14

306 75 5
                                    

"Nama lengkap dari Madelyne adalah Madelyne Alberto."

"Alberto? Maksudmu ia adalah keturunan keluarga Alberto? Bukan Tiway?"

Ares berbalik menatap bingung pada Tan dan juga John sementara keduanya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi ia adalah keturunan vampire darah murni. Bagaimana bisa sedangkan ia adalah keturunan Alberto? Tidak ada vampire darah murni dalam silsilah keluarga Alberto."

"Ada."

Sahut John membuat Ares menatapnya kini.

"Madelyne adalah anak dari Max Alberto dan juga manusia biasa."

"Max? Maksudmu Max yang itu?"

"Ya benar. Max adalah paman dari Jay."

"Jadi Madelyne adalah sepupu Jay?"

"Benar sekali. Dan ibu dari Max menikah dengan seseorang dari keluarga Tiway. Apabila vampire wanita menikah dengan vampire pria darah murni, maka akan menghasilkan keturunan darah murni juga."

"Jadi maksudmu Max adalah satu-satunya vampire darah murni di keluarga Alberto?"

"Ya, setidaknya setelah Madelyne tiada."

"Bukankah seharusnya nama belakang Max adalah Tiway? Mengapa ia menggunakan nama belakang ibunya?"

"Kami tidak tau penyebab pastinya."

"Dimana Max sekarang?"

"Semenjak Madelyne memutuskan keluar dari keanggotaan keluarga Alberto, sejak saat itu pula Max menghilang. Tak ada yang tau dimana ia berada."

Terdengar helaan nafas pelan milik Ares, pria itu pun mengangguk mengerti.

"Jadi, apa penyebab kematian Madelyne? Ah tidak, sebelum itu apa penyebab Madelyne melepas gelar Alberto?"

"Bukan melepas. Ia diusir secara paksa karena keluarga Alberto merasa terhina dengan keberadaannya."

"Apa maksudmu?"

"Ia adalah vampire darah murni dimana ada gen manusia dalam dirinya. Itu melukai harga diri mereka."

"Omong kosong macam apa ini."

Ares berdecak kesal dan berkacak pinggang. Ia melangkah menuju jendela kamar dan memandang suasana malam yang begitu tenang.

"Jadi, apa penyebab kematiannya?"

"Kami tidak tau penyebab pastinya. Yang jelas kematiannya tidaklah wajar."

"Apa maksudmu?"

"Madelyne adalah vampire darah murni. Ia tak akan mati hanya karena sakit biasa."

"Jadi?"

Hening. Tak ada satupun dari John maupun Tan yang berani menyuarakan pendapatnya. Ares berbalik, menatap dua orang kepercayaannya dengan penuh selidik. Ia kembali melangkah mendekati keduanya.

"Apakah ia dibunuh?"

"Kami tidak berani menyimpulkan. Tapi besar kemungkinan penyebab kematiannya memang sudah direncanakan."

"Jika memang ia dibunuh, apakah ada dari kaum kita yang pantas untuk di curigai?"

John dan Tan kembali terdiam dan saling bertukar pandang kemudian kembali menatap Ares dan menggeleng pelan.

"Begitu. Kalian boleh pergi."

Ucap Ares dan diangguki setuju oleh Tan dan John. Keduanya pun undur diri meninggalkan Ares yang terduduk di tepi ranjang.

-

"Anakku."

Leia berbalik begitu mendengar suara Andrew yang memanggilnya. Gadis itu tersenyum simpul dan berjalan mendekat.

"Ayah.."

"Mengapa kau tak mengenakannya?"

Tanya Andrew begitu tatapannya beralih pada leher Leia yang tak mengenakan jiwa yang hilang. Leia tersenyum dan menggeleng pelan kemudian berbalik menatap sebuah wadah yang terbuat dari kaca dimana ia meletakkan liontin dengan permata jiwa yang hilang.

"Aku tak ingin mengenakan kekuatan ibuku. Tidak untuk saat ini."

"Leia.."

"Sampai kapanpun ayah tak akan pernah memberitahu penyebab kematian ibu dan alasan dari pertikaian yang tiada habisnya antara kaum vampire dan para dewa. Maka jangan pernah menghalangiku untuk mencaritahu sendiri."

"Itu hanya akan mengulang luka lama."

"Aku bukan anak kecil lagi ayah. Aku kuat dan aku tak akan goyah."

Ujar gadis itu berusaha meyakinkan Andrew. Sementara pria paruh baya yang masih tampak gagah di usianya yang tak lagi muda itu berusaha memaksakan senyumnya. Ia menggerakkan tangannya dan mengusap lembut puncak kepala anak semata wayangnya itu.

"Ayah harap kau tak akan menyesalinya."

Lanjutnya dan berlalu meninggalkan Leia yang menatap sendu kepergian sang ayah. Disaat yang bersamaan, Eirene muncul membuat Leia berbalik menatapnya.

"Ada apa?"

"Ada yang datang mencarimu."

"Siapa?"

"Aku tak tau ia siapa. Yang jelas dia bukan bagian dari kaum kita."

"Siapa namanya?"

"Jay.. Jay Arnold."

Sahut Eirene menyebutkan nama Jay membuat tubuh Leia membeku seketika begitu mendengar nama seseorang yang telah lama ia hindari.

~~~

Another Cast :

Max

(Cr : Pinterest)

The Eternity [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang