{FANFICTION}
Leia Joyneil adalah seorang dewi penjaga kedamaian di hutan tak terlihat bernama Aionios. Hutan yang tak bisa didatangi oleh bangsa manusia, yang begitu hijau dan damai. Kehidupan disana berjalan begitu tenang karena keberadaan Leia seb...
"Tak ada jalan lain. Kita harus menemukan keberadaan Max."
Ujar Ares yang kini duduk di singgahsananya. Mendengar ucapan sang pemimpin sontak membuat baik John maupun Tan memandangnya dengan raut terkejut.
"Mengapa kita mencari Max?"
"Max adalah vampire darah murni yang tersisa selain aku. Dan juga, dia adalah seorang Alberto. Aku rasa ia dapat membantuku menghentikan Jay."
"Tapi Max telah lama menghilang. Tak ada yang tau keberadaannya. Bahkan dari keluarga Alberto sekalipun."
"Kau yakin?"
Tan mengernyitkan alisnya begitu mendengar pertanyaan Ares disertai smirkpria itu.
"Temui Egy. Kalian akan mendapatkan banyak pengetahuan darinya."
Ujar Ares seraya bangkit dan berlalu meninggalkan dua orang yang kini saling bertukar pandang.
"Kau tau dimana Egy?"
"Mengapa kau masih menanyakannya? Ia tak akan jauh dari kastil ini. Ayo."
Ajak John yang berjalan mendahului rekannya itu.
-
Lantunan musik yang terdengar indah dari tiap tuts piano yang Leia tekan, membuatnya menjadi pusat perhatian dari beberapa ekor tupay yang berada di sekitarnya. Gadis itu tersenyum begitu menyadari makhluk menggemaskan itu kini telah berkerumun dihadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cr : Pinterest)
Ia menghentikan permainannya dan berjalan mendekat kemudian terduduk diatas rerumputan. Mengarahkan salah satu lengannya pada seekor tupay yang kini dengan nyamannya menaiki tangan gadis itu dan berjalan diatasnya hingga kini berada di bahu Leia.
"Kalian harus segera pergi setelah ini. Aionios tak lagi aman untuk kalian. Carilah tempat berlindung sementara."
Ujar Leia pada beberapa ekor tupay dihadapannya kemudian mengusap lembut tupay yang berada di bahunya.
"Naura, kau adalah pimpinan mereka. Kau bisa melakukan tugasmu dengan baik kan?"
Layaknya berkomunikasi dengan sesamanya, tupay itu pun memberi kecupan di pipi Leia pertanda ia mengerti dengan apa yang gadis itu katakan kepadanya.
"Gadis pintar."
Puji Leia yang kini memeluk tupay bernama Naura itu dan beberapa ekor tupay lainnya.
"Yang Mulia.."
Sebuah suara yang tak jauh darinya membuat Leia menoleh dan mendapati keberadaan Eriana.
"Mengapa ini rasanya seperti dejavu?"
Ujar gadis itu seraya bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat.
"Apa kau menemukan sesuatu yang baru?"
"Para peri pemantau di desa Neraida menemukan pergerakan yang tak lazim dari arah barat daya anak gunung Aionios."
"Pergerakan tak lazim.."
"Sepertinya itu adalah kawanan hybrid."
"Bagaimana kau bisa yakin akan hal itu?"
"Tak ada manusia yang bisa menemukan Aionios untuk sementara. Dan mereka juga bukan dari kaum kita. Serta bukan juga anak buah Ares karena ia telah memukul mundur pasukannya."
"Jadi kalian menarik kesimpulan bahwa itu adalah hybrid?"
"Ya."
"Jangan lebih dulu mengambil kesimpulan."
Ujar Leia seraya bersiul dan tak lama setelahnya muncul seekor elang raksasa yang hinggap di lengan sang dewi.
"Richard, kau sudah mendengar semuanya bukan? Maka sampaikan pesan ini pada Ares."
Ucap Leia sembari menghembuskan asap berwana keemasan yang masuk begitu saja ke dalam unggas sang elang. Senyum tipis terukir di bibir Leia begitu ia kembali menerbangkan salah satu penyampai pesan favoritnya.
Dilain tempat, Ares yang tengah terduduk di sofanya sembari menopang dagu dengan telapak tangannya tersadar dari lamunan tat kala kaca jendela kastilnya di ketuk dengan keras berulang kali.
"Ck.. Elang itu selalu tak memiliki sopan santun."
Decak Ares yang mulai bangkit dan berjalan mendekat. Membuka kaca jendelanya dan membiarkan sang elang masuk dan berdiri di atas meja ruang tamunya.
"Kau tau jika tempat itu bukan untuk duduk tuan."
Protes Ares yang lebih memilih mengalah seraya duduk kembali di sofanya. Mereka saling mengunci pandangan dan Richard kemudian membuka unggasnya. Kembali mengeluarkan pesan yang Leia titipkan padanya. Tak lama senyum tersungging di bibir pria itu tat kala menangkap maksud dari pesan yang Richard sampaikan.