11

320 81 4
                                    

Hai hai ~~
Maaf aku baru bisa update cerita ini karna kemarin lagi fokus buat namatin ffku yang satunya.
Sebagai gantinya, ff ini akan aku usahain update tiga kali dalam seminggu.
Untuk saat ini aku akan fokus dulu sama Eternity dan gak akan ada ff baru untuk beberapa waktu kedepannya.
So, happy reading ^^

***

"Ibuku. Dia adalah ibuku."

Rahang Ares mengeras begitu mendengar penuturan wanita dihadapannya. Ia mengambil langkah mendekat dan menatap Leia tak percaya. Sementara wanita itu berbalik dan menatap lurus pemandangan dihadapannya.

"Ya. Aku adalah keturunan dari kaummu. Hal yang tak ingin kupercaya tapi begitulah adanya."

"Leia.."

"Jadi, kau harus mencaritahu kebenaran tentang kematian ibuku."

"Apa?"

"Kau ingin aku kembali padamu bukan?"

Wanita itu kembali berbalik dan melangkah mendekati Ares. Menyentuh lembut rahang tegas pria itu dan mendekatkan wajahnya pada telinga Ares.

"Aku akan kembali padamu kapanpun aku mau. Tapi tidak untuk saat ini."

Leia kembali mengambil beberapa langkah mundur.

"Satu minggu. Waktu yang kuberikan padamu. Lakukan tugasmu dengan baik."

Ares memutar bola matanya dan berdecak kesal mendengar penuturan Leia yang terkesan seperti sebuah perintah yang harus ia patuhi. Menyadari perubahan raut wajah sang vampire membuat Leia tersenyum puas dan menghilang begitu saja dari hadapan Ares.

"Anda baik-baik saja?"

Suara kompak John dan Tan yang muncul tepat di belakang Ares membuat pria itu berbalik dan menatap dua bawahannya secara bergantian.

"Ada hal yang harus kalian cari tahu."

"Tentang Jay.."

"Lupakan soal Jay. Ini lebih penting dari itu."

"Ya? Apa itu tuan?"

"Aku ingin kalian mencari lebih dalam tentang seorang vampire bernama Madelyne."

"Madelyne?"

"Secepatnya cari tau tentang penyebab kematiannya."

"Baik tuan."

Sahut keduanya yang turut menghilang dari pandangan Ares.

-

"Kau.."

Jay menghentikan langkahnya begitu mendapati sosok seorang wanita yang tak asing bagi pria itu. Wanita itu tersenyum menampilkan smirk-nya sembari bangkit dan berjalan mendekat.

"Lama tidak bertemu."

"Apa yang kau lakukan disini, Egy?"

"Kupikir kau merindukanku. Apa aku salah?"

"Jangan bercanda."

Sahut Jay berjalan mendahului wanita itu, membuat senyum di bibir Egy hilang begitu saja. Ia menatap datar pada Jay kini.

 Ia menatap datar pada Jay kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yang jangan bercanda. Apa yang sebenarnya kau rencanakan Jay?"

"Apa?"

"Aku mungkin telah lama menghilangkan jejak. Tapi aku selalu mengawasi pergerakanmu. Aku tau apa yang sedang kau lakukan. Kau tak bisa lari dari pandanganku."

"Oh ya? Jika begitu, coba tebak apa yang akan aku lakukan selanjutnya."

"Jay!"

"Berhentilah berpura-pura menjadi bijak Egy Michelle."

Jay mengambil selangkah mendekat, memandang meremehkan pada wanita dihadapannya. Ia menyentuh dagu wanita itu dan sedikit mengangkatnya.

"Cukup lakukan seperti biasanya. Menghilang dan seolah kau tak ada lagi."

"Aku tak akan pernah mengampunimu jika kau menghancurkan ketenangan kaum kita."

Ujar Egy melepas kasar genggaman Jay. Wanita itu berbalik dan hendak melangkah pergi sebelum panggilan Jay kembali menghentikannya.

"Apa kau masih berpihak padanya? Seperti yang selalu kau lakukan? Benar-benar bodoh."

"Itu bukan urusanmu."

"Kau pikir kau memiliki tempat istimewa dihati Ares hanya karena kau memperlakukannya dengan baik?"

Tanya Jay yang kini berada tepat dibalik punggung Egy. Menepuk ringan bahu wanita itu sembari berbisik.

"Kau tidak lain hanyalah satu dari sekian banyaknya bawahan yang selalu bisa ia perintah. Kau bukan siapa-siapa. Kehilanganmu bukan hal yang buruk baginya."

Egy berbalik dan menarik kasar tangan Jay hendak membanting pria itu namun Jay berhasil mengelak.

"Jangan mencampuri urusanku Jay. Apapun yang aku lakukan, tidak ada hubungannya denganmu. Sebaiknya kau tak lagi melewati batas."

Ucap Egy dan berlalu meninggalkan Jay yang tengah tertawa sinis karenanya. Disaat yang bersamaan Juno datang menghampiri.

"Ada apa?"

"Leia telah mendapatkan jiwa yang hilang."

Mendengar penuturan Juno membuat Jay berdecak sebal. Rahang pria itu mengeras dan warna matanya yang semula hitam kini berubah menjadi coklat keemasan.

"Apa yang harus kita lakukan?".

"Apa lagi? Kumpulkan para hybrid."

Titah pria itu dengan nada tegasnya.

~~~

The Eternity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang