Ares berjalan menyusuri hutan Aionios yang begitu tenang. Terdapat beberapa ekor rusa yang tengah menikmati makanan mereka. Dapat ia dengar dengan jelas juga cicitan suara beberapa ekor burung pipit yang terbang berpindah dari pohon ke pohon.
Pria itu melanjutkan langkahnya tak tentu arah hingga indera penglihatannya menangkap sosok gadis yang sangat ia kenali. Beberapa langkah dihadapannya, Leia terduduk membelakanginya. Dapat ia dengar senandung merdu yang gadis itu perdengarkan.
(Cr : Pinterest)
Perlahan, ia memberanikan diri mengambil langkah mendekat. Menyadari kehadiran seseorang di belakangnya membuat Leia bangkit dan segera berbalik.
"Ares.."
"Hei bocah. Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku bukan bocah. Dan harusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang tuan vampire ini lakukan di kawasanku?"
"Aku ingin bertemu denganmu."
"Aku?"
Kening Leia berkerut dan menatap bingung pada pria yang kini terduduk di batang pohon. Gadis itu pun berjalan mendekat dan mendongak menatap Ares yang berada tepat diatasnya.
"Mengapa kau ingin menemuiku?"
"Bukankah kita sudah berteman? Bertemu dengan teman, apa yang salah dengan itu?"
"Berteman? Kita?"
"Apakah tidak? Kau sudah memperkenalkan dirimu. Akupun begitu. Kita bahkan berjabat tangan. Bukankah itu artinya kita berteman?"
"Apakah dengan begitu artinya kita sudah berteman?"
"Ya."
Sahut Ares mengangguk mantap sementara Leia kembali terdiam. Menatap pria dihadapannya cukup lama hingga akhirnya ia kembali tersenyum.
"Baiklah. Kalau begitu kita berteman."
Melihat raut wajah Leia yang begitu menggemaskan membuat Ares tak mampu menyembunyikan senyum manisnya. Leia sedikit berjinjit dan menerbangkan diri hingga kini posisinya sejajar dengan Ares membuat pria itu terlonjak kaget.
"Mengapa? Tak pernah melihat manusia terbang? Kaummu kan tidak bisa terbang. Sungguh memprihatinkan."
"Untuk apa kami terbang jika kami bisa berlari kencang?"
"Ah itu melelahkan."
"Dan juga, kau bukan manusia."
Hening, gadis itu terdiam sejenak nampak berpikir.
"Ah benar. Aku bukan manusia. Aku kan dewi. Mengapa aku menyebut diriku sebagai manusia?"
"Pertanyaan tidak masuk akal."
Ares memutar bola matanya malas dan mengalihkan pandangannya menatap danau yang berada tak jauh dari mereka. Danau yang begitu tenang.
"Danaunya indah."
"Benar kan? Aku selalu kemari saat merasa bosan."
"Bolehkah aku sering datang kemari?"
Leia yang kini mendudukkan diri disamping Ares menatap pria itu cukup lama. Memperhatikan tiap lekuk sudut wajahnya yang nyaris sempurna. Tak lama seulas senyum manis kembari mengukir wajah cantik Leia. Gadis itu pun mengangguk bersemangat.
"Tentu. Kau bisa datang kapanpun kau mau."
"Mengapa kau mengijinkanku semudah itu?"
"Karena kita adalah teman."
Sahut Leia mantap, memamerkan senyumannya yang menyegarkan bak buah-buahan.
---
Jay melangkahkan kakinya ke tengah-tengah kerumunan kaumnya. Puluhan vampire begitu tunduk dihadapan pria itu. Jay menatap intens para hybrid di hadapannya dan menarik senyum tipis.
"Semuanya, aku harap kalian mempersiapkan diri. Impian yang telah lama kita nanti, akan segera terwujud."
Ujar pria itu dengan lantang, tampak begitu kharismatik dihadapan para vampire yang berdiri dengan gagahnya.
"Bersamaku, mari kita akhiri tatanan memuakkan ini dan membangun sebuah dunia baru. Dunia dimana hanya ada kita sebagai penguasa tertinggi."
"Kami bersamamu tuanku."
Sahut ratusan hybrid itu tertunduk memberi penghormatan pada pimpinan mereka yang kini tengah menatap dengan senyuman yang mengandung banyak makna.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity [END]
أدب الهواة{FANFICTION} Leia Joyneil adalah seorang dewi penjaga kedamaian di hutan tak terlihat bernama Aionios. Hutan yang tak bisa didatangi oleh bangsa manusia, yang begitu hijau dan damai. Kehidupan disana berjalan begitu tenang karena keberadaan Leia seb...