pada leher Leia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Selamat terlahir kembali, Yang Mulia."

Ucap Krys membungkuk memberi hormat.

~~~

The Eternity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang